Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UAS Raih Doktor di Sudan, Warga NU Tunggu Buku Disertasinya soal Mbah Hasyim Asy'ari

Wednesday, December 25, 2019 | 11:33 WIB Last Updated 2019-12-25T04:43:47Z




SURABAYA (DutaJatim.com) - Ustadz Abdul Somad (UAS) mencuri perhatian masyarakat--khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU)-- saat meraih gelar doktor di Oumdurman Islamic University, Sudan, Selasa 24 Desember 2019. UAS lulus dengan predikat mumtaz atau cumlaude.

Warga NU pun banyak menyambangi akun Instagram @sahabatuasofficial, Rabu, 25 Desember 2019, untuk melihat disertasi UAS yang ternyata membahas peran pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Muhammad Hasyim Asy'ari. Judul disertasi UAS adalah "Kontribusi Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy'ari Dalam Penyebaran Hadits di Indonesia".

Sidang doktor UAS digelar di Ruang Sidang Kantor Lembaga Riset Oumdurman Islamic University. Bertindak selaku supervisor adalah Syaikh Dr Omar al-Ma'ruf Ali. Lalu, sebagai eksternal examiner yakni Ketua Jurusan Hadits di International University of Africa, Syaikh Dr Haidar Idrus Ali. Untuk internal examiner yaitu Syaikh Dr Iwadh al-Karim Husain Miraf yang juga Guru Besar Hadits Oumdurman Islamic University.


Dalam akun Instagram itu ditampilkan sejumlah foto terkait proses sidang doktor UAS. Selain itu, ada ucapan terimakasih kepada sejumlah pihak seperti Duta Besar RI di Sudan, Rossalis Rusman Adnan serta keluarga besar KBRI Khartoum. 

Ada juga ucapan terimakasih untuk pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulul Rejoso Peterongan Jombang, Jawa Timur, Muhammad Afifuddin Dimyathi karena mengirimkan kitab-kitab Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari. 

UAS sejak Agustus 2018 mulai melanjutkan studi strata tiga (S3) di Sudan. Saat itu, UAS masih sebagai tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau. Saat ini, status UAS sudah mundur sebagai dosen UIN Suska.

Tidak mudah, memang, bagi UAS untuk menuntaskan jenjang pendidikan S3 ini. Apalagi dia termasuk muballigh super sibuk berceramah keliling Indonesia. Namun berkat kesungguhannya dalam menyelesaikan studinya ini, UAS pun akhirnya lulus dengan predikat terbaik. 

Warga NU banyak berharap disertasi UAS ini segera menjadi buku sehingga mereka bisa ikut mempelajarinya. "Kapan jadi buku Ustadz,” komentar warganet, Rabu (25/12/2019).

Selain mengucapkan terimakasih kepada Drs Rossalis Rusman Adnan, MBA Duta Besar RI di Sudan dan Ibu serta keluarga besar KBRI Khartoum, dia juga berterima kasih kepada Dr KH Muhammad Afifuddin Dimyathi, Lc, MA yang telah mengirimkan kitab-kitab Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy'ari dan Dr Zul Ikromi dan Budi yang telah mengurus pendaftaran ke Sudan. Lalu Ustaz Zulkifli yang membantu urusan selama di Sudan. "Kepada para sahabat yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih yang tak terhingga kepada semuanya,” tulis UAS.

Seperti kita ketahui, mubaligh kelahiran Asahan, Sumatera Utara, itu sejak Juli 2019 harus meninggalkan tanah kelahiran, Indonesia. Ia tinggal di Khartoum, Ibu Kota Sudan, untuk melanjutkan pendidikan tinggi pada Omdurman Islamic University (OIU).

Hal itu karena UAS sudah terdaftar di OIU sejak November 2017. Sementara itu, pihak kampus sudah menetapkan, tiap mahasiswa S-3 harus mengikuti sidang disertasi selambat-lambatnya dua tahun setelah terdaftar sebagai mahasiswa.

Oleh karena itu, UAS mengaku sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Saat itu, lanjut dia, disertasinya sedang dalam proses untuk siap dibawa ke sidang. “Akan disidangkan pada Desember 2019, insya Allah,” begitu kata UAS kepada republika.co.id di Jakarta beberapa waktu lalu.


Soal topik disertasinya tentang Mbah Hasyim, alumnus S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) itu mengungkapkan, dirinya sangat tertarik menelaah ketokohan dan pemikiran ulama-ulama nusantara. Di antaranya adalah sang pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yakni Hadratus Syekh KHM Hasyim Asy’ari. UAS meneliti legasi yang dihasilkan kakek Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu dalam bidang hadits. Bidang keilmuan hadits dipilihnya karena itulah yang ditekuni UAS dalam kariernya sebagai akademisi.

Pengagum Mbah Hasyim

Guna menuntaskan studi S-3, UAS harus mengundurkan diri, bukan sekedar mengambil cuti mengajar dari almamaternya, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Riau. Biaya studi UAS ditanggung Yayasan Tafaqquh Study Club Pekanbaru. Di negeri Benua Afrika itu, dia memperdalam ilmu Al Suhnah wa Ulumul Hadits.

Di UIN Suska Riau pun UAS diketahui mengajar mata kuliah ilmu hadits. Demikian pula bidang keilmuan yang digelutinya selama studi S-1 di Universitas Al Azhar Mesir dan S-2 di Dar al-Hadith al-Hasaniyyah Maroko.

Mengenai sosok KH Hasyim Asy’ari, UAS — seperti halnya alim ulama Nusantara — memang mengagumi sang pencetus Resolusi Jihad 1945 itu. Dalam suatu kesempatan ceramah baru-baru ini, dai yang kini berusia 42 tahun itu menuturkan betapa hebat keteladanan dari Kiai Hasyim Asy’ari.
Meskipun dalam keadaan sakit, Hadratus Syekh tetap menjalankan shalat berjamaah. Di Pesantren Tebu Ireng, UAS menceritakan, suatu ketika Kiai Hasyim Asy’ari mengalami demam panas. 

Beberapa santri menyarankan agar gurundanya itu melaksanakan shalat di rumah saja. Sebab, kondisi badan sang kiai panas, belum lagi usianya yang sudah sepuh. Karena itu, para santri memandang Kiai Hasyim sudah bisa memperoleh keringanan sesuai syariat.

“Apa kata Hadratus Syekh? Beliau mengatakan ‘Api neraka jauh lebih panas dari pada demam panas yang sedang aku rasakan ini’,” kata UAS di hadapan hadirin Masjid Al Madina, Parung, Bogor, Jumat (9/8/2019) lalu.

Begitu besarnya rasa syukur Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari atas nikmat Allah SWT. Akhirnya, para santri dengan penuh perasaan harus membopong gurunda mereka itu untuk memimpin shalat berjamaah di masjid. Subhanallah!

Menunggu Buku Mbah Hasyim


Komentar warganet, khususnya warga NU atas sukses UAS ini terus memadati akunnya. Rata-rata mereka berharap UAS sesegera mungkin menerbitkan buku tentang ‘Kontribusi Mbah Hasyim dalam Penyebaran Hadits di Indonesia" itu.

@Desi menulis: Kapan bukunya tebit Ustad? Saya sangat terharu… 
Ada juga yang menulis: Aku tidak pernah mencarimu dan kamu tidak pernah mencari aku, tetapi, Allah yang mempertemukan kita. @Atim 888 menyertakan komentar dan berharap Allah menurunkan berkah: Ya Allah hamba memohon kepada mu amanah yang engkau berikan kepadaku 4 putra putri kami sedikit kesolehan UAS kepada mereka.

@Fulan: Assalamualaikum UAS, alhamdulillah dengan seringnya saya mendengarkan tausiyah2 agama kini saya semakin istiqomah. @Siti Ghazian Noor:  Baik bangat Ustaz ABDUL SAMAD semoga pjg umur dn sentiasa dirahmati Allah aamiin. @Suhada Arsyad: tidak mengenal lelah ustadz Abdul Somad.Lc.Ma . untuk menyiarkan kebenaran islam.semoga selalu diberi kesehatan Aminn. @nihz: Kapan berkhidmat di NU? Kami menunggu perjuanganmu menata NU demi kemaslahan umat, Ustad. (hud/duta.co)


Foto: portal-islam.id






No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update