![]() |
Memotong tumpeng di HUT ke-2 PMM. |
Bukan hanya Petani Naga di Kab. Banyuwangi, petani milenial sekarang muncul di mana-mana, meski jumlahnya masih belum banyak. Benih yang ditanam di lahan regenerasi petani terbukti mulai tumbuh. Salah satunya Petani Milenial Madiun (PMM) yang tahun 2025 ini menargetkan jumlah anggotanya bertambah dari 400-an menjadi 1.000 orang.
Oleh Gatot Susanto
KETUA Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tulungrejo Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun, K.T. Raminto, prihatin, anak muda di desanya masih belum juga mau menjadi petani. "Saat ini pemuda di desa kami masih gak mau jadi petani," katanya, dengan nada sedih.
Padahal para petani yang ada usianya semakin tua. Bila demikian terus, maka siapa yang nanti meneruskan bercocok tanam menggarap sawah-ladang?
Keprihatinan Raminto cukup beralasan. Sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Sensus Pertanian 2023, jumlah petani muda di Bumi Kampung Pesilat itu hanya 15.411 orang atau 11,7 persen. Padahal jumlah keseluruhan petani setempat mencapai 131.504 orang. Sesuai UU No. 19/2013, Kementerian Pertanian (Kementan) membuat patokan usia petani milenial mulai 19-39 tahun.
Yang lebih mengkhawatirkan, masih mengacu data BPS per Desember 2023, tren usia petani semakin menua. Pada Februari 2023, sekitar 58 persen tenaga kerja pertanian berumur 45 tahun ke atas. Tren penuaan usia para petani tersebut berlanjut hingga akhir 2023.
Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 menemukan terjadinya peningkatan proporsi pengelola Usaha Pertanian Perorangan (UTP) berumur di atas 55 tahun dan penurunan proporsi petani berumur di bawah 44 tahun dibandingkan survei pertanian pada 2013.
Secara rinci, penambahan proporsi pengelola UTP untuk kelompok umur 55-64 tahun adalah 3,19 persen atau bertambah dari 2013 yang berjumlah 20.01 persen menjadi 23.20 persen. Penambahan proporsi juga terjadi pada kelompok umur di atas 65 tahun yang meningkat dari 12,75 persen menjadi 16,15 persen.
Penurunan proporsi terjadi pada kelompok umur 35-44 tahun dari yang sebelumnya mencapai 26,34 persen turun menjadi 22,08 persen. Begitu juga dengan pengelola UTP rentang usai 25-34 tahun yang turun menjadi 10,34. Lalu kelompok umur 15-25 tahun yang hanya 1,24 persen dan kelompok umur 45-54 tahun yang turun menjadi 27.09 persen.
Padahal sekarang sektor pertanian sangat menjanjikan. Sama seperti anggota PANABA di Banyuwangi, Petani Milenial Madiun (PMM) pun sudah merasakan hasilnya. Maka, sekarang ada tren positif, pelan tapi pasti, jumlah petani muda semakin bertambah. Kini PMM harus lebih aktif lagi melakukan sosialisasi.
Untuk itu Ketua Petani Milenial Madiun, Agus Winoto, menegaskan pentingnya regenerasi petani khususnya di PMM. Tujuannya agar generasi muda tahu pentingnya memanfaatkan lahan sempit tapi bisa menghasilkan pendapatan setara dengan mengolah lahan-lahan luas.
"Selain itu dapat pula berkolaborasi dengan beberapa elemen, salah satunya Dinas Pertanian dan Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, serta Dinas Perdagangan Koperasi UMKM Kab. Madiun dan lain-lain. Termasuk swasta di mana kami juga sudah komunikasi dengan Pupuk Indonesia (PI) atau Petrokimia, tapi karena produknya rata-rata kimia kami belum bekerja sama. Semoga nanti bisa kerjasama dengan PI," kata Agus.
Dia berharap ke depan dunia pertanian dan peternakan bisa menjadi ladang pekerjaan yang baik sehingga banyak diminati generasi muda. Tujuannya agar mereka tidak lari dari Bumi Pertiwi.
"Harapan kami di PMM, para pemuda bisa mengembangkan celah-celah, khususnya di bidang pertanian, yang dapat dijadikan nilai ekonomis yang tinggi. Mampu berkolaborasi, mampu support pemerintah, mampu mandiri, dan bisa bermanfaat buat masyarakat sekitar," katanya.
Agus pun optimistis anggota komunitasnya yang sekarang 453 orang akan bertambah menjadi 1.000 orang tahun ini. Sebab hasil dari pertanian tidak kalah dari profesi lain seperti sebagai karyawan toko atau buruh pabrik di kota.
Agus memberi contoh dirinya menanam hortikultura untuk jangka waktu 70 hari bisa mendapatkan Rp6 juta. Dia memanfaatkan lahan di halaman rumahnya untuk bercocok tanam. Lahan seluas 400 meter persegi digunakan untuk menanam berbagai tanaman sayuran, seperti cabai, mentimun, dan tomat. "Hasilnya kalau itungannya UMR (upah minimum regional) Madiun, sudah cukup,” katanya.
Hal sama dikatakan Irwan Budiyanto. Ketua PMM 2023-2024, ini yakin jumlah petani muda akan terus bertambah seiring semakin majunya dunia pertanian. Untuk itu, hadirnya petani muda bisa menjadi motor penggerak keberlanjutan pertanian di Tanah Air. Regenerasi petani mutlak dilakukan mengingat program Presiden Prabowo Subianto terkait swasembada dan ketahanan pangan harus mendapat dukungan semua pihak. Selain Pemerintah, dan swasta juga generasi mudanya.
"Alhamdulillah, petani milenial antusias menggeluti dunia pertanian. Jumlah anggota di karesidenan Madiun saat ini 400-an orang. Dan kami tergetnya tahun 2025 ini bertambah menjadi 1.000 orang," kata Irwan Budiyanto, yang sekarang menjadi penasihat PMM, kepada Global News dan DutaIndonesia.com, Rabu (12/2/2025).
Antusias petani muda, kata dia, terlihat saat peringatan HUT ke-2 PMM Jumat (31/1/2025) lalu di Pendopo Muda Graha Madiun yang ditandai pemotongan tumpeng oleh Ketua PMM, Agus Winoto, diberikan kepada Pj Bupati Madiun, Ir. Tontro Pahlawanto, disaksikan oleh Forkopimda, anggota dewan, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Sumanto, SP, MMA, Rektor UNMER Madiun, OPD terkait, HIPMI dan ratusan petani milenial.
"Rangkaian acara HUT PMM mulai 7-8 Januari, karena temanya penghijauan, ada penanaman ratusan pohon di daerah dekat mata air Ngranget Dagangan dan di Desa Kare, kerjasama dengan kelompok tani, dinas pertanian,dan kehutanan. Kami 400-an anggota bersama menanam pohon. Terkait anggota, target kami tahun 2025 ini bertambah menjadi 1.000 anggota," katanya.
Irwan menjelaskan para petani muda mendeklarasikan PMM tahun 2023 sebagai tempat mereka mencari informasi soal pertanian hingga menampilkan aktivitasnya. Bidang pertanian yang mereka geluti juga luas. Ada pertanian pangan, ada yang khusus herbal, ada peternakan, perikanan, dan lain-lain. "Lengkap. Saya sendiri sebagai ketua pertama tahun 2023 -2024. Awalnya tahun 2021, ada program Dinas Pertanian dan Perikanan sosialisasi ke petani muda, setiap dua-tiga kecamatan dikumpulkan jadi satu. Saat itu dua tahun kita keliling di Madiun, dan dengan kesadaran sendiri kita mendirikan PMM pada 7 Januari 2023 dengan sepengetahuan Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Madiun. Setelah berjalan kita aktif mengikuti kegiatan yang diadakan pemda maupun swasta," katanya.
Selanjutnya, kata dia, PMM aktif mendaftarkan produk-produk petani sendiri. Mulai produk olahan maupun mentah, lewat Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kab. Madiun. Selanjutnya teman-teman anggota lebih ke market oriented, mencari pasar dahulu baru menyiapkan produknya.
"Lahan garapan sedikit tidak apa-apa, tapi tanaman itu mempunyai nilai jual di pasar yang tinggi, seperti melon premium, selada hidroponik, semangka, dan lain -lain," katanya.
Selanjutnya, PMM pun dilirik Pemkab Madiun untuk dijadikan mitra Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM, serta dinas-dinas yang lain. Dia pun berharap agar proses regenerasi petani lebih gencar lagi, pihak lain juga ikut mendukung. "Termasuk sektor swasta," katanya.
Saat ini di usia 2 tahun, anggota PMM baru 453 orang. Namun berdasarkan laporan dari Kadin Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, ternyata jumlah petani milenial di Kabupaten Madiun cukup banyak mencapai 15.411 orang.
Saat hadir di ultah ke-2 PMM, Pj Bupati Madiun menyatakan eksistensi PMM tidak bisa dipandang sebelah mata jika melihat jumlahnya yang mencapai belasan ribu. Untuk itu, Pj Bupati Madiun menyarankan agar PMM membentuk badan hukum sehingga keanggotaan maupun hak dan kewajibannya bisa dilindungi.
Di samping itu, Pj Bupati Madiun mengaku terbantu dengan hadirnya PMM, karena selain turut membangun perekonomian di Kabupaten Madiun, para petani muda ini juga memberi contoh kepada para pemuda lainnya untuk membuka lapangan kerja sendiri, dan tidak harus mengandalkan sektor perindustrian.
“Saya berharap PMM juga sukses membuat laboratorium, agar pemuda dan pemudi bisa belajar di situ (Laboratorium). Ini sebuah upaya untuk menciptakan kewirausahaan baru khususnya di sektor pertanian,” ujar Pj Bupati Madiun seraya berharap PMM mampu memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan di negara Indonesia ini. (*)
No comments:
Post a Comment