Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

PSBB Sidoarjo Adopsi Kampung Tangguh Malang

Sunday, May 17, 2020 | 12:41 WIB Last Updated 2020-05-17T05:41:38Z


SIDOARJO (DutaJatim.com) -  Sama dengan Kota Surabaya,  Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sidoarjo belum optimal. Sebab Sidoarjo menjadi daerah terbanyak kedua yang menyumbang kasus positif di Jatim dengan penambahan mencapai 45 kasus positif Covid-19 per 16 Mei 2020. 


Total kasus di Kota Udang ini jadi 281 kasus. Karena itu PSBB di Sidoarjo disarankan mengadopsi model Kampung Tangguh di Malang.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, pun memberi perhatian khusus pada PSBB Sidoarjo---selain Kota Surabaya. Untuk itu Khofifah mengajak Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, dan Forkopimda rapat bersama di Delta Wibawa, Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Sabtu 16 Mei 2020, malam pukul 23.00 WIB. 


Tengah malam itu Gubernur Khofifah meminta  agar  Sidoarjo melakukan langkah signifikan yakni percepatan testing, tracing dan penguatan layanan kuratif.

Langkah ini untuk mensinergikan Sidoarjo dengan  Kampung Tangguh seperti model di Malang.  Kampung tangguh itu wujud siap siaga dan mandiri masyarakat dikawal oleh Universitas Brawijaya, dengan pendekatan  lebih komprehensif.

"Kampung Tangguh ini juga menginisiasi warga kampungnya dengan gerakan tangguh bencana termasuk bencana non alam seperti pandemi Covid-19 dengan manual yang disiapkan secara virtual," kata Gubernur.  

Kampung Tangguh berpola memberdayakan RT/RW untuk terlibat secara aktif dalam melakukan deteksi dini, kemandirian, hingga edukasi warga akan bencana non alam ini.

 "Sisa waktu PSBB tahap II ini kami  ingin Sidoarjo masif rapid test, progresif tracing dan penguatan layanan kuratif. Sidoarjo  bisa sinergi dengan format  Kampung Tangguh di Malang," ujarnya.

Kampung Tangguh di Cempluk Kecamatan Dau Kabupaten Malang  tersebut di setiap RT/RW dilengkapi CCTV sehingga warga bisa memantau aktifitas dalam kampung.


Ada pula pojok curhat virtual sehingga memudahkan para psikolog  untuk langsung merespon setiap keluhan warganya. 

Kata Khofifah,  Sidoarjo juga bisa mereplikasi Lumbung Pangan seperti di situ dibantu relawan , dan warga setempat. 


"Lumbung pangan menyiapkan sembako mulai beras, minyak goreng hingga gula wujud kesiapsiagaan pangan disiapkan gratis untuk warga terdampak di RW terkait," terangnya.  

Khofifah berharap agar seluruh stakeholder di Sidoarjo melakukan langkah yang lebih detail dan terukur agar penyebaran Covid-19  bisa dihentikan secara signifikan.

 "Jadi titik kluster mana saja di Sidoarjo harus  dilakukan tracing lebih luas, detail dan mendalam serta layanan yang lebih masif lagi," jelasnya.  

Apabila lebih cepat suatu daerah dilakukan tes maupun tracing dan cepat ditreatmen maka semua akan cepat sembuh.  

Di mana  titik kluster di Sidoarjo perlu dicek bersama berikut penyiapan format yang memungkinkan mengawinkan antara posko Covid desa Sidoarjo dengan kampung tangguh versi Malang. 


"Kampung tangguh di Surabaya akan diinisiasi oleh tim asistensi dari  Kodam V Brawijaya yang dikomandani para kolonel. Jajaran Polda akan menyiapkan tim pengampu yang akan dikomandani  Wakapolda Jatim," ujarnya.
Menanggapi hal itu Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin mengatakan,  Pemkab Sidoarjo berkomitmen untuk mencegah penyebaran Covid-19 secara massif.

Jajaran Polri, TNI, aparat desa melakukan operasi besar pada jam PSBB. Begitu juga dengan sanksi diberikannya esok harinya.

Intinya, Sidoarjo siap dengan saran dan masukan Gubernur untuk dijalankan. Model di Malang akan dikawinkan dengan Sidoarjo.

Dalam rakor terlihat Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono,  Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi,  Ketua Gugus Tracing Covid -19 dr.  Kohar Hari Santosa dan Kadis PMD Yasin. (gas)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update