NEW YORK (DutaJatim.com) - Musim panas di Amerika adalah musim liburan panjang. Anak-anak sekolah liburan panjang selama dua bulan penuh. Yaitu bulan Juli dan bulan Agustus. Masa kosong itu tentunya sering menimbulkan masalah sendiri bagi para orang tua.
Tradisinya di musim panas ini sebagian liburan musim panas. Ada yang kembali ke negara asal (kembali kampung halaman) menjenguk keluarga. Ada pula yang menggunakannya dengan melakukan liburan ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Sayang tidak semua bisa melakukan itu. Ada yang karena memang orang tuanya tidak bisa mengambil off (liburan). Ada juga karena memang dibatasi oleh kemampuan finansial. Tapi khusus tahun ini juga dikarenakan perjalanan jauh masih dibatasi oleh pandemi Covid 19.
Semua ini menjadikan hampir semua anak-anak yang libur panjang itu terpaksa tinggal di rumah. Masalahnya kemudian adalah apa dan bagaimana kegiatan atau keadaan ketika anak tinggal di rumah sedemikian lama?
Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation yang menaungi Pesantren Nur Inka Nusantara Madani, memberi gambaran bahwa anak-anak akan kecanduan media sosial. Karena itu, Imam Shamsi Ali menawarkan liburan di pesantren. Dan, seperti tahun-tahun sebelumnya, program ini disambut antusias masyarakat muslim dari berbagai negara.
"Saya tidak perlu menyebutkan semua konsekwensi negatif di saat anak-anak tinggal lama di rumah. Mungkin satu hal yang paling nampak (visible) adalah bahwa anak-anak akan semakin terjatuh ke dalam rangkulan media sosial. Tanpa disadari kecanduan media sosial adalah satu bentuk “addiction” (kecanduan) yang sangat berbahaya," katanya Jumat 25 Juni 2021.
"Saya juga tidak perlu mengelist bahaya kecanduan media sosial ini. Tapi secara sederhana dapat dilihat pada bagaimana keseriusan anak dalam hal-hal yang lebih penting dalam hidupnya. Tiada momen tanpa media sosial. Bahkan di saat terpisah dari media sosial anak-anak kita mengalami kegelisahan yang dahsyat," katanya menambahkan.
Semua itu, dan tentunya, masih banyak lagi menjadi alasan kenapa Pesantren Nur Inka Nusantara Madani mengambil inisiatif tahunan untuk membuka peluang bagi anak-anak kita mendapatkan kegiatan alternatif selama musim panas itu. Kegiatan itulah yang dinamakan “Special Summer Program” atau program khusus musim panas.
"Alhamdulillah tahun ini dalam waktu yang sangat singkat pendaftar melampaui batas kapasitas pondok pesantren ini. Hanya 45 peserta yang dapat diakomodir. Sehingga banyak yang kemudian ditempatkan dalam “waiting list” untuk diterima sekiranya ada peserta yang menarik diri," katanya.
Kegiatan ini selain akan dimaksimalkan bagi anak-anak peserta untuk menambah ilmu-ilmu agama, termasuk bacaan Al-Quran, memahami hadits, fiqh, sirah, dan lain-lain. Juga akan menciptakan suasana lingkungan yang berbeda bagi mereka. Dan semua itu dalam suasana yang menyenangkan (fun).
Tahun ini peserta datang dari berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Bahkan juga dari Kanada. Untuk para orang tua yang ingin mengambil manfaat dari program musim panas ini secara khusus disiapkan untuk mereka berbagai program di akhir pekan.
Tenaga pengajar atau para instruktur adalah para Ustadz yang memang punya keahlian pada bidangnya. Selain 4 tenaga pengajar tetap, tahun ini pesantren juga mendatangkan 7 Ustadz dari Indonesia. Termasuk beberapa tamatan Timur Tengah yang ahli pada bidang studi Islam.
Ketujuh Ustadz yang didatangkan itu selain untuk mengajar di pesantren juga untuk mengikuti program GLP atau Global Leadership Program khusus untuk para ustadz muda. Mereka akan dilatih untuk berdialog dengan non Muslim, ceramah dalam bahasa Inggris, dakwah ke non Muslim, dan lain-lain.
"Mohon doa dan dukungan semuanya. Semoga ikhtiar kita untuk mewujudkan pesantren di Amerika berjalan lancar dan diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Tekad dan niat kita terus melangkah hingga mimpi mulia itu terwujud. Insya Allah!," katanya. (gas)
KETERANGAN FOTO:
Persiapan di pesantren Nusantara Madani untuk kegiatan program pesantren Musim Panas tahun 2021.
No comments:
Post a Comment