Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Akhirnya 32 Pembawa Paksa Jenazah Corona Ditangkap

Wednesday, June 10, 2020 | 10:50 WIB Last Updated 2020-06-10T03:50:14Z


MAKASSAR  (DutaJatim.com) - Tim Polda Sulawesi Selatan akhirnya menangkap 32 orang yang diduga terlibat membawa kabur jenazah PDP Corona di sejumlah rumah sakit di Makassar. Beberapa orang di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Polisi bergerak cepat begitu menerima laporan adanya pengambilan paksa jenazah oleh sekelompok masyarakat.

"Kita bergerak cepat untuk lakukan tindakan hukum sampai tadi malam mengamankan 31 orang dari beberapa TKP. Untuk Labuang Baji kita amankan lima orang dan ditetapkan tersangka. Kemudian RS Dadi ada 25 orang dan dua tersangka, RS Stella Maris ada satu orang dan ditetapkan tersangka. Dan ini ada tambahan untuk RS Bhayangkara ada kita amankan satu orang perempuan dan ditetapkan tersangka. Jadi update 31 itu menjadi 32," kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Ibrahim Tompo, di Mapolrestabes Makassar, Rabu (10/6/2020).

Polisi langsung memeriksa intensif terhadap para pelaku tersebut. Para tersangka dijerat pasal berlapis.  "Pasal yang kita tetapkan berlapis. Pertama dengan Undang-Undang Karantina Kesehatan pasal 93, kita lapisi dengan pasal 214 KUHP," tutur Kombes Ibrahim.

Ibrahim mengatakan mereka yang diamankan juga telah menjalani rapid test. Hasilnya beberapa pelaku dinyatakan reaktif terkait virus Corona.
"Kita curiga mereka bersentuhan dengan COVID-19 atau suspect COVID. Kita periksa rapid test dan anggota gunakan APD, ada beberapa yang reaktif. Ini memprihantinkan kita," ujar Ibrahim.

Seperti diberitakan DutaJatim.com sebelumnya, sungguh tragis memang apa yang dilakukan warga di Makassar dan Bekasi ini. Mereka memaksa membawa pulang jenazah yang diduga terjangkit virus Corona. Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, mengaku melihat dengan jelas ada kelompok tertentu yang diorganisir untuk melakukan keributan dengan cara melakukan penjemputan paksa jenazah pasien PDP corona di Kota Makassar, dalam sepekan terakhir.

"Ini sudah kelihatan jelas, bahwa ini ada kelompok-kelompok tertentu," katanya dalam keterangannya kemarin. 

Menurut dia, masalah ini harus segera dituntaskan. Dia memuji tindakan cepat Polda Sulsel yang melakukan penangkapan provokator dari peristiwa tersebut. "Ini gejala yang harus kita tuntaskan, Alhamdulillah Kapolda mengambil langkah cepat dan orang-orang ini dalam proses penyidikan," katanya.

Ditegaskan Nudin Abdullah, setelah penangkapan dilakukan terhadap para provokator aksi massa, situasi di Kota Makassar menjadi aman. Tidak ada lagi kasus penolakan pemakaman jenazah PDP corona. "Orang-orang ini provokator, kita tangkap dan sekarang aman," katanya. 

Menurut dia, dari kejadian di tiga rumah sakit, memang sangat terlihat jelas ada kelompok yang sangaja dikerahkan untuk membuat keributan. Mereka membawa senjata tajam dan masuk ke rumah sakit untuk meminta paksa jenazah.

"Keluarga tidak menolak protokol covid. Saat gugus tugas menuju rumah untuk mempersiapkan pemakaman, tiba-tiba sekelompok orang membawa golok datang ke rumah ambil paksa. Keluarga kaget. Keluarga telah diedukasi sebelumnya dan memahami keadaan ini," katanya. 

Hal serupa terjadi di Bekasi. Dalam video yang viral terlihat penjemputan paksa jenazah yang disebut berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Corona terjadi di Rumah Sakit Mekar Sari, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Gambar viral itu beredar luas di media sosial dan terlihat pihak rumah sakit pasrah karena massa yang datang cukup banyak. "Sekarang jenazahnya sudah dibawa ke rumah duka," kata Camat Bekasi Timur, Widy Tiawarman, Selasa 9 Juni 2020.

Widy mengaku, peristiwa penjemputan paksa itu terjadi pasa Senin, 8 Juni 2020. Pasien yang dijemput paksa itu, kata Widy, merupakan warga Kampung Gabus, Desa Sriamur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Namun, menurut Widy, untuk kronologinya dia belum mengetahui secara persis. Dia pun membahas dengan pihak rumah sakit terkait kejadian tersebut. 

Dalam video yang beredar di Whatsapp itu terlihat sejumlah pria memaksa pihak rumah sakit membuka ruangan tempat jenazah berada. Mereka meminta membawa pulang pasien. Setelah berhasil masuk, mereka membawa tempat tidur portabel pasien. Massa tampak meneriakkan sesuatu. Tampak banyak massa menumpuk di depan pintu ruangan rumah sakit. 
"Udah-udah, masuk-masuk, ambil-ambil, buka, warga pada nungguin," kata seorang di antara massa.

Seorang pria yang mengenakan kaos berwarna hijau tampak memukul-mukul pintu. Kemudian, pintu terbuka. Tampak seorang pria berusaha menenangkan massa. Namun, massa tetap menerobos masuk dan membawa keluar pasien. (vvn/okz/wis)

×
Berita Terbaru Update