Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kiai NU Bertemu di Lirboyo, Ini 3 Kesepakatan untuk Pesantren di Tengah Pandemi Covid-19

Friday, June 26, 2020 | 14:16 WIB Last Updated 2020-06-26T07:16:55Z


KEDIRI (DutaJatim.com)– Pertemuan khusus Kiai Sepuh Nahdlatul Ulama (NU) menyikapi pesantren dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Aula Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, Kamis 25 Juni kemarin, menghasilkan tiga kesepakatan.  Katib Am PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menyampaikan tiga kesimpulan disepakati para kiai sepuh NU.

Pertama adalah memberikan dukungan penuh kepada pesantren yang membuka kembali aktifitas pesantrennya dengan petunjuk protokol kesehatan yang ketat.

Kedua, meminta kepada LAZISNU yang selama ini sudah bergerak dengan gerakan filantropinnya yang luar biasa untuk menciptakan skema bantuan yang fokus membantu pesantren dalam menerapkan protokol kesehatan.

Ketiga, mendorong Pemerintah untuk lebih menekankan pada kebijakan kuratif dalam program penanganan covid-19 seperti membangun sarana fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Ketika ditanya apakah keputusan beberapa pondok pesantren yang membuka aktivitasnya tidak berisiko menciptakan klaster baru virus corona, KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan bahwa pesantren telah secara ketat menerapkan protokol kesehatan.

"Pesantren telah menerapkan protokoler kesehatan dengan ketat, dimulai isolasi mandiri santri sebelum ke pondoknya, juga rapid test mandiri yang banyak dilakukan ponpes secara mandiri. Kita jangan hanya bicara klaster, tapi bicaralah tentang dukungan fasilitas kepada pesantren. Itu yang kita upayakan," katanya dalam rilisnya Jumat (26/6/2020).

Rapat kiai sepuh NU tersebut dilakukan mengingat saat ini adalah masa penerimaan santri baru dan beberapa pesantren sudah mulai membuka kembali aktifitasnya.

Dalam rapat dihadiri kiai sepuh NU dari Jawa Timur dan Jawa Tengah itu turut dibahas terkait sudah banyak pesantren memulai aktifitasnya secara mandiri dan masih banyak lagi pesantren yang belum memulai aktifitasnya dikarenakan beberapa hal, di antaranya kesiapan secara mandiri pesantren dalam menjalankan protokol Covid-19 dan masih adanya larangan oleh beberapa pemerintah daerah.

"Bagi pesantren yang akan kembali membuka kegiatan belajarnya harus mendapat dukungan semua pihak. Maka relasi hubungan dengan pemerintah harus saling percaya, saling memberi dan mendukung," kata Rois Am PBNU KH. Miftahul Akhyar. (okz)
×
Berita Terbaru Update