Tim Kemenag berdialog dengan jamaah umrah di Arab Saudi. |
JEDDAH (DutaJatim.com) - Calon jamaah umrah harus lebih bersabar lagi. Hal ini karena cobaan dari Allah SWT berupa musibah Corona belum sepenuhnya berakhir baik di Indonesia maupun di Tanah Suci. Bahkan, sebanyak 13 jamaaah umrah asal Indonesia diketahui positif Covid-19 saat tiba di Tanah Suci sehingga prosesi ibadah umrahnya sedikit terganggu.
Lebih dari itu, akibat ditemukannya 13 jamaah umrah yang positif Covid -19 tersebut, Pemerintah Arab Saudi stop sementara atau menghentikan proses visa untuk Indonesia. Artinya, calon jamaah umrah yang belum memiliki visa harus menunggu lebih lama lagi untuk berangkat ke Makkah. Hal itu dilakukan Arab Saudi sebagai evaluasi penyelenggaran umrah untuk jamaah luar negeri di musim pandemi Covid-19 ini.
“Saat ini Pemerintah Arab Saudi sedang menutup proses visa dalam rangka melakukan evaluasi dan pengaturan terhadap penyelenggaraan ibadah umrah bagi jamaah Indonesia,” kata Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Oman Fathurahman, dalam keterangannya seperti dikutip dari laman kemenag.go.id, Selasa (17/11/2020).
Kemenag sendiri sudah mengirim tim ke Arab Saudi untuk melakukan pengawasan atas penyelenggaraan umrah. Selama berada di Saudi, Tim dari Kemenag bertemu dan berkoordinasi dengan Kementerian Haji dan Umrah serta pihak lain yang terkait di negeri Kerajaan itu.
Baca Berita Terkait: Banyak Jamaah Positif Covid-19, Kemenang Kirim Tim ke Arab Saudi
Berdasarkan hasil pengawasan, Kemenag meminta Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) untuk melakukan persiapan secara lebih komprehensif terkait penyelenggaraan umrah di masa pandemi, termasuk dalam sosialisasi dan edukasi jamaah.
“PPIU yang akan memberangkatkan jemaah umrah pada masa pandemi covid-19, harus mempersiapkan jemaahnya. Kuncinya edukasi. Jadi PPIU harus berikan edukasi secara intensif dan terperinci terkait prosedur pelaksanaan ibadah umrah saat pandemi,” kata Oman di Jeddah.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi pada 1 November 2020, memberi izin kepada jamaah dari luar negaranya untuk menyelenggarakan umrah. Indonesia mendapat kehormatan menjadi yang pertama, selain Pakistan. Total ada 359 jamaah umrah asal Indonesia yang terbang ke Arab Saudi dalam tiga fase keberangkatan tanggal 1, 3, dan 8 November 2020 .
Berikut SOP yang ditetapkan Pemerintah Saudi saat jamaah melaksanakan ibadah umrah:
1. 72 jam sebelum berangkat, jamaah wajib melakukan SWAB/PCR dengan hasil negatif.
2. Sampai di Arab Saudi, jamaah dikarantina di hotel selama tiga hari.
3. Saat proses karantina berlangsung, jamaah dilakukan SWAB/PCR ulang oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Jika negatif, jamaah diizinkan beribadah umrah. Jika positif, jamaah harus melanjutkan isolasi mandiri di hotel yang sama, hingga hasilnya negatif.
4. Saat akan beribadah umrah dan salat lima waktu, jamaah wajib input data dalam aplikasi etamarna dan tawakkalna.
5. Pelaksanaan ibadah umrah hanya sekali dalam satu fase keberangkatan jamaah dari Indonesia.
6. Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno Hatta menerapkan protokol kesehatan bagi jamaah umrah yang datang dari Arab Saudi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia. (gas)
No comments:
Post a Comment