Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Diaspora Indonesia Bawa Panci-Centong Ikut Rayakan Kemenangan Biden-Harris: Ini The Power of Emak-emak

Sunday, November 8, 2020 | 19:47 WIB Last Updated 2020-11-08T13:12:04Z




PHILADELPHIA (DutaJatim.com) -
Diaspora Indonesia di Amerika Serikat (AS) ikut meluapkan kegembiraan atas kemenangan Joe Biden - Kamala Harris sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS. Mereka bersama warga lain ikut turun ke jalan dengan membawa  peralatan masak dari dapur untuk ditabuh secara beramai-ramai di jalanan. Kemenangan Joe Biden-Kamala Harris disambut dengan pesta rakyat yang sangat meriah.

Diaspora Indonesia Bawa Panci-Centong Ikut Rayakan Kemenangan Biden-Harris: Ini The Power of Emak-emak



Salah seorang diaspora asal Surabaya di Kota Philadelphia, negara bagian Pennsylvania, Melkysedek Tirtasaputra, yang kebetulan tengah berada di jalan menyaksikan langsung masyarakat yang merayakan kemenangan Biden - Harris. Termasuk para WNI di kota tersebut.


"Luar biasa. Ini the power of emak-emak. Ibu-ibu dan bapak bapak membawa peralatan masak seperti panci dengan centong atau baskom dengan spatula kayu untuk membuat bunyi-bunyian  sebagai sorak kemenangan. Bisa check juga sekilas liputan live saya di FB Melkysedek Tirtasaputra," kata Melky yang pernah tinggal di Surabaya kepada DutaJatim.com Minggu 8 November 2020 malam.

"Diaspora Indonesia banyak juga yang turun ke jalan bahkan ada yg bawa bambu galah dengan membawa tulisan ttg kemenangan Biden.  Utk pukul panci sudah menjadi tradisi yg saya tahu budaya di Phila bahkan bagi kalangan warga amerika sendiri," katanya.


Melky yang juga seorang pendeta di Kota Philadelphia mengatakan, kegembiraan masyarakat itu sekaligus harapan mereka kepada presiden dan wakil presiden yang baru. Khususnya harapan terhadap Kamala Harris.


"Secara umum menurut saya, bila melihat pribadi tunggal seorang Joe Biden secara politik kurang ada nilai jualnya tetapi ketika Kamala Harris yang semula mengkritik tentang Joe Biden lalu berubah bergabung dan mendukung Joe Biden, pasti ada suatu alasan yang  mengubahnya. Alasan yang kuat. Ditambah dengan latar belakangnya dari India-Amerika, dari kalangan berwarna dan minoritas diharapkan mewakili dan menyuarakan suara dari para immigrant," kata Melky.


Kamala Harris memang mengukir sejarah seperti halnya Barrack Obama saat menjadi Presiden AS. Sebab, Kamala Harris adalah seorang wanita pertama dari keturunan India yang sukses menjadi wakil presiden negeri adi daya itu.


" Ini pertama dan sejarah yang baru, sama halnya ketika Barack Obama sebagai Presiden pertama dari kalangan berwarna, diharapkan jejaknya akan seperti Obama ditambah dengan naluri emak. Power of emak-emak," katanya sambil tersenyum. 


Dikatakan, Philadelphia sebagai kota “diversity”yang boleh dikatakan 80% melakukan pemungutan suara melalui  surat atau mail, mayoritas mendukung Biden. Karena itu, ketika diumumkan angka Joe Biden  menembus angka 270, orang pun berduyun-duyun turun ke jalan marayakan kemenangan itu. 


Kemenangan Joe Biden - Kamala Harris menjadi kemenangan masyarakat dan demokrasi. Karena itu masyarakat gembira bersama.


Bukan hanya di Philadelphia.  Sorak sorai, nyanyian, tarian, bunyi klakson bahkan suara pukulan panci dan wajan mewarnai perayaan Washington DC, New York, Miami, Denver, Austin. Philadelphia memang jadi kunci kemenangan Biden. Di sana orang-orang berbondong-bondong turun ke jalan untuk berpesta dengan kopi maupun cocktail.


Sebuah spanduk dipasang bertuliskan: "Good Things Happen in Philadelphia [Hal-hal baik terjadi di Philadelphia]." Bahkan ada seorang perempuan berteriak "Biden town! [Kota Biden]."


"Orang-orang mengatakan ini protes damai. Tidak, ini adalah perayaan yang menggembirakan," ujar Chris Halt saat berkendara melintasi kota, mengutip dari CNN.


Kegembiraan pun dirasakan Robert Nunez. Ia mengaku sempat menangis saat mengetahui kepemimpinan Trump akan segera berakhir. Nunez bersama keluarganya merayakan kemenangan Biden dengan berkendara sembari berteriak.
"Mimpi buruk empat tahun sudah berakhir," ujarnya.


Sementara itu di New York City, orang-orang berkumpul di luar Trump International Hotel and Tower. Mereka berteriak: "Jangan lagi Trump!"


Di Brooklyn, kerumunan memadati sekitar Barclays Center. Grand Army Plaza ditutup karena ratusan orang mengenakan topeng, berdiri sembari membawa poster bertuliskan, "Best Break Up Ever [Perpisahan terbaik yang pernah ada]."


Di Chicago, orang-orang menghelat perayaan di luar Trump Tower. Perayaan diwarnai dengan sorak sorai, gering bel, bunyi klakson plus sampanye. Luapan kegembiraan pun terasa di Austin. Kubu Demokrat bersukaria sementara pendukung Trump hanya berkumpul di sisi jalan.


Di sisi lain, Florida memang tidak memenangkan Biden. Namun pendukungnya berbodong-bondong ke Cafe Versailles. Di sana mereka membunyikan klakson dan melambaikan tangan ke luar jendela. 'Gano Biden' atau 'Biden Menang', teriak seorang pria.


Di Denver, Skyler dan Ainsley Tarr menikmati sampanye untuk merayakan kemenangan Biden di teras rumah mereka.

"Kami sangat gembira. Demokrasi terselamatkan. Kami kembali, sayang. Ini hari yang baik," kata Skyler. (gas/cnni)


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update