BIDUANITA Ashanty saat ini masih berjuang keras agar bisa sembuh dari COVID-19 yang diidapnya sejak 15 Februari 2021. Sempat menjalani isolasi mandiri di rumah, kini dia menjalani perawatan di rumah sakit karena kondisinya drop.
Khawatir terjadi komplikasi lantaran penyanyi 36 tahun itu juga mengidap autoimun, Anang membawa istrinya untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Bahkan, juri Indonesian Idol itu juga meminta Azriel dan satu asistennya menemani Ashanty di rumah sakit.
Yang rumit dari kondisi Bunda saat ini adalah penyakit autoimunnya. Karena bahaya kalau pasien autoimun terpapar COVID-19. Bisa jadi kompleks. Akhirnya ditaruh di rumah sakit, ditemani sama Ziel, kata Anang Hermansyah seperti dikutip dari channel YouTube The Hermansyah A6, Rabu (24/2/2021).
Sebelumnya, dokter sempat menyarankan agar Ashanty menjalani isolasi mandiri di rumah saja, lantaran kabut putih pada paru-parunya cenderung tipis. Namun, ibu empat anak itu kerap mengeluh sesak napas dan sulit tidur.
Anang Hermansyah mengatakan, awalnya cek paru-paru dilakukan di rumah sakit . "Orang yang kena COVID-19 kan banyak titik putih di parunya. Tapi bunda itu tipis. Jadi hari pertama disuruh isolasi mandiri saja dulu. Akhirnya kita pulang," katanya.
Namun selang 2 hari pulang dari rumah sakit, kondisi Ashanty kembali menurun. Itu bunda sampai dia bilang, Aku enggak kuat nih, gimana? Aku sesak banget, enggak bisa tidur. Wah itu di rumah panik semua. Hari itu juga langsung dilarikan ke rumah sakit.
Anang mengatakan kondisi Ashanty memburuk lantaran dia mengidap autoimun.
"Autoimun ini yang bisa trigger macam-macam. Trigger dipaksa ke rumah sakit dicek darah d-dimer-nya tinggi kekentalan darahnya sangat kental. Kalau ini nutupin saluran-saluran di pernapasan ini yang nggak bisa dikendalikan," tuturnya.
Pasien COVID-19 diketahui kerap diperiksa D-dimer-nya. Sebab, banyak pasien Corona yang mengalami pembekuan darah, salah satu pemicunya adalah reaksi imunitas. Kondisi ini juga bisa memicu penggumpalan darah atau trombosis di vena dan pembuluh darah balik yang mengalir ke jantung. Tak hanya itu, bisa berakibat fatal jika ada penyumbatan pembuluh darah dari jantung ke paru-paru.
"Parameter untuk memeriksa apakah ada gumpalan darah inilah D-dimer itu," jelas ahli jantung dr Vito A Damay.
Penggumpalan darah pada pasien COVID-19 umumnya diatasi dengan menggunakan pengencer darah khusus seperti antikoagulan. Antikoagulan ini bisa melarutkan bekuan-bekuan darah berbahaya akibat peradangan saat terpapar COVID-19.
Namun, dr Vito menjelaskan kondisi pembekuan darah atau adanya penggumpalan tak bisa diatasi dengan hanya minum air putih yang banyak. Perlu penanganan khusus terkait kondisi tersebut.
"Yang jelas penggumpalan dan pembekuan darah pada kasus COVID-19 memang dapat mengakibatkan venous thromboembolism dan pulmonary embolism yang fatal, dan obatnya jelas bukan dengan minum air yang banyak," tegas dr Vito. (det, wis)
No comments:
Post a Comment