Wiweko, Ketua AKD Kota Batu |
MALANG (DutaJatim.com) - Para kepala desa di Kota Batu antusias dan sangat yakin program ‘Manajer Desa Bank Mandiri’ mampu menghidupkan dan mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di desanya masing-masing. Pasalnya, Kota Batu saat ini tumbuh pesat menjadi daerah wisata yang selalu ramai dikunjungi masyarakat.
Demikian diungkapkan Ketua AKD Kota Batu, Wiweko, usai acara launching dan penandatangan MoU atau kerjasama ‘Manajer Desa Mandiri’, di Café Waren Intel Ropang Café, Jalan Bunga Coklat 1, Malang, Jawa Timur, Senin, 7 Maret 2022.
Menurut Wiko, panggilan akrab Wiweko, di desa-desa di Kota Batu saat ini tumbuh usaha mikro, kecil, dan menengah yang mendukung wisata di Kota Batu.
“Program ini sangat bagus. Masuknya Bank Mandiri akan menambah pilihan perbankan bagi masyakarat di desa-desa di Kota Batu. Sebab selama ini di desa imejnya hanya BRI, kini ada Bank Mandiri. Semoga pelaku UMKM dapat memanfaatkannya,”kata Wiko, yang juga Kades Oro-oro Ombo Kota Batu itu.
Menurut Wiko, di wilayah atau desanya terdapat tempat wisata, hotel dan rumah penginapan, di antaranya Batu Night Spectaculer (BNS). Selain itu juga para perajin dan penjual cenderamata. Adanya kredit usaha rakyat dari Bank Mandiri Desa, Wiko siap berusaha maksimal agar para pelaku UMKM dapat memanfaatkannya.
Hal itu sangat baik untuk menambah modal maupun pengembangan usaha. “Saya yakin adanya KUR hingga Rp 50 juta dari Bank Mandiri Desa, warga desa sangat diuntungkan. Selain itu, para kepala desa sendiri dapat memanfaatkan sebagai peluang usaha dan menjadi jaminan hari tua, saat tidak menjabat kepala desa lagi,” kata Wiko.
Hal senada juga disampaikan Suharto, Kepala Desa Sidomulyo, Kecamatan Kota Batu. Menurut Suharto, desanya memiliki ciri khusus dengan Gapura Desa yang bertuliskan ‘Masuk Kawasan Wisata Bunga Sidomulyo’.
Hilir mudik kendaraan mengangkut bibit tanaman dan bunga melintas di jalan desa. Letak Desa Sidomulyo pun tak jauh dari pusat Kota Batu dan merupakan salah satu sentra budi daya pertanian holtikultura, khususnya tanaman hias.
Suharto (paling kiri) bersama Kades di Kota Batu sedang mempelajari klausul kerjasama |
Desa Sidomulyo tak kalah memikat disinggahi. Hamparan tanaman hias beraneka jenis akan tampak sejauh mata memandang. Budi daya bunga tak hanya di kebun, tapi juga di pekarangan rumah dengan media polibag atau pot berbahan kantong plastik.
Selain itu, juga dalam green house atau bangunan berbahan plastik di dekat rumah maupun di perkebunan. Aktivitas paling sibuk di Pasar Bunga Sekarmulyo seluas 2,5 hektare dan Gelora Bunga seluas 4 hektare.
Jadi tempat budi daya sekaligus sentra perdagangan bunga yang dikelola Kelompok Tani Bunga. “Selain tanaman hias, di desa kami juga ada beberapa hotel dan banyak rumah penginapan,”kata Suharto.
Saat akhir pekan, banyak pelancong datang ke kebun maupun ke rumah – rumah warga. Sekedar berfoto maupun membeli beberapa pot bunga sebagai buah tangan. Bagi petani, kedatangan wisatawan biasa. Mereka memang bukan pembeli utama hasil pertanian bunga para petani.
“Kalau datang sekedar untuk berfoto atau bertanya tentang bunga ya silakan saja. Biasanya Sabtu dan Minggu banyak yang berkunjung,” kata Suharto. (bdh/gas)
No comments:
Post a Comment