Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

New York-California Lockdown: Corona Bak Kereta Peluru, WNI Kagum Disiplin Warga AS

Wednesday, March 25, 2020 | 23:33 WIB Last Updated 2020-03-27T04:27:00Z



 Suasana Hollywood Boulevard yang biasanya sangat ramai.



Dua kota di Amerika Serikat, yakni New York dan California, giliran melakukan lockdown. Warganya harus tinggal di rumah. Megapolitan yang biasanya sangat padat sekarang berubah sangat sepi. Warga mematuhi imbauan Pemerintah agar bekerja di rumah.







MUSTARI SIARA, WNI di Kota New York, Amerika Serikat, dan Livi Zheng, sutradara film Hollywood asal Blitar, Jawa Timur, saat ini menerapkan work from home. Bekerja di rumah. Sama dengan jutaan warga lain di Amerika Serikat.

Kota New York dan California sekarang lockdown. Jalanan di kota-kota itu sangat sepi. Nyaris seperti kota mati. Padahal, biasanya hampir semua kota di AS, apalagi New York dan California, sangat ramai. Hal itu karena Gubernur dan Walikota setempat menerapkan kebijakan lockdown setelah penyebaran virus Corona semakin cepat.  


 Livi Zheng

Berbeda dengan di Indonesia yang masih banyak warga bepergian bahkan cangkruk di warkop atau kafe, warga Kota New York dan California mematuhi kebijakan Pemerintah untuk tinggal di rumah. Mustari Siara pun mengaku kagum akan disiplin warga AS yang tinggi tersebut.

"Warga sini sangat disiplin. Sadar bahaya. Bukan hanya bahaya terhadap dirinya sendiri tapi juga bahaya bagi orang lain, apalagi orang itu kena Corona, sebab bisa menular kepada orang lain. Ini tanggung jawab bersama untuk mengatasi virus Corona. Butuh disiplin warga," kata Mustari yang juga anggota Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia) ini Rabu 25 Maret 2020.   

Mustari Siara pun mengatakan bahwa tidak ada polisi diterjunkan untuk membubarkan kerumunan orang nongkrong di kafe atau tempat lain. Suasana kota memang sepi. "Semua acara-acara dibekukan. Tidak ada yang bandel. Warga di sini sangat disiplin," ujarnya.

Mustari lalu membagian video yang dikirim Livi Zheng. Video itu menggambarkan kawasan Hollywood yang biasanya sangat ramai tapi sore itu berubah sangat sepi. Hanya satu dua mobil melintas. Toko-toko tutup.


  Mustari Siara

Pada video lain hasil liputan VOA, warga yang diwawancarai juga menunjukkan rasa takut akan bahaya virus corona. Karena itu, mereka sadar akan pentingnya work from home dan social distancing yang dianjurkan Pemerintah.

Livi Zheng saat dihubungi Rabu 25 Maret 2020 mengatakan, untuk kota Los Angeles, Gubernur dan Walikota sudah memerintahkan warganya tinggal di rumah  sejak Jumat lalu. Tapi kegiatan seperti pergi ke rumah sakit, apotek, atau supermarket masih diperbolehkan. "Pemerintah juga mengirim US Navy hospital ship ke LA dan NY," katanya.
Selain itu, kata dia, restoran juga tidak memperbolehkan pelanggan duduk memesan menu dan makan di tempat. "Yang boleh hanya delivery atau take out," katanya.

Menyebar Sangat Cepat

Suasana mencekam itu terlihat pula dari Gubernur Negara Bagian New York, Amerika Serikat, Andrew Cuomo. Saat ini dia memohon pasokan alat-alat medis agar didatangkan karena penyebaran wabah virus corona di wilayah yang dipimpinnya sangat cepat. Bahkan dia menyebut lebih cepat dari "kereta peluru".

"Puncaknya lebih tinggi dan lebih cepat dari yang semula kami perkirakan," papar Cuomo kepada wartawan kemarin.

Cuomo menyatakan pemerintah federal tidak mengirimkan peralatan medis yang cukup untuk menghadapi krisis.  Di New York kini terdapat 25.000 kasus terkonfirmasi positif corona dan sedikitnya 210 di antara mereka meninggal dunia. Jumlah itu merupakan setengah dari keseluruhan kasus di AS.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa AS berpotensi menjadi pusat baru pandemi Covid-19 setelah China dan Italia.  Peringatan tersebut mengemuka ketika Presiden Donald Trump berharap AS akan menggerakkan kembali roda bisnisnya bulan depan bertepatan dengan Paskah.

"Kami perlu bantuan federal dan kami perlu sekarang," cetus Cuomo, yang berafiliasi dengan Partai Demokrat. "New York adalah pengukur. New York mengalaminya pertama. Apa yang terjadi pada New York, akan terjadi pada California dan Illinois. Ini hanyalah masalah waktu," katanya tegas.

Cuomo juga mengecam 400 alat ventilator yang dikirim ke New York oleh Badan Penanggulangan Bencana Federal AS. "Anda memilih 26.000 orang yang akan meninggal dunia karena Anda hanya mengirim 400 ventilator," ujarnya menyindir.

"Saat ini New York memiliki 7.000 ventilator dan diperlukan 30.000 unit tambahan," kata Cuomo lagi.

Ditambahkannya: "Prakirawan (wabah virus corona) berkata pada saya, 'Kami tadinya mengira kereta kargo akan melintasi negara ini. Kini kami menghadapi kereta peluru'."

Negara Bagian New York tengah meninjau opsi membangun kawasan perawatan medis, kemungkinan dengan mengubah asrama-asrama kampus dan hotel-hotel menjadi rumah sakit sementara. "Jumlah kasus baru di New York berlipat ganda setiap tiga hari dan tidak ada tanda-tanda perlambatan," kata Cuomo.

Laju tersebut, menurut Cuomo, akan membuat layanan kesehatan kewalahan. Skenario terburuknya, New York kemungkinan memerlukan 14.000 ranjang rumah sakit.

Sang gubernur juga mengatakan dirinya tidak akan "menaruh nilai dollar pada nyawa manusia". Perkataan itu tampaknya merujuk pada kekhawatiran Presiden Trump bahwa langkah-langkah mengatasi penyebaran virus corona bisa merusak ekonomi AS. "Ibu saya tidak untuk dikorbankan dan ibu Anda tidak untuk dikorbankan," tegas Cuomo. (gas)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update