Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Mahathir Mundur, Politik Malaysia Kacau, Ekonomi Tertekan

Monday, February 24, 2020 | 15:38 WIB Last Updated 2020-02-24T08:38:34Z


KUALA LUMPUR (DutaJatim.com) – Seperti sudah diduga sebelumnya, Mahathir Mohamad akhirnya mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia. Pemimpin negeri jiran itu sudah berkali-kali bicara soal pengunduran dirinya. Dan kini dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari kursi PM. Calon pengganti Mahathir disebut-sebut adalah Anwar Ibrahim.

Kantor Perdana Menteri Malaysia, melansir Malaysia Kini, Senin (24/2/2020),  melaporkan, bahwa, surat pengunduran diri Mahathir Mohamad sudah dikirimkan ke Raja Malaysia Sultan Yang dipertuan Agong pada pukul 13.00 waktu setempat.


Mahathir yang kini berusia 94 tahun kembali menjadi PM Malaysia setelah terpilih pada Mei 2018 lalu.

Mahathir Mohamad pada Januari mengatakan siap mengundurkan diri kapan saja jika diminta oleh koalisi Pakatan Harapan.

“Saya pikir ini akan diputuskan oleh keempat partai, apakah mereka ingin saya pergi atau tidak,” kata dia seperti melansir The Star, Rabu (15/1/2020).

Koalisi Pakatan Harapan terbentuk pada 22 September 2015, terdiri dari Partai Aksi Demokratis, Partai Keadilan Rakyat, Partai Amanah Nasional, dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia.

"Sejauh yang saya ketahui, jika mereka ingin saya mundur, saya akan mundur sekarang," kata dia.

Pernyataan Mahathir itu menanggapi usulan beberapa anggota parlemen dari Partai Keadlian Rakyat (PKR), bahwa ia akan menyerahkan jabatan perdana menteri kepada presiden PKR, Anwar Ibrahim, pada Mei 2020.


Pengumuman Mahathir itu juga dilakukan tak lama setelah Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengaku telah dikhianati oleh rekan-rekan di koalisi Pakatan Harapan (PH). Pernyataan itu dilontarkan Anwar di kediamannya di Bukit Segambut, Minggu (23/2/2020) waktu setempat seperti dikutip Malaysia Kini, Senin (24/2/2020).

Pernyataan Mahathir tersebut muncul bersamaan dengan desas-desus yang berkembang akan ada koalisi penguasa baru yang terdiri dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Parti Islam Se-Malaysia (PAS), Gabungan Parti Sarawak (GPS), serta Parti Warisan Sabah (Warisan). Apalagi, menurut Anwar, koalisi itu juga melibatkan wakilnya, Mohamed Azmin Ali.

"Kami terkejut dengan hal tersebut, itu adalah pengkhianatan karena ada janji (untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar dari PM Mahathir Mohamad).

Keputusan Mahathir itu dibuat menyusul dinamika politik seputar rencana partainya untuk membentuk pemerintahan baru tanpa politikus senior Anwar Ibrahim, yang dijanjikan akan menjadi penggantinya.


Padahal, sebelumnya, Mahathir  juga berjanji akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar Ibrahim setelah Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada November 2020, di mana Malaysia akan menjadi tuan rumah.

Keputusan Mahathir memicu keguncangan politik dan ekonomi.

Bursa saham Malaysia (FBM KLCI) tertekan karena ketidakpastian politik di Malaysia setelah Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan mundur. 

Data Refinitiv mencatat, indesk KLCI hingga pukul 13:55 WIB anjlok 2,53% ke level 1.492. Dilansir dari The Star, krisis politik di Malaysia membuat UOB Kay Hian Malaysia Research menurunkan proyeksi terhadap Bursa KLCI menjadi 1.480. (okz/cnbc)








No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update