Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Trump Tak Layak Dibela, Ini Alasan Imam Shamsi Ali

Monday, November 9, 2020 | 09:51 WIB Last Updated 2020-11-09T02:53:23Z

SURABAYA (DutaJatim.com) - Seperti biasa, diaspora Indonesia ikut terbelah, dalam menyikapi hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang dimenangkan oleh pasangan capres dan cawapres Joe Biden - Kamala Harris. Seperti di Indonesia, terkadang kubu-kubuan antarpendukung capres bisa berbuntut dendam yang berkepanjangan atau bila tidak boleh disebut dendam kesumat. 


Persis di Indonesia, di mana hingga sekarang antara pendukung Jokowi dengan pendukung Prabowo masih saja belum akur meski rivalitas dua capres itu sudah selesai sebab Prabowo Subianto sekarang menjabat sebagai Menhan di Kabinet Indonesia Maju-nya Presiden Jokowi. Padahal dendam itu tidak baik. Apalagi dendam tidak jelas jluntrungnya. Tidak jelas motifnya. Apalagi soal politik. Lebih dari itu ini politik di Amerika.


Betapa tidak, masing-masing pendukung capres masih belum bisa melupakan sisa-sisa rivalitas pilpres. Apalagi pilpres 2020 baru saja digelar Selasa lalu atau belum genap sepekan. Dukungan itu terlihat di akun media sosial para diaspora. 




Hany Desiyanti, diaspora Indonesia di kota Philadelphia, menyebut rivalitas antar dua kubu capres memang sulit dihilangkan. Sama seperti di Indonesia. Yang menarik, pendukung Trump juga dikucilkan sebab dianggap aneh mengingat Trump membenci imigran. "Itu info dari teman-teman. Sedang bagi saya sendiri berteman dengan semua orang, apalagi sama-sama WNI, tidak boleh bermusuhan," katanya kepada DutaJatim.com. 


Hingga saat ini pendukung Trump belum bisa menerima kekalahan. Seperti Trump, mereka menganggap pilpres belum selesai. Artinya, Biden-Harris belum jadi pemenangnya. Trump sendiri mau membawa perkara sengketa pilpres ini ke Mahkamah Agung. Yang menarik, ada di antara diaspora Indonesia yang larut dalam aksi dukung mendukung itu. 


Karena itu, khususnya untuk pendukung Trump dari kalangan muslim, Imam Shamsi Ali membagikan video yang berisikan sikap Trump yang cenderung memojokkan muslim dan Islam. Artinya, Trump memang tidak layak didukung. Apalagi dibela di saat kondisinya sudah kalah dalam pilpres. 


"Untuk Anda yang masih menilai Trump lebih baik dari Biden, silakan dengar ini (video yang dishare di media sosial, red.). Video ini Sudah lama. Hanya mengingatkan kembali. Juga ingat Muslims Ban.  Jika Macron (Emmanuel Macron presiden Prancis, Red.)  diprotes di berbagai belahan dunia karena mengatakan Islam sedang mengalami krisis, Trump dari dulu sudah mengatakan demikian. Bahkan telah membuat aturan melarang orang Islam masuk Amerika.   Lalu anda masih membela Trump?" tulis Imam Shamsi Ali dalam video yang dibagikan ke Redaksi DutaJatim.com Senin 9 November 2020. (gas)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update