Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pembagian Buku Manasik Haji 2020 Dipercepat

Tuesday, November 5, 2019 | 23:36 WIB Last Updated 2019-11-05T16:36:19Z
FGD membahas Peningkatan Kualitas Bimbingan Manasik Haji di Jakarta, Selasa 5 November 2019.


JAKARTA (DutaJatim.com) - Manasik haji mendapat perhatian khusus dari Kementerian Agama (Kemenag). Untuk itu Pembagian Buku Manasik Haji 2020 pun Dipercepat. 

Terkait hal itu  pencetakan dan pengiriman Buku Paket Manasik Haji juga harus segera dilakukan. Tujuannya agar jamaah haji pada musim haji 2020 lebih memahami lagi masalah manasik haji tersebut.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Nizar Ali, saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Kualitas Bimbingan Manasik Haji di Jakarta, Selasa 5 November 2019, mengatakan, tahun 2019 ini jamaah sudah menerima Paket Buku Manasik pada bulan Maret lalu sehingga untuk tahun depan perlu dipercepat lagi buku tersebut sampai di tangan calon jamaah haji. "Mudah-mudahan tahun 2020, jamaah bisa lebih cepat lagi menerima buku tersebut. Ya pada Januari atau Februari,” kata Nizar Ali, di Jakarta, Selasa (05/11/2019).

Menurut Nizar, rencana percepatan pembagian Buku Paket Manasik Haji ini sesuai program Kementerian Agama yang mencanangkan tahun 2020 sebagai tahun peningkatan kualitas manasik haji. Terkait hal itu FGD yang digelar Selasa 5 November 2019 ini diharapkan Nizar dapat mendukung upaya Pembagian Buku Manasik Haji 2020 Dipercepat tersebut.

“Kami berharap dalam forum ini Bapak dan Ibu bisa menyampaikan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas buku manasik ini yang akan dicetak tahun ini. Hal ini penting sebagai pola penyusunan dan klasifikasi bimbingan manasik yang akan diberikan kepada jemaah haji,” katanya.

Nizar meminta enam hal perlu diperhatikan dalam penyusunan buku manasik haji. Pertama, fakta, kedua peristiwa sejarah, ketiga konsep atau hasil pemikiran, keempat prinsip (kaidah), kelima prosedur, dan keenam sirap (nilai). Buku Manasik Haji yang disusun juga diharapkan Nizar dapat menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dipahami oleh calon jamaah haji yang memiliki beragam latar belakang.

“Tidak perlu menggunakan bahasa yang akademis. Gunakan bahasa-bahasa yang populer, yang bisa dipahami jemaah haji,” katanya.

Selain percepatan pencetakan buku, upaya peningkatan kualitas manasik juga dilakukan melalui serangkaian program. Pertama, Kemenag akan meningkatkan keterlibatan Ketua Rombongan (Karom) dalam bimbingan manasik. Kedua, melakukan manasik haji sepanjang tahun.

Ketiga, melakukan pengkloteran lebih cepat. Pembentukan kloter ini menurut Nizar dilakukan lebih cepat untuk mengetahui profil jamaah haji lebih dini. “Dengan demikian, kita dapat lebih cepat mengetahui latar belakang pendidikan dan kemampuan jamaah,” katanya.

Sementara Direktur Bina Haji Khoirizi berharap revisi penyempurnaan Buku Manasik Haji dapat selesai akhir November 2019. “Kita usahakan agar bulan Desember bisa langsung lelang. Tujuannya agar jemaah haji mendapatkan buku manasik ini lebih awal,” tutur Khoirizi.

Khoirizi menyampaikan saat ini pihaknya telah melakukan pembinaan bimbingan manasik dengan bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Kerjasaa dilakukan untuk melaksanakan ujian sertifikasi pembimbing ibadah haji untuk mempersiapkan tenaga-tenaga pembimbing manasik yang profesional.

“Kita terus memonitor pelaksanaan kegiatan sertifikasi dan kepada Subdit Bimbingan Jemaah agar terus mendorong pelakasanaan sertifikasi pembimbing manasik tersebut,” katanya.

Khoirizi juga berpesan kepada peserta penyempurnaan buku manasik haji untuk mengamalkan pesan Menteri Agama antara lain yakni Menjaga Perdamaian, Menjaga Persatuan, Anti Radikalisme setta Menjaga Solidaritas.

Kegiatan itu sendiri dilaksanakan selama dua hari mulai Selasa hingga Rabu 6 November 2019 dengan menghadirkan peserta dari para konsultan ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. 

16 Pusat Layanan Haji

Masih terkait haji, sebelumnya Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama menyebut tahun ini membangun 16 Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu. Gedung ini dibangun dengan skema pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu di Kabupaten Pandeglang menjadi yang pertama diresmikan. Gedung ini diresmikan oleh Gubernur Banten Wachidin Halim, September 2019.

"Kami titipkan dan menjadi kebanggaan kita bersama kalau Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu dan Asrama Haji itu bagus," pesan Ramadhan Harisman dihadapan peserta Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Proyek yang Dibiayai SBSN Tahun Anggaran 2020, di Serang, Rabu (30/10) lalu.

Hadir, Kakanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Utara Abd. Rasyid, Kakanwil Kemenag Provinsi Papua Amsal Yowei serta KPA dan PPK Pusat Layanan Haji dan Umrah terpadu di 40 lokasi, 17 Kepala Bidang sebagai koordinator, sembilan Kepala Bidang PHU, dan PPK untuk 9 lokasi asrama haji.  "Mudah - mudahan pembangunan gedung tersebut bermanfaat bagi jamaah haji dan umrah," katanya.
Ramadhan mengingatkan, penggunaan dana SBSN harus disikapi dengan hati-hati. Proses pembangunannya juga harus selesai dan tidak boleh mangkrak.

"Silahkan bapak bapak bertanya dengan Kanwil Banten dan Kankemenag Kabupaten Pandeglang untuk Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu bagaimana bisa lebih cepat selesai dari target yang telah ditentukan. Serta silakan bertanya dengan UPT Asrama Haji Makasar dan UPT Asrama Haji Pariaman, bagaimana pembangunan asrama haji lebih cepat dari target yang ditentukan," katanya.
Selain di Pandeglang, Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu dibangun di Kab. Malang, Kota Padang, Kab. Bekasi,  Kab. Cirebon,  Kota Semarang, Kab. Tegal, Kab. Brebes, Kab. Banyumas, Kab. Tuban, Kab. Sidoarjo, Kab. Jember, Kota Bandar Lampung, Kota Pontianak, Kab. Wajo,  dan Kab. Lombok Tengah. (hud/kemenag)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update