SATU dari sekian banyak kelemahan manusia adalah mudah terombang-ambing oleh gelombang perubahan hidup. Manusia yang sejatinya mewarnai, kenyataannya diwarnai oleh perubahan.
Hanya dengan mental baja, kokoh bagaikan karang dalam samudera, manusian akan mampu menghadapi hantaman ombak perubahan itu dengan tegar. Bahkan dengan hantaman itu sang karang semakin tegar dan kokoh.
Mentalitas kuat itu adalah buah dari ikatan batin dengan Dia Yang Menguasai langit dan bumi. Ikatan batin itu yang dikenal dengan “ma’iyatullah”, yang melahirkan sebuah pegangan hidup yang kuat dan pasti (al-urwatul wutsqa). Yang dengannya perubahan tidak menjadikan manusia terombang-ambing dalam ketidak pastian yang tiada akhir.
Maka perkokoh iman di tengah perubahan drastis dunia. Khususnya di saat kita memasuki dunia baru, era baru, dan dengan keadaan baru; New Normal. (*)
(Shamsi Ali, dalam dialog memasuki era baru & dunia global).
