Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Plus-Minus Prabowo Jabat Menhan

Tuesday, October 22, 2019 | 10:46 WIB Last Updated 2019-10-22T03:46:53Z


JAKARTA (DutaJatim.com) - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto secara mengejutkan menerima tawaran posisi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Tentu saja hal ini disambut pro-kontra. Baik oleh pendukung Prabowo sendiri maupun rival politiknya. 

Plus minus Prabowo masuk kabinet antara lain bisa dilihat dari kepentingan bangsa dan negara maupun kepentingan Gerindra sendiri. Tentu saja juga kepentingan Prabowo.  
Pertama, dari sisi positif, Prabowo memberi gambaran bahwa rival politik saat Pilpres bisa dicairkan dengan bersatu di pemerintahan. Tentu tujuannya untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara. 

Hal ini menunjukkan jiwa besar Prabowo, sebab posisi menteri seharusnya bukan levelnya. Artinya, buat apa capek-capek jadi capres kalau hanya mau jadi seorang menteri?

Bagi Prabowo dalam pemikiran positifnya adalah menunjukkan kepada masyarakat kebersamaan sangat penting untuk membangun bangsa dan negara. Saat ini saja banyak pendukung Jokowi yang meragukan niat tulus Prabowo membantu Jokowi membangun negara. Mereka meminta jaminan dari Prabowo agar tidak mengganggu Presiden saat menjabat sebagai menteri nanti. 

Artinya, niat baik Prabowo, masih dicurigai, sehingga dia harus menunjukkan bukti bahwa tidak ada "udang di balik batu" dari keputusannya menerima tawaran dari Jokowi untuk jabatan tersebut. Sebuah jabatan yang bertujuan untuk meredakan rivalitas politik sekaligus untuk modal membangun bangsa dan negara.

Namun, ini biasanya akan jadi masalah di akhir masa jabatan sebab suasana politik akan sangat menyengat. Menteri bisa juga getol kampanye untuk parpolnya.

Tapi beruntung pada 2024 Jokowi yang menjadi atasan Prabowo tidak maju lagi menjadi capres, sehingga tidak terjadi menteri capres melawan bosnya yang juga capres. Itu bila Prabowo maju lagi sebagai capres di tahun 2024. Saat ini banyak yang menyindir, bahwa Prabowo menerima posisi menteri, sengaja untuk maju lagi sebagai capres 2024. Wajar-wajar saja dan sah-sah saja.
Sementara dari sisi negatifnya, sekali lagi, soal kelemahan pilar oposisi yang harus tetap ada bahkan harus kokoh di negeri ini. Sekokoh kekuasaan pemerintahan.

Saat ini yang menjadi oposisi hanya PKS dan ada kemungkinan PAN, serta NasDem yang memberi sinyal untuk gabung oposisi. Tapi sinyal dari NasDem sangat redup dan diperkirakan parpol pimpinan Surya Paloh ini masih setia bersama Jokowi.  

Tapi Prabowo bukan orang pertama. Wiranto dulu juga capres, tapi kemudian dia menjadi menteri di era Jokowi. 

Bintang Empat

Dari sisi Prabowo, posisi menhan sangat penting.  Prabowo juga bakal menyandang jenderal kehormatan, alias bintang empat.

Jabatan tertinggi Prabowo Subianto adalah Pangkostrad berpangkat Letnan Jenderal. Dengan menjabat Menhan, Prabowo diyakini sejumlah pihak akan mendapatkan tambahan bintang kehormatan. 

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memprediksi bintang kehormatan ini bakal diperoleh Prabowo setelah resmi dilantik jadi Menhan, seperti yang sudah santer terdengar.

"Sebagai menteri pertahanan dia akan dinaikkan jadi bintang empat karena dia sebagai Menhan memerlukan bintang empat supaya sederajat dengan panglima dan jajaran terkait lainnya. Prabowo akan menampilkan wajah pertahanan Indonesia yang sangar, akan terlahir lagi macan Asia," kata Qodari kepada wartawan, Senin (21/10/2019).

Qodari memandang Prabowo punya hitung-hitungan sendiri kenapa dari capres rela menjadi menteri Jokowi. "Pertama pemilihan presiden 2024, jadi bisa dikatakan ini preambule menuju koalisi besar yang dimotori Gerindra dan PDIP di 2024, entah siapa calon presidennya. Konteks hari ini capresnya Prabowo," kata Qodari.

Namun PKS mengaku khawatir masyarakat, terutama relawan, kecewa dengan keputusan Prabowo itu.  "Hak pribadi Pak Prabowo. Tapi khawatir ada banyak masyarakat yang kecewa dan akan frustasi yang itu buruk bagi demokrasi," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera kepada wartawan, Selasa (22/10/2019).

Meski begitu, Mardani mengaku menghargai sikap Partai Gerindra dengan bergabung ke pemerintah. Ia mendoakan untuk kebaikan Prabowo dan menyatakan akan selalu bersahabat dengan Gerindra.
"Hak Gerindra untuk berkomunikasi dengan pihak manapun. Jumlah menteri hak prerogatif Pak Jokowi. (kami) mendoakan selalu kebaikan pada Pak Prabowo, dan akan selalu bersahabat dengan Gerindra. Dan tetap berdoa dan berharap Partai pendukung Prabowo Sandi bersama dalam #KamiOposisi," katanya.(det/hud)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update