Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dokter Reisa Broto Asmoro: Mantan Model, Teroris, dan Corona

Thursday, June 11, 2020 | 09:14 WIB Last Updated 2020-06-11T02:18:18Z


Publik sempat dikejutkan oleh munculnya dr. Reisa Broto Asmoro pada tayangan  khusus Covid-19 yang biasanya diisi penyampaian informasi perkembangan terkini soal wabah Corona. Padahal, biasanya hanya dr Achmad Yurianto. Para warganet pun bertanya apakah dokter cantik itu menggantikan posisi Achmad Yurianto sebagai Juru Bicara Penanganan Covid-19? 








WARGANET sempat gaduh saat Reisa muncul bersama Yuri. Mereka menyambut positif kemunculan dokter Reisa. Bahkan, ada netizen yang meyakini bahwa masyarakat akan mematuhi pesan edukasi pencegahan Corona jika disampaikan oleh dokter Reisa.

Akun di medsos pun ramai ikut berkomentar. Dokter Reisa pun merespons sejumlah tweet dari netizen yang berpendapat positif terhadap kemunculannya. Dia juga membalas warganet yang memberikan doa. "Aaamiiiin terima kasih ya doanya," tulis dokter Reisa.


Saat konferensi pers Gugus Tugas COVID-19, biasanya Yuri tampil sendiri. Setiap hari dia tak henti menyampaikan pesan-pesan edukasi ke masyarakat. Namun kali ini berbeda. Dokter Reisa yang tampil bersamanya giliran memberikan pesan-pesan edukasi ke masyarakat.


Awalnya Yuri yang membuka konferensi pers. Selanjutnya dia mempersilakan dokter Reisa berbicara. "Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 terus bekerja bersama kementerian/lembaga, dunia usaha, perguruan tinggi, kawan-kawan media dan seluruh potensi di masyarakat baik yang berada di pusat maupun daerah," kata Reisa.


Yuri mengatakan Reisa tergabung dalam Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Dia menyebut dokter Reisa juga bertugas menyampaikan pesan edukasi pencegahan Corona ke masyarakat.


"Lihat saja, dia ada di Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas. Sama seperti yang lain bisa menjadi host talk show atau mengedukasi masyarakat," kata  Yuri saat ditanya, apakah dokter Reisa menggantikan posisinya.


Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman juga menjawab rasa penasaran masyarakat itu. Ternyata dokter cantik ini mengemban tugas sebagai juru bicara seperti halnya Yurianto. Artinya sekarang ada dua Jubir Covid-19.  "Pak Dokter Yurianto dan Mbak Dokter Reisa," cuit Fadjroel Rachman di akun twitternya seperti dilihat Rabu 10 Juni 2020.


Fadjroel menjelaskan, Dokter Reisa secara resmi menjabat Tim Komunikasi  Gugus Tugas Covid-19, sedangkan Dokter Yurianto adalah Jubir Covid-19. Keduanya bahu-membahu memberikan informasi dan edukasi ke publik. "Ayo tetap disiplin memakai masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan & tidak berkerumun," tambahnya.


Reisa bertugas membantu Yuri untuk mengedukasi masyarakat lebih dalam mengenai cara pencegahan Covid-19. Lantas siapakah sosok dr. Reisa? 

Lahir pada 28 Desember 1985 di Malang, Jawa Timur, dokter Reisa memiliki nama asli Reisa Kartika Sari. Ia dikenal lewat layar kaca setelah menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan dan Universitas Indonesia (UI). Wajah Reisa memang sudah familiar di masyarakat karena dirinya menjadi dokter host untuk acara Dr Oz Indonesia di Trans TV pada 2014 bersama almarhum dr Ryan Thamrin.

Setelah lulus dari UI, dr Reisa pernah pula bekerja sebagai tenaga medis forensik di RS Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati. Bahkan dia menjadi salah satu anggota DVI (Disaster Victim Identification) yang salah satunya terlibat dalam proses investigasi korban Sukhoi dan beberapa bom terorisme di Jakarta.

Tak hanya menjadi host di acara kesehatan. Reisa Broto Asmoro juga pernah mengikuti ajang kecantikan Puteri Indonesia pada 2010. Kala itu, dia menjadi perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta dan berhasil meraih gelar Puteri Indonesia Lingkungan 2010. Dia juga dinobatkan sebagai Duta Energi Bersih.


Reisa juga pernah menjadi runner up Miss Internasional Indonesia tahun 2011. Wanita berusia 34 tahun itu masuk menjadi salah satu model di Look Models Agency, serta membintangi beberapa iklan di Indonesia dan Asia.


Pada 2012, Reisa dipersunting oleh salah satu anggota Keraton Solo, yaitu Kanjeng Tedjodiningrat Broto Asmoro. Ia mendapatkan gelar Kanjeng Mas Ayu Tumenggung, namun dr Reisa lebih senang menuliskan namanya dengan Reisa Broto Asmoro mengikuti nama keluarga sang suami. Dari pernikahannya, Reisa dikaruniai satu orang putri dan satu orang putra yakni RR. Ramania Putri Broto Asmoro dan R. Satriyo Daniswara Broto Asmoro.


Sosoknya semakin dikenal setelah membawakan acara Dr.OZ Indonesia yang disiarkan di Trans TV. Selain menjadi dokter, wanita kelahiran Malang ini juga aktif di dunia bisnis dan masih menjadi presenter.


Tidak banyak yang tahu bahwa Reisa adalah adik kandung dari Kanjeng Mas Ayu Tumenggung dr. Dea Tunggaesti, SH, MM, pengacara Indonesia yang terkenal melalui kasus Nazarudin ketika ia masih bekerja di O.C Kaligis. Reisa juga merupakan tante dari finalis 15 besar Indonesian Idol musim kesembilan, Brisia Jodie.

Edukasi Corona

Kepiawaiannya menjadi presenter dan memiliki ilmu kedokteran yang mumpuni membuat dr Reisa dipilih secara resmi menjadi bagian dari Tim Komunikasi Gugus Tugas COVID-19 bersama dengan dokter Achmad Yuri. Keduanya bahu-membahu memberikan informasi dan edukasi kepada publik. 


Saat tampil perdana sebagai  Juru Bicara Penanganan Covid-19 Reisa mengingatkan publik untuk tak lupa mengenakan masker saat new normal untuk mencegah penularan corona lebih luas. Ia menjelaskan penggunaan masker di ruang publik sangat direkomendasikan. 


"Awalnya memang hanya direkomendasikan oleh orang sakit, penelitian berkembang, semua orang yang beraktivitas di luar rumah disarankan gunakan masker, karena virus ditularkan lewat droplet," ujar Reisa.


Ini, kata dia, perlu dipahami karena virus sifatnya tak kasat mata dan tidak tahu keberadaannya. Apalagi jika berada di lingkungan penuh sesak, maka wajib menggunakan masker.


Penggunaan masker juga dia tekankan sesuai dengan rekomendasi WHO. "Masker kain yang direkomendasikan adalah masker yang memiliki 3 lapisan kain. Bisa dari katun atau poliester. Masker kain bisa dicuci dan digunakan kembali," jelasnya.


Tapi perlu diingat, masker kain wajib diganti setiap 4 jam sekali. "Apabila masker basah atau lembab harus diganti," ujarnya.


Jadi, disarankan agar masyarakat membawa beberapa masker sekaligus. Sesampainya di rumah, masker segera dicuci. "Penggunaan masker efektif kalau diikuti dengan protokol kesehatan lain," katanya.


Selain itu, dia juga mengingatkan masyarakat untuk terus menghindari kerumunan, jaga jarak fisik, terutama mereka yang mengalami gejala, dan tentunya sering-sering cuci tangan.


"Praktikkan etika batuk dan bersin juga penting, budayakan pakai masker ke tempat umum, kantor, pasar, dan ruang publik lainnya," katanya. 
Reisa juga memberi tips bagaimana membuat masker kain yakni harus memiliki lapisan penyaringan yang baik. Masker kain yang baik adalah yang memiliki tiga lapisan kain.


"Lapisan pertama adalah lapisan kain hidrofilik, seperti katun yang dilapisi oleh lapisan yang bisa mendukung agar filtrasi lebih optimal. Bisa dari katun atau polyester," katanya.


Kemudian lapisan ketiga, atau yang paling luar, merupakan lapisan hidrofobik atau bersifat anti air, seperti terbuat dari polipropilen atau polyester. Dia juga mengingatkan penggunaan penyimpanan serta pencucian masker pun harus tepat, agar awet dan dapat digunakan berulang kali. (hud)



×
Berita Terbaru Update