Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

KPK Berhasil Tangkap Nurhadi, Tapi Mengapa ICW Ragu Firli Bisa Bekuk Harun Masiku?

Thursday, June 4, 2020 | 01:24 WIB Last Updated 2020-06-03T18:24:49Z

Nurhadi digelandang ke Gedung KPK.


JAKARTA (DutaJatim.com) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dipuji karena berhasil menangkap bekas Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi dan menantunya, Rezky Herbiyono. Keduanya dicokok setelah buron lebih dari empat bulan.


Namun, tim KPK masih punya utang perkara besar yang menjadi perhatian masyarakat secara nasional. Sebab, selain Nurhadi dan Rezky, masih terdapat sejumlah tersangka yang masih buron. Salah satunya politikus PDIP Harun Masiku yang tersangkut kasus suap kepengurusan pergantian antar waktu atau PAW anggota DPR.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron tak menampik pihaknya belum bisa mencokok Harun Masiku. Namun, dia memastikan tim KPK akan terus memburu Harun.

“Tentang buronan lain KPK terus bekerja, karena itu kami sangat terbuka untuk mendapat informasi tentang keberadaan DPO KPK lain termasuk HM (Harun Masiku),” kata Nurul di kantornya Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, kemarin.

Menurut dia, terkait buronan lainnya, KPK telah bekerjasama dengan sejumlah lembaga penegak hukum seperti Polri serta Kejaksaan. Tak hanya Harun Masiku, namun masih ada buronan lain seperti Hiendra Soenjoto, Samin Tan, Izil Azhar, Sjamsul Nursalim, dan istrinya Itjih Nursalim. 

“Karena KPK bekerja untuk rakyat Indonesia dan kami harap rakyat mensupport informasi terkait keberadaan DPO tersebut,” ujarnya.

Namun demikian Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkritik Ketua KPK Firli Bahuri yang terkesan kurang memberi dukungan pada tim yang dipimpin Novel Baswedan tersebut. Salah satunya terlihat dari ketidakhadiran Firli Bahuri dalam konferensi pers kasus besar ini. 

ICW mengatakan, seharusnya Firli menjelaskan kepada publik atas penangkapan Nurhadi karena kasus itu terkategori penting. "Dalam keadaan genting seperti ini semestinya Komjen Firli Bahuri turut hadir dalam konferensi pers untuk menjelaskan kepada publik terkait dengan penangkapan Nurhadi. Hal ini penting, setidaknya untuk menunjukkan keseriusan pimpinan KPK dalam menangani perkara ini," kata Peneliti ICW Kurnia Ramadhana kepada awak media di Jakarta, Rabu, 3 Juni 2020.

Kurnia mengungkapkan, berkaca pada era Ketua KPK sebelumnya, seringkali hadir dalam konferensi pers yang perkaranya terkait langsung dengan elite kekuasaan. Hal ini dipandang ICW menunjukkan komitmen KPK dalam pemberantasan korupsi, terlebih masih banyak pelaku korupsi yang sampai saat ini masih buron.

ICW mencontohkan penetapan tersangka Setya Novanto selaku Ketua DPR pada Juli 2017 yang diikuti langsung oleh Agus Rahardjo selaku Ketua KPK. Kemudian penetapan tersangka Irman Gusman selaku Ketua DPD pada September 2016 diikuti langsung oleh Agus Rahardjo selalu Ketua KPK.

Penetapan tersangka Komjen Budi Gunawan pada Januari 2015 juga diikuti langsung Abraham Samad selaku Ketua KPK dan penetapan tersangka Akil Mochtar selaku Ketua Mahkamah Konstitusi pada Oktober 2013 lalu diikuti langsung oleh Abraham Samad selalu Ketua KPK.

Namun, kata Kurnia, melihat rekam jejak Firli Bahuri dalam hal akuntabilitas penanganan perkara, rasanya itu tidak mungkin terealisasi. Sebab, dalam perkara sebelumnya saja yang bersangkutan terkesan menyembunyikan informasi kepada masyarakat.

"Ambil contoh, kejadian dugaan intimidasi pegawai KPK di PTIK dalam kasus yang melibatkan Harun Masiku dan Wahyu Setiawan, praktis sampai saat ini Komjen Firli tidak menginformasikan apa yang sebenarnya terjadi," kata Kurnia. Dia pun pesimistis Harun Masiku bisa segera ditangkap.

Yang menarik, tim penangkapan Nurhadi ternyata dipimpin penyidik senior KPK Novel Baswedan yang selama ini terkesan berseberangan dengan Firli Bahuri. Saat dikonfirmasi Novel membenarkan bahwa dia memimpin penangkapan eks Sekretaris MA Nurhadi di Simprug, Jakarta Selatan. Dia menjadi Kasatgas dalam penangkapan itu.

"Iya. Sebenarnya penyampaian berita ini mestinya melalui Humas. Tapi ini saya jawab karena sudah terpublikasi," kata Novel ketika dihubungi kemarin. Novel dikonfirmasi soal dia menjadi Kasatgas penangkapan Nurhadi.

Meski begitu, Novel mengatakan, bahwa penangkapan Nurhadi merupakan  kerja tim penyidik. "Saya yang memimpin langsung penangkapan. Tapi ini kerja tim penyidik, bukan kerja saya sendiri," ujarnya.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron juga mengatakan Novel Baswedan ikut dalam tim yang menangkap Nurhadi dan menantunya, Rezky Herbiyono. Namun Nurul Ghufron mengaku belum mengetahui posisi Novel dalam tim tersebut.

Informasi mengenai keikutsertaan Novel Baswedan dalam penangkapan Nurhadi itu juga disampaikan eks komisioner KPK Bambang Widjojanto melalui akun Twitter-nya @sosmedbw. Ia menyebut Novel memimpin penangkapan Nurhadi tersebut. 

"Bravo. BINGGO. Siapa Nyana. NOVEL Baswedan Pimpin sendiri Operasi & berhasil BEKUK BURONAN KPK, Nurhadi mantan Sekjen MA di Simpruk yg sdh lebih dr 100 hr DPO. Kendati matanya dirampok Penjahat yg "dilindungi" tp mata batin, integritas & keteguhannya tetap memukau. Ini baru KEREN," tulis BW.

Nurhadi ditangkap bersama menantunya, Rezky Herbiyono, Senin (1/5/2020) malam di wilayah Jakarta Selatan. Nurhadi ditangkap setelah menjadi buron KPK selama hampir 4 bulan.

Saat dikonfirmasi terkait kritik terhadap dirinya, Ketua KPK Firli Bahuri membantah kabar dirinya acuh dengan kinerja tim penyidik yang menangkap Nurhadi. Firli mengatakan seluruh pimpinan KPK termasuk dirinya ikut mengawal kegiatan penangkapan Nurhadi tersebut. 

"Pimpinan mengikuti seluruh kegiatan mulai dari terdeteksinya posisi tersangka sampai tertangkapnya tersangka," kata Ketua KPK Firli Bahuri dikonfirmasi awak media, Rabu, 3 Juni 2020.

Dia menambahkan, kabar Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango, telah memerintahkan Novel Baswedan untuk menangkap Nurhadi adalah tidak benar. Ia bilang kinerja pimpinan KPK saat ini bersifat kolektif kolegial.

"Semua pihak memainkan peran sesuai tataran kewenangan. Mulai dari kelengkapan administrasi, surat perintah, minta bantuan personel Polri, karena hal ini penting supaya bisa dipertanggungjawabkan secara hukum dan sosial," ujar Firli.

Dia menekankan, seluruh pimpinan instansinya ikut memantau perkara. Mulai dari penangkapan, penggeledahan, hingga Nurhadi beserta Rezky dibawa ke markas antirasuah.  (vvn/wis) 

×
Berita Terbaru Update