Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pemprov Jatim Siapkan Rp 900 Juta Bantuan Dana Bergulir Bagi 30 UMKM Pangan

Thursday, August 20, 2020 | 06:38 WIB Last Updated 2020-08-19T23:38:02Z


SURABAYA (DutaJatim.com) - Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada acara Expose Produk Olahan Makanan Non Beras di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (19/8/2020) menyerahkan secara simbolis Bantuan Modal Dana Bergulir sebesar masing-masing Rp 30 juta kepada tiga UMKM industri makanan  di Jawa Timur. 


“Baru 30 UMKM yang terverifikasi untuk mendapat pinjaman dengan bunga 3%. Tapi yang lainnya saya harap bisa segera menyusul,”  kata Khofifah.



Gubernur Khofifah menuturkan, Pemprov Jatim sendiri telah menyiapkan total dana sebesar Rp 900 juta, yang rencananya akan dibagikan ke 30 UMKM di seluruh Jatim. Pemprov Jatim melalui Dinas Pertanian akan melakukan seleksi menyeluruh, untuk kemudian ditentukan 30 UMKM yang berhak menerima bantuan modal sebesar Rp 30 juta. Tetapi skema lain yang disiapkan untuk  mendorong permodalan UMKM sekitar 290 miliar.


“Kita berharap UMKM Jatim bisa cepat bangkit, karena kontribusinya ke PDRB sampai 54%,” ungkapnya optimis.


Tiga UMKM yang berkesempatan menerima langsung adalah UMKM UD Artha Jaya dari Kab. Kediri, UMKM Djeng Dewi dari Kab. Ngawi, dan UMKM Sumerkar Pratiwi dari Kab. Tuban. 


Ketiganya hadir dengan berbagai variasi produk olahan pangan non beras utamanya umbi-umbian yang diolah menjadi tepung, kue basah, kue kering hingga keripik. Menyesuaikan program Diversifikasi Pangan, UMKM pangan ini hadir dengan berbagai inovasi produk yang diharapkan bisa diterima masyarakat sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi.


Sementara itu, Gerakan Diversifikasi Pangan ini merupakan merupakan implementasi dari Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi. 


Fakta menyebutkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia (97%) mengkonsumsi sumber karbohidrat dari beras. Konsumsi beras masyarakat Indonesia rata-rata 114,6 kg/tahun/kapita, atau 314 g per kapita per hari. Tingginya konsumsi beras dan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya menyebabkan penyediaan beras semakin berat pada setiap tahunnya. 


Diharapkan melalui pengembangan Diversifikasi Pangan Pokok Lokal pengembangan pangan pokok sumber karbohidrat dengan berbagai bentuk olahannya yang dapat disandingkan dengan beras/nasi, yang berbahan baku sumber pangan lokal. 


Serta dapat membangun kesadaran masyarakat untuk kembali pada pola konsumsi pangan pokok asalnya melalui penyediaan bahan pangan pokok selain beras serta sosialisasi dan promosi diversifikasi pangan. (gas)


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update