Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Roadmap Disperpusip Wujudkan Pamekasan Kabupaten Literasi: Potensi Besar, Sarat Prestasi, Hingga Dukungan Pimpinan Daerah

Wednesday, October 7, 2020 | 20:09 WIB Last Updated 2020-10-07T13:23:20Z

 

Bupati Badrut Tamam dan Pramajaya saat menyampaikan Roadmap Disperpusip Menuju Pamekasan Kabupaten Literasi.



Pamekasan jadi yang pertama di Madura menyatakan segera menjadi kabupaten literasi. Cita-cita ini sudah digaungkan sejak 2019 lalu. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) setempat telah menyusun Roadmap menuju cita-cita tersebut. Apa saja potensi yang dimilikinya, bagaimana kiat yang akan dilakukan?  Berikut penuturan Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pamekasan Drs Pramajaya MPd, kepada wartawan DutaJatim.com di Pamekasan, Masdawi Dahlan.



DALAM arah kebijakan pembangunan Kabupaten Pamekasan tugas Disperpusip ada dua yakni meningkatkan minat dan indeks baca daerah dan status kinerja Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) dalam hal ini bagaimana perpustakaan dan kearsipan itu meningkatkan kualitas data kelola kearsipan daerah. 


Dalam arah pembangunan daerah Pamekasan untuk mewujudkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, Disperpusip memiliki dua tugas pada pengemban misi pertama dan ketiga dari lima misi Bupati dan Wabup, yakni meningkatkan minat baca indeks baca daerah dan status kinerja LPPD. 


Disperpusip tidak bisa bekerja sendirian, berkait erat dengan tugas dan kewenangan dinas sectoral dan instansi vertical lainnya. Jika ingin meningkatkan minat baca, itu berkaitan dengan kegiatan literasi dan literasi itu ada di Dinas Pendidikan, Kemenag, ada di SMK dan SMA yang di bawah Koordinasi Cabang Dinas Jawa Timur, di Pamekasan. 


Semuanya harus berseiring sejalan mewujudkan peningkatan minat baca di Pamekasan. Oleh sebab itu dalam Roadmap Dinas Perpustakaan dan Kearsipan melibatkan para pihak untuk bersama-sama mewujudkannya. 


Disperpusip Pamekasan sebenarnya memiliki banyak prestasi tingkat regional maupun nasional yang menjadi kekuatan untuk mewujudkan cita cita itu, diantaranya  Perpustakaan Daerah Pamekasan sudah terakreditasi A, nilai SAKIP juga sudah A. Juga berkali kali terpilih menjadi perpustakaan terbaik tingkat nasional. 

Perpustakaan Pamekasan tidak berangkat dari nol mewujudkan mimpi itu. Karena sudah punya sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Kini sudah melayani anak-anak milenial, memberikan layanan dengan mudah cepat dengan menggunakan sim digital dengan layanan berbasis digital yang namanya e-maos dan o-pad. 



Anak-anak yang mencari browsing judul judul buku, cukup dari rumahnya atau sekolahnya, sehingga tinggal klik saja buku yang dibutuhkan untuk peminjaman. Kedepan tinggal menyampaikan informasi ke sekolah, perguruan tinggi, sehingga mereka itu mencari buku cukup dari kampus masing masing. 


Peluang mewujudkan Pamekasan sebagai kabupaten literasi memiliki banyak celah, misalnya,  Pamekasan sudah punya tagline Pamekasan sebagai Kota Pendidikan. Yang kedua, punya tagline Pamekasan Hebat. Disperpusip ini menghebatkan Pamekasan melalui tugas pokoknya. 


Saat ini masih ada kelemahan untuk menjadi sebuah kabupaten literasi. Kantor Perpustakaannya masih kecil, tidak ada parkir yang memadai. Tidak representative untuk dikatakan sebuah kantor Perpustakaan yang akan menjadi kabupaten literasi. 


Mulai tahun lalu ada peluang berupa reward dari pemerintah pusat Perpusnas berupa bantuan anggaran sebesar Rp 10 milyar. Hingga kini belum tereksekusi karena membutuhkan syarat kesiapan Pemkab menyediakan lahan dan dana pendukung untuk perencanaan pengawasan.


 Ternyata kini Bupati Pamekasan Badrut Tamam sudah mengatakan siap untuk memenuhi itu. 


Kelemahan kedua adalah mewujudkan penambahan koleksi judul buku dengan rumus 0.25 persen pertahun perjudul buku. Untuk membiayai itu mungkin berat. Telah ada upaya  melakukan berbagai strategi salah satunya bagaimana membuat gerakan donasi buku dan di Pamekasan. Banyak komunitas yang berminat mendonasikan buku. 


Yang kedua, bekerjasama dengan perguruan tinggi, dengan  lembaga lembaga lain mewajudkan agar setiap produk karya ilmiah perguruan tinggi, dosen, jurnal, itu ada kewajiban dari mereka untuk menyerahkan karyanya itu ke Perpustakaan Daerah. Disamping itu tetap berusaha untuk mengusulkan bantuan DAK pusat penambahan koleksi buku. 


Berikutnya untuk mewujudkan sebuah kabupaten  literasi harus mulai diwujukan banyaknya pojok pojok baca tempat baca di tempat umum, adanya perpustakaan desa, perpustakaan di kecamatan, pojok baca di masing masing dinas lembaga. Saat ini ada tapi masih belum massif perlu memasifkan keberadaannya.



Termasuk pojok baca yang ada di tempat umum, saat ini sudah ada, misalnya pojok baca yang ada di rumah sakit, pojok ada di Mall Pelayanan Public, di sekretariat daerah dan di Polres. Hanya saja kelemahannya tidak diurus serius, akibat lemahnya kompetensi pengelolanya. Perlu dorongan pimpinan instansi untuk mengangkat secara khusus pengelola dan memberikan insentif.


 Di Pamekasan juga banyak pegiat literasi, komunitas baca dan menulis. Mereka bergerak sendiri, perlu difasilitasi duduk bersama memadukan gerak. Mereka diharapkan bisa mengembangkan kader, jangan berkonsentrasi di kota saja, tetapi diharapkan mampu menciptakan kader di pelosok, sehingga banyak tercipta komuntias literasi.


Kedepan juga harus berfikir persiapan penyediaan fasilitas buku digital, sementara ini masih beri layanan buku yang manual. Kedepan ingin layani anak milenial dan turunannya yang sudah berada dalam era digital, hidupnya didunia internet. Maka layanan kedepan harus berbasis internet.  


Buku-buku sudah mulai dipikirkan dialih mediakan. Yang diprioritaskan sementara ini buku naskah kuno yang sudah mulai langka. Ini diprioritaskan dialihmediakan, karena memang sudah sulit untuk dipinjam, fisiknya mulai lapuk. Kalangan milenial nanti juga bisa saja tak harus datang ke Perpustakaan, mereka bisa diberi link akses. 


Kalau semua komponen sudah bisa menunjukkan kepantasan Pamekasan sebagai sebuah kabupaten literasi, akan menambah rasa percaya diri untuk mendeklarasikan sebagai kabupaten literasi. Keinginan kita itu paling lambat 2023, akhir tahun kepemimpinan Bupati Badrut Tamam dan Wakilnya, Raja’e. (*)








No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update