Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Henri Nurcahyo: Perlu Survei dan Data untuk Beri Penghargaan Seniman-Budayawan

Thursday, April 25, 2024 | 05:19 WIB Last Updated 2024-04-24T22:19:10Z
Henri Nurcahyo


SURABAYA (DutaJatim.com) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan dana apresiasi tahunan masing-masing sebesar Rp 25 juta kepada 44 seniman penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) kategori Maestro Seni Tradisi. AKI adalah program pemberian penghargaan yang diselenggarakan Kemendikbudristek setiap tahun sebagai apresiasi pemerintah kepada pihak-pihak baik individu, komunitas maupun lembaga yang berprestasi dan/atau berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan.


Pengamat dan praktisi seni budaya, Henri Nurcahyo, menyambut positif  kebijakan Kemendikbudristek tersebut. Hal itu karena para maestro seni tradisi dan budaya tersebut telah mengabdikan dirinya untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan di Tanah Air.  


"Memang sudah seharusnya pemerintah memberikan penghargaan, lengkap dengan dananya, bukan hanya serifikat,  kepada seniman dan budayawan. Hal itu karena mereka telah mendedikasikan hidupnya untuk seni budaya. Apalagi sekelas Maestro Seni Tradisi yang sudah teruji kualitas dan pengabdiannya terhadap  jenis seni langka atau nyaris punah serta mewariskan keahliannya kepada generasi muda," kata Henri Nurcahyo kepada Global News, Rabu (24/4/2024) siang. 


Namun, menurut mantan wartawan Surabaya Post ini, seniman yang dapat digolongkan sebagai maestro seni tradisi ini sudah sangat langka. Jumlahnya tidak banyak karena banyak di antara mereka sudah meninggal dunia. Almarhum seniman Topeng Karimun dari Malang adalah salah satunya.


"Yang masih dapat diupayakan adalah kategori penghargaan yang lain yaitu Tanda Kehormatan dari Presiden, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Lembaga dan Perorangan Asing, Media, dan Anak. Karena itu, menurut saya gak banyak yang masuk kategori tersebut," katanya.


Untuk itu, pendiri komunitas seni budaya Brang Wetan ini mengusulkan agar Pemerintah atau pihak-pihak lain melakukan pendataan seniman atau budayawan yang dimaksud. Hal itu penting sebab mereka termasuk aset bagi negara. "Pendataan bisa dilakukan siapa saja, meski pemkab/pemkot atau pemprov punya kewajiban," katanya.


Pemprov Jatim sendiri, kata dia, juga sudah memberikan penghargaan kepada seniman budayawan. Namun Henri mengkritiknya sebab event itu tidak lagi seketat dulu.  

"Saya adalah konseptor penghargaan itu sejak tahun 1998, tetapi dalam perjalanannya saya amati seleksinya tidak ketat, bahkan tidak didahului dengan survey yang memadai," katanya.


Minimnya pendataan, kata Henri, membuat banyak event seni-budaya di Jatim tidak terpantau, tidak terdokumentasi, dengan baik. Akibatnya, event seni budaya di Jatim terkesan seperti berkurang. Begitu juga kaderisasi seniman.  "Gak sepi kegiatan. Kaderisasi juga berjalan. Cuma masalah pendataan aja. Banyak kegiatan yang tidak terpantau atau tidak terdata," katanya.


Sebelumnya Kemendikbudristek memberikan dana apresiasi tahunan masing-masing sebesar Rp 25 juta kepada 44 seniman penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) kategori Maestro Seni Tradisi.


“Penting untuk mendudukkan kembali urusan kebudayaan sebagai arus utama pembangunan dan dalam hal ini maestro seni tradisi memiliki peranan besar untuk mewariskan semangat dan pengetahuan kepada generasi muda,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid di Jakarta, Selasa (23/4/2025).


Maestro Seni Tradisi merupakan salah satu kategori AKI yang diperuntukkan bagi individu berusia di atas 60 tahun yang secara tekun dan gigih mengabdikan diri lebih dari 35 tahun pada jenis seni langka atau nyaris punah serta mewariskan keahliannya kepada generasi muda.


Selain dana apresiasi yang diberikan seumur hidup kepada penerima AKI kategori Maestro Seni Tradisi untuk mendukung aktivitas berkarya dan proses pewarisan seni tradisi, tahun ini Kemendikbudristek juga memberikan jaminan sosial melalui kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan.


Hilmar menuturkan perubahan sosial yang terjadi begitu cepat saat ini berpengaruh terhadap kelangsungan hidup seni tradisi yaitu jumlah orang yang berkecimpung di bidang seni tradisi semakin lama semakin berkurang. Menurut dia, seniman tradisi seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat serta dianggap hanya sebatas hobi dan bukan pekerjaan profesional sehingga pemberian jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk pengakuan negara.


"Negara mengakui bahwa seniman adalah sebuah profesi yang memegang peranan penting dalam pemajuan kebudayaan sehingga sudah sepantasnya mendapat perlindungan sosial dalam melaksanakan pekerjaannya," kata dia.


Dari total 71 seniman tradisi yang telah ditetapkan sebagai penerima AKI kategori Maestro Seni Tradisi sejak tahun 2007 sampai 2023, ada 44 orang yang saat ini masih hidup dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.


Kemendikbudristek pun mengajak seluruh pihak untuk berpartisipasi aktif dalam gelaran AKI 2024 agar program pemberian penghargaan ini lebih luas jangkauannya dan tepat sasaran. Tahun ini terdapat tujuh kategori penghargaan yaitu Tanda Kehormatan dari Presiden, Maestro Seni Tradisi, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Lembaga dan Perorangan Asing, Media, dan Anak.


Periode pengusulan calon penerima AKI 2024 telah dibuka sejak 5 Maret dan akan berakhir pada 10 Mei mendatang dengan informasi selengkapnya dapat diakses melalui laman anugerahkebudayaan.kemdikbud.go.id atau instagram anugerahkebudayaan.official. (gas/ant)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update