Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Prospek Bisnis Melati Situbondo Cerah

Wednesday, November 23, 2011 | 23:38 WIB Last Updated 2011-11-23T16:43:15Z
Pemetik melati di lahan milik warga Situbondo.
    SITUBONDO – Bisnis bunga melati memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Bahkan, banyak yang tidak tahu kalau Kabupaten  Situbondo merupakan sentra penghasil bunga melati tersebut. Salah satu sentra bunga melati di Situbondo adalah di Desa Talkandang, Kecamatan Kota.

    Bahkan, luas lahan tanaman jenis perdu berbatang tegak yang hidup menahun, itu mencapai ribuan meter persegi. Tidak heran, sebagian besar warga sekitar, khususnya kalangan ibu rumah tangga menjadikan bunga ini sebagai ladang mengais rupiah. Saat ini bisnis bunga melati itu sangat digemari para ibu rumah tangga di kota santri, sebutan lain Situbondo.

    Seperti diungkapkan salah seorang ibu rumah tangga bernama Sundari, 46, warga jalan Sucipto, Gang Mawar Melati, Desa Talkandang, Kecamatan Situbondo. Ia mengklaim memiliki lahan 3.000 m2 tanaman melati. “Penghasilan dari budidaya bunga melati lumayan besar. Saya dan suami saya tidak perlu bekerja yang lain, cukup hanya memelihara tanaman bunga melati tersebut,” kata Sundari, Rabu (23/11).

    Menurut ibu dua anak ini, penghasilan bersih yang dia raih bisa mencapai Rp 150 ribu sampai Rp 1 juta per hari, dengan rincian, dalam sehari, rata-rata total hasil panen bunga melati miliknya mencapai 10 kg dengan harga jual Rp 100 ribu sampai Rp 125 ribu per kg. “Jika dikurangi ongkos buruh petik sebesar Rp 10 ribu per kg, pupuk, obat perangsang bunga dan insektisida, pendapatan bersih saya ya sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 1 juta,” bebernya.

    Sundari menambahkan, pihaknya tidak hanya memasarkan bunga melati dalam bentuk curah, melainkan juga dipasarkan dalam bentuk rangkaian yang biasa digunakan untuk aksesoris pengantin. “Warga sekitar banyak yang bekerja sebagai buruh petik bunga dan pengrajin ronce. Ada yang membuat ronce berbentuk kebaya, jilbab, bando, syal dan selendang, tergantung pesanan dari agen,” imbuhnya.

    Masih kata Sundari, jika sepi pesanan ronce, biasanya harga bunga melati anjlok hingga menyentuh level Rp 50 ribu per kg. “Karena bunga hanya kami jual di pasar untuk keperluan nyekar. Sepinya pesanan ronce biasa terjadi menjelang Ramadhan. Sebab, saat itu sedikit sekali orang yang punya hajat nikah. Selain itu, kami tidak hanya memasarkan bunga melati itu  di Kota Situbondo, bunga melati kami juga mampu menembus pasar luar daerah. Banyak pesanan bunga, terutama yang sudah berupa ronce datang dari Probolinggo, Jember, Pasuruan dan Banyuwangi,” pungkas Sundari. (dm/fat)


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update