Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Irfan Setiaputra Dirut Garuda, Yenny Wahid Komisaris, Begini Kata Pengamat Penerbangan

Thursday, January 23, 2020 | 09:35 WIB Last Updated 2020-01-23T02:35:41Z


JAKARTA (DutaJatim.com) - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar oleh PT Garuda Indonesia Tbk secara resmi menetapkan Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama maskapai penerbangan pelat merah tersebut. Irfan menggantikan dirut Garuda sebelumnya Ari Askhara yang dicopot karena skandal penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Selain Irfan, nama-nama baru lain juga ditetapkan masuk ke jajaran komisaris dan direksi Garuda, antara lain Triawan Munaf sebagai Komisaris Utama, dan Yenny Wahid sebagai Komisaris Independen. RUPSLB Garuda Indonesia sendiri diadakan di Auditorium Garuda City Center (GCC) Garuda Indonesia Management Building, Kompleks Perkantoran Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu 22 Januari 2020.

"Direktur Utama dijabat oleh Irfan Setyaputra," kata mantan Komisaris Utama Garuda Indonesia, Sahala Lumban Gaol, di Tangerang, Rabu (22/1/2020).

Menteri BUMN, Erick Thohir, membeberkan alasan di balik penunjukan nama-nama baru di jajaran direksi dan komisaris Garuda tersebut. "Kami di Kementerian BUMN berupaya mencari figur terbaik yang duduk mengelola flight carrier kita, Garuda Indonesia. Saya harap Pak Irfan Setiaputra bisa menjalankan amanah dengan baik, mengikuti prinsip good corporate governance dan bisa membawa Garuda lebih baik lagi," kata Erick Thohir di Jakarta, Rabu 22 Januari 2020.

Mengenai penunjukan Triawan Munaf sebagai Komisaris Utama menggantikan Sahala Lumban Gaol, Erick menilai, bahwa aspek pengalamanlah yang menjadi pertimbangan ditempatkannya mantan Kepala Bekraf tersebut di posisi Komut Garuda.  "Pak Triawan Munaf dengan semua pengalaman Beliau, tentu akan mampu memberikan masukan strategi pemasaran dan meningkatkan citra Garuda yang sempat terganggu," ujar Erick.

Sementara untuk Yenny Wahid yang kini menduduki jabatan sebagai Komisaris Independen, Erick menilai, bahwa sosoknya merupakan wujud perwakilan publik, dengan kapasitas yang dinilai sangat mumpuni.  "Khusus untuk Ibu Yenny Wahid, adalah figur perempuan yang sangat mumpuni. Bu Yenny merupakan komisaris independen perwakilan publik yang dapat dipercaya," ujar Erick.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ari Askhara dicopot oleh Menteri BUMN Erick Thohir karena diduga menjadi pemilik Harley Davidson selundupan. Pencopotan Ari diumumkan langsung oleh Erick dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers yang digelar di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jakarta Pusat, Kamis (5/12/2020).
Lalu siapa Irfan Setiaputra? Pria kelahiran Jakarta 24 Oktober 1964 ini adalah lulusan Sarjana Teknik Informatika ITB angkatan 1989.  Irfan sudah malang melintang di sejumlah perusahaan bidang teknologi informatika setelah lulus kuliah. Beberapa di antaranya IBM, LinkNet, dan Cisco.

Tak hanya perusahaan swasta, Irfan juga pernah berkarier di BUMN sebagai dirut di PT INTI pada Maret 2009 setelah dipilih oleh Menteri BUMN saat itu Sofyan Djalil.
Namun Irfan mengundurkan diri dari posisi dirut INTI pada Juli 2012 karena merasa gajinya terlalu kecil dibanding jabatan sebelumnya. Kala itu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN yang menerima surat pengunduran diri Irfan.

Selepas dari perusahaan negara, Irfan berkarier di PT Titan Mining Indonesia dari Agustus 2012 hingga Juni 2014. Lalu Irfan menjadi CEO PT Cipta Kridatama pada rentang Juli 2014 hingga Mei 2017.

Irfan juga pernah diangkat sebagai COO ABM Investama Tbk PT (ABMM) dari Mei 2015 hingga Mei 2016. Selanjutnya, Irfan menjadi President Director & CEO Reswara Minergi Hartama pada Mei 2017 hingga Desember 2017. Posisi Irfan saat ini adalah CEO Sigfox Indonesia, pengelola jaringan Internet of Things (IoT) sejak Februari 2019 lalu.

Ini Kata Yenny

Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie tidak mau banyak berkomentar soal penempatan Yenny Wahid di Garuda. Namun dia menilai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pasti sudah mengambil keputusan yang tepat memilih Yenni Wahid.

"Jangan menilai atau menghakimi seseorang hanya berdasarkan persepsi. Mbak Yenny Wahid dulu pendidikannya apa, pernah berprofesi sebagai wartawan juga. Reputasinya di kalangan media ketika dia muda dulu seperti apa, cek dulu. Saya tidak mau menilai orang per orang. Semuanya saya yakin sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri BUMN," kata Alvin Lie  saat dihubungi Rabu (22/1/2020).

Terkait posisi Yenny di komisaris Garuda, Alvin menjelaskan bahwa dewan komisaris memang tidak perlu memiliki latarbelakang di bidang penerbangan. Pasalnya, fungsi mereka adalah pengawasan. Sementara hal-hal teknis terkait dengan penerbangan, komisaris bisa meminta masukan dari para ahli di bidang tersebut.

"Oh nggak perlu (berlatar belakang penerbangan). Fungsi komisaris itu kan mengawasi kebijakan dan kinerja perusahaan. Hal-hal teknis itu bisa minta para ahli, para praktisi untuk memberikan masukan kepada mereka. Jadi tidak harus bidangnya," jelasnya. "Jadi tidak harus orang penerbangan. Kalau terkungkung gitu ya isinya orangnya itu-itu saja" tambah Alvin.  

Putri kedua Presiden RI Ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, baru saja ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. 
Yenny sendiri menjelaskan singkat soal posisinya itu. "Posisi saya sebagai komisaris independen. Komisaris independen itu mewakili publik," ujar Yenny saat dihubungi melalui pesan pendek.

Yenny mengatakan dirinya akan turut mendorong terciptanya akuntabilitas dan transparansi perseroan berkode emiten GIAA itu. Adapun dalam waktu dekat, Yenny menyebut masih akan mempelajari secara komprehensif struktur perseroan dan masalah-masalah di dalamnya.

Menurut Yenny, saat ini posisi Garuda Indonesia bukan sekadar bisnis penerbangan. Namun, perusahaan merupakan operator penerbangan nasional yang semestinya menjadi kebanggaan masyarakat.

Menilik hal itu, Yenny berjanji bakal memiliki komitmen untuk memajukan Garuda Indonesia sebagai ikon kebanggaan bangsa . "Seluruh keluarga besar perusahaan akan membuat Garuda bisa selalu menjadi ikon kebanggaan anak bangsa," ujarnya.

Pendukung Jokowi

Sebelum terpilih menjadi komisaris, Yenny pernah menjadi pendukung pasangan calon presiden Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019.  Yenny Wahid memang mumpuni sebagai seorang komisaris. Namun demikian, banyak kalangan menilai, sudah wajar bila Yenny mendapat posisi itu mengingat Direktur Wahid Institute ini sudah berkeringat membela Jokowi - Ma'ruf Amin saat Pilpres. 

Seperti dikutip dari buku 'Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian' karya KH Diasaku Ikeda, wanita bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini lahir pada 29 Oktober 1974 di Jombang Jawa Timur. Dia mengenyam pendidikan S1 Jurusan Komunikasi Visual Universitas Trisakti dan menyabet gelar master Administrasi Publik dari Kennedy School of Government, Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS).

Dia pun sempat bekerja menjadi asisten koresponden untuk The Sidney Morning Herald dan The Age Melbourne biro Jakarta pada 1997. Dia juga merupakan pendiri situs resmi gusdur.net yang memuat segala informasi tentang Gus Dur. Yenny juga pernah menjadi direktur The Wahid Institute, lembaga thinktank yang berfokus pada isu toleransi.

Yenny aktif berpolitik di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan oleh ayahnya. Dia pernah menjabat Sekjen DPP PKB. Dia juga pernah menjadi Staf Khusus Presiden saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bidang komunikasi politik pada 2006.

Namun pada 2008, PKB diterpa masalah yang memicu keretakan. Yenny dilengserkan dari kursi Sekjen oleh Ketum PKB saat itu, Muhaimin Iskandar. Yenny Wahid pun sempat menggugat Menkum HAM karena pelengserannya itu dinilai menyalahi AD/ART partai. Usai permasalahan ini, Yenny lebih banyak aktif dalam memperjuangkan isu-isu toleransi dan demokrasi.

Pada 2017, Yenny termasuk yang sepakat bahwa Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak melakukan penistaan agama terkait ucapan di Kepulauan Seribu. Yenny bersama sejumlah alumni Universitas Harvard meneken petisi 'Ahok Tidak Menista Agama'.

Kemudian dalam Pilpres 2019, Yenny sempat mendapat godaan-godaan untuk menentukan dukungan. Bahkan, pada September 2018, Prabowo Subianto pernah berkunjung ke kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan. Ketika itu, Yenny sempat ditawari bergabung untuk mendukung Prabowo, yang ketika itu maju sebagai capres penantang Jokowi. Namanya pun masuk draf Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Namun pada akhirnya Yenny tetap tak masuk ke timses Prabowo. Yenny bersama keluarga Gus Dur justru mendeklarasikan dukungan untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf pada 26 September 2018. Meskipun begitu, Yenny tak masuk timses. "Saya nggak masuk. Saya bantu di luar saja," kata Yenny saat menghadiri acara Dialog Peradaban Lintas Agama di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10/2018).

Walaupun tak masuk timses, Yenny tetap turut aktif dalam mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf. Yenny juga tak segan-segan membela Jokowi. Misalnya, ketika Jokowi diserang dalam debat Pilpres oleh Prabowo. Prabowo banyak mengungkapkan soal kelemahan sistem pertahanan RI karena anggaran kecil. Saat itu, Yenny menyebut Prabowo banyak menyampaikan data yang salah soal pertahanan.

"Saya tidak meragukan nasionalisme Beliau, saya kagum patriotisme dan nasionalisme Beliau. Namun sayang, malam ini beliau banyak mengutip atau membaca data yang salah," ujar Yenny di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019).  (vvn/dtf)


JAJARAN KOMISARIS DAN DIREKSI GARUDA

Komisaris:

1. Komisaris Utama: Triawan Munaf
2. Wakil Komisaris Utama: Chairal Tanjung
3. Komisaris Independen: Yenny Wahid
4. Komisaris Independen: Elisa Lumbantoruan
5. Komisaris: Peter F. Gontha

Direksi:

1. Direktur Utama: Irfan Setiaputra
2. Wakil Direktur Utama: Dony Oskaria
3. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Fuad Rizal
4. Direktur Operasi: Tumpal Manumpak Hutapea
5. Direktur Human Capital: Aryaperwira Adileksana
6. Direktur Teknik: Rahmat Hanafi 
7. Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan IT: Ade R. Susardi
8. Direktur Niaga dan Kargo: M. Rizal Pahlevi




No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update