Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kisah Heroik Selamatkan Bayi Terjebak Banjir

Wednesday, January 1, 2020 | 22:33 WIB Last Updated 2020-01-02T07:03:42Z



JAKARTA (DutaJatim.com) - Tim SAR, Basarnas, polisi, dan relawan berjibaku menyelamatkan warga yang terjebak banjir. Salah satunya dilakukan Tim Basarnas yang melakukan penyelamatan seorang bayi dan ibunya dari sebuah rumah di Jalan Trikora Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). 

Aksi penyelamatan ini dilakukan karena rumah terendam banjir cukup tinggi. Petugas Basarnas pun berupaya agar warga di sepanjang jalan tersebut yang terdampak banjir dapat diselamatkan. Minimal mereka dapat mengungsi sementara. Misi penyelamatan ini mengutamakan  wanita, ibu hamil, anak-anak, balita, dan lansia. Tim Basarnas tampak tanggap. Mereka  membawa bayi di dalam keranjang dari rumah yang nyaris tenggelam itu ke dalam perahu karet.   

Tim Kantor Berita RMOL Banten bersama tim OKP Ganespa  juga turun ke lokasi banjir menyisir dengan menggunakan dua perahu karet. Tim ini butuh perjuangan saat menyisir setiap rumah. Mereka menghadapi kendala derasnya arus air, ditambah ular, pohon, potongan kayu maupun bambu, menghalangi laju perahu karet.



Namun, dengan kegigihannya, tim tetap melaju dan terus berusaha membujuk warga agar mau dievakuasi. Tapi upaya itu hasilnya sebagian besar nihil.  "Enggak usah pak, saya jaga rumah aja. Enggak apa-apa deh pak (enggak ada listrik). Stok makanan sama air udah aman," ujar salah satu warga.

Tak pantang menyerah, tim terus menyisir satu per satu rumah warga. Dengan segala bujuk rayu tim Ganespa akhirnya berhasil membujuk salah satu warga yang bersedia dievakuasi menggunakan perahu karet. Lokasi rumah warga ini di Blok A2 nomor 06.

Tim berhasil mengevakuasi total 9 orang dengan rincian 6 dewasa dan 3 anak termasuk satu bayi laki-laki berusia 2 bulan.  Dengan penuh hati-hati, tim berusaha mengevakuasi satu per satu keluarga Hasyim. Bayi yang dipeluk oleh orang tuanya pun berhasil diselamatkan. Kurang lebih hampir satu jam, tim berhasil mengevakuasi keluarga Hasyim (40) tersebut.

Hasyim mengatakan, dia sudah menempati rumah di Pesona Serpong sejak 2015. Namun baru banjir kali ini yang paling parah. "Ini paling parah, biasanya banjir cuma sepinggang. Habis itu surutnya cepet. Nah ini kok enggak surut-surut," katanya.

Pengalaman banjir cepat surut itu alasan mengapa semula dirinya enggan dievakuasi. Namun melihat situasi tidak berubah, ditambah ada seorang bayi dan listrik padam, dia pun akhirnya mau dievakuasi. 

"Adik saya kan punya bayi, kasihan bayinya. Walaupun di lantai atas, kompor dan bahan makan udah disiapin semua, tapi saya khawatir juga," ungkap Hasyim. 

Personel Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya juga langsung diterjunkan untuk melakukan evakuasi. Hal itu menanggapi laporan seorang bayi yang terjebak saat banjir menerjang Kelurahan Cipinang Melayu RT04/04, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Rabu (1/1) pagi. 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan, upaya evakuasi tersebut bahkan dipimpin langsung oleh Direktur Sabhara Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ngajib, yang saat itu tengah meninjau lokasi banjir di Cipinang Melayu  dengan ketinggian air 2-3 meter. 


Ada dua keluarga di sana. Satu di antaranya ada satu bayi terjebak banjir di rumah itu. "Jarak rumah korban dengan tepian kurang lebih 200 meter," kata Kombes Yusri saat dikonfirmasi, Rabu kemarin.

Kombes Ngajib juga memimpin langsung evakuasi seorang warga Cipinang Melayu yang meninggal akibat banjir. Korban bernama M.Ali (82), yang meninggal saat banjir menerjang kediamannya di kawasan Kelurahan Cipinang Melayu RT04/04, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, Rabu (1/1).

Korban dikenal oleh warga sekitar sebagai guru ngaji. Selain itu, polisi menduga masih ada dua orang warga lain yang meninggal dunia dalam proses evakuasi di tengah banjir tersebut. (rmol/rpk/kcm)

Foto: Proses penyelamatan bayi di tengah banjir Ciledug Tangerang. (Liputan6.com) 


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update