Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ratusan Nelayan Enggan Melaut

Thursday, January 10, 2013 | 00:42 WIB Last Updated 2013-01-09T17:42:38Z


SITUBONDO - Ratusan nelayan yang tersebar di sejumlah kampung pesisir utara Kabupaten Situbondo, seperti Kampung Pesisir, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, dan kampung pesisir di Kecamatan Mangaran, Situbondo mengaku takut untuk melaut dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya, cuaca ekstrem yang melanda wilayah pesisir pantai di Kabupaten Situbondo belum juga berakhir.

Bahkan, Rabu (9/1) kemarin, cuaca di laut begitu membahayakan serta berpotensi menimbulkan badai dan gelombang besar. Para nelayan di pasisir utara Kabupaten Situbondo pun terpaksa menyandarkan perahunya di bibir pantai. Sebagian dari mereka terlihat hanya merajut dan memperbaiki jarring, sebagian lagi para nelayan memperbaiki perahunya yang bocor,  sembari menunggu ombak bersahabat.

Seperti diungkapkan Sugianto (35), salah satu nelayan asal  Kampung Pesisir Utara, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Rabu (9/1). Bapak dua anak ini  mengaku sudah empat hari perahunya terpaksa disandarkan di bibir pantai. Saat ini ia hanya bisa menunggu cuaca kembali bersahabat sembari memperbaiki jaring kapal yang rusak.

"Dalam beberapa terakhir hari  ini para nelayan  tidak ada yang berani untuk melaut, karena saat ini  ombaknya sangat besar dan anginnya begitu kencang. Karena cuaca yang tidak bersahabat, para nelayan  menunggu sambil memperbaiki jaring, sebagian lagi para nelayan disini memperbaiki kapal motornya yang bocor,'' terang bapak dua anak ini.

Para nelayan di sejumlah pesisir pantai Situbondo berharap cuaca kembali bersahabat, dengan harapan  para nelayan di Kabupaten Situbondo bisa segera melaut. Sebab selama ini warga kampung peisir Situbondo  hanya mengandalkan pendapatan dari mencari ikan atau  melaut. “Karena dalam beberapa hari ini tidak pergi  melaut,  saya terpaksa mencari pekerjaan lain, yakni menjadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga setiap hari,  sebagian lagi bekerja sebagai buruh tani,'' beber Zainal Arifin (43), nelayan yang lain. (fat)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update