Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Plengsengan Dam Kaliabu Ambrol

Monday, November 7, 2011 | 23:18 WIB Last Updated 2011-11-07T16:18:54Z
Plengsengan ambrol
MADIUN - Tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Madiun membuat sejumlah masyarakat Desa Kaliabu dan Desa Tempuran, Kecamatan Mejayan, dihantui rasa cemas. Pasalnya, plengsegan Dam Kaliabu yang membelah kedua desa tersebut ambrol.
Ambrolnya plengsengan DAM Kaliabu tersebut mengancam pemukiman rumah penduduk setempat. Sebab, jika intensitas curah hujan cukup tinggi, dipastikan air sungai meluap dan banjir sewaktu-waktu bisa melanda pemukiman mereka.

Sukimin (60), warga setempat, mengungkapkan, ambrolnya plengsengan tersebut selain diakibatkan tingginya curah hujan, juga diduga karena kondisi bangunan tebing yang tidak layak. Sebab, plengsengan ini baru selesai dibangun 2010 lalu.

“Ambrolnya plengsengan tersebut sudah terjadi 3 hari ini, padahal tebing penahan itu baru dibangun satu tahun yang lalu. Dan sekarang baru kena hujan sedikit saja sudah rusak lagi. Padahal, ini belum puncak musim hujan," ujarnya, kemarin.

Sukimin juga menambahkan, jika musim hujan, aliran sungai DAM Kaliabu besar sekali. Sebab, DAM Kaliabu merupakan titik temu dari air sungai Lemah Ireng dan sungai Tempuran. Jika plengsengan tidak segera diperbaiki, kedua desa tersebut bisa terendam banjir.

Pantauan di lokasi, ada tiga bagian plengsengan yang rusak. Yang pertama panjang kerusakan lebih dari 15 meter. Sedangkan di titik kedua sepanjang 10 meter dan titik ke 3 sepanjang 1.5 meter.
“Jatuhnya bongkahan batu dalam sungai mengakibatkan laju arus sungai sedikit menghambat arus air sungai dan bisa mengakibatkan meluapanya air sungai,” ujar Sukimin.

Plt Kepala Dinas PU Pengairan, Budi Cahyono, dikonfirmasi wartawan terkait faktor penyebab ambrolnya plengsengan DAM Kaliabu menjelaskan, posisi plengsengan berada di cekungan kali. Karena itu dimungkinkan ambrolnya plengsengan karena posisinya yang berada di cekungan. ”Mungkin karena tekanan air. Tapi bukan karena kualitas,” ujarnya.

Disinggung maraknya bangunan irigasi yang hanya mampu bertahan tiga tahunan, Budi mengatakan, hal itu disebabkan karena beberapa faktor. ”Tapi, dalam posisi normal biasanya bangunan bisa bertahan sampai lima tahun,” ujarnya.

Ketika diminta menjelaskan upaya yang akan diambil pihaknya, Budi mengatakan, dalam waktu dekat akan segera memperbaiki plengsengan yang ambrol tersebut. ”Dananya nanti akan kita ambilkan berasal dari Bantuan Khusus Pemprop Jatim,” ujarnya.

Ditambahkan Budi, tahun 2011 ini, pihaknya mendapat gelontoran bantuan khusus mencapai Rp 12,5 miliar. Salah satunya akan dialokasikan untuk perbaikan plengsengan Kaliabu. ”Untuk jumlah yang akan dialokasikan untuk plengsengan DAM Kaliabu ini masih akan dihitung,” pungkasnya.(dm)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update