Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kisah Mutilasi Manajer HRD Ini Bak Adegan Film, Seperti Apa?

Saturday, September 19, 2020 | 09:42 WIB Last Updated 2020-09-19T02:42:18Z



Kisah Laeli Atik Supriyatin atau LAS alias Laeli bisa jadi pelajaran bagi kaum perempuan yang suka berpetualangan. Yang tidak memperhatikan norma agama dan sosial, kecuali hanya untuk mencari uang dan bersenang-senang. LAS pun terjebak dengan kehidupan pacarnya DAF yang akhirnya membunuh dan memutilasi manajer HRD PT Loyal Obayashi, Rinaldi Harley Wismanu.


MOTIF pembunuhan Rinaldi Harley Wismuna karena kedua tersangka ingin mengusai harta korban. Dalam kasus ini Laeli Atik Supriyatin menjadi tersangka bersama kekasihnya, DAF alias Djumadil Al Fajri. 


Lakon pasangan kekasih itu pun tampak rumit. Masa lalu Laeli Atik Supriyatin juga terkuak di Twitter. Pasalnya nama Laeli Atik Supriyatin pernah viral di media sosial setelah dibongkar oleh istri sah Fajri.


Banyak cuitan istri sah Fajri, Bunga, di Twitter soal Laeli Atik Supriyatin. Intinya, Laeli Atik Supriyatin dituduh sudah merebut suami orang.


Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana membenarkan Laeli merupakan pacar dari tersangka DAF (26) alias Fajri. "Ini adalah kasus pembunuhan berencana yang dilakukan DAF dan LAS, keduanya pasangan kekasih," kata Nana Sudjana dikutip dari Warta Kota.


Bahkan Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Handik Zusen mengatakan bahwa tersangka DAF alias Fajri sudah memiliki istri. 


Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana menjelaskan Laeli berperan untuk memancing agar Rinaldi Harley Wismanu bisa mereka pedayai. "Tersangka DAF ini perannya sebagai eksekutor atau yang membunuh korban serta memutilasinya. Sementara LAS perannya mengajak korban Rinaldi untuk bertemu dan menyewa apartemen di Pasar Baru, Jakarta Pusat," kata Nana.


Nana Sudjana menjelaskan Rinaldi Harley Wismanu kenal dengan Laeli lewat Tinder. Sudah satu tahun Rinaldi Harley Wismanu kenal dengan Laeli. Dari Tinder, percakapan Rinaldi Harley Wismanu dan Laeli berlanjut di WhatsApp.


"Mereka janjian bertemu pada 7 September di Apartemen Pasar Baru," kata Nana.

Saat itu Laeli berniat pinjam uang Rp 2 juta dari Rinaldi Harley Wismanu. Sampai kemudian keduanya bertemu. "Tanggal 7 September keduanya bertemu dan menyewa satu kamar Apartemen Pasar Baru Mansion di Jakarta Pusat. Mereka menyewa sampai tanggal 12 September," kata Nana.


Dibunuh di Apartemen


Sejak awal, kata Nana apa yang dilakukan LAS dengan Rinaldi diketabui oleh DAF. "DAF ini adalah pacar LAS. Mereka sudah merencanakan untuk menghabisi Rinaldi. Sebab LAS tahu bahwa korban ini memiliki finansial lebih atau orang kaya," kata Nana.


Karenanya, kata Nana, dalam pertemuan LAS dengan Rinaldi sebelumnya, LAS mengetahui nomor PIN ATM korban. Kemudian, pada 9 September LAS dan Rinaldi kembali janjian bertemu dan bersama-sama masuk ke kamar Apartemen Pasar Baru Mansion yang sudah disewa sebelumnya.


"Namun sebelum LAS dan korban masuk, tersangka DAF sudah mendahului masuk ke kamar apartemen dan bersembunyi di kamar mandi," kata Nana.


Kemudian tambah Nana, korban dengan tersangka LAS sempat berbincang di kamar apartemen. Setelah berbincang, korban dan LAS berhubungan badan. "Ketika keduanya berhubungan badan itulah, tersangka DAF keluar dari kamar mandi dan menghantamkan batu bata yang sudah disiapkan ke kepala korban sebanyak 3 kali. Lalu menusuk tubuh korban dengan pisau 7 kali hingga korban meninggal dunia," kata Nana.


Cat Rambut Pirang 


Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan usai membunuh dan memutilasi korban, tersangka Laeli kemudian mengecat atau mewarnai rambut hitam sebahunya menjadi pirang, untuk menghilangkan jejak atau agar tak dikenali.


"Jadi tersangka LS alias Laeli ini sengaja mengecat rambutnya menjadi warna pirang untuk menghilangkan jejak.  "Sehingga tidak ada yang mengenalinya. Jadi dia ingin merubah penampilannya," kata Nana.


Dengan mengubah penampilan, kata Nana, Laeli berharap tidak dikenali siapa pun terutama teman korban.

Nana Sudjana mengatakan uang Rp 97 Juta yang diambil kedua pelaku dari rekening ATM korban, di antaranya dibelikan 11 emas batangan Antam dengan total seberat 26 gram. 

Selain emas Antam, juga dibelikan motor Yamaha N-Max, dua laptop Asus abu-abu, juga perhiasan berupa 2 cincin Emas Bulgri. "Satu emas carties, dan satu Ipod," kata Nana dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/9/2020).


Selain itu, kata dia pelaku juga membeli 1 Handphone Iphone X warna hitam, 1 dompet merk Charles and Keith, 1 HP merk Vivo Y20, dan satu buah jam tangan merk Tissot 1853 TISSOT. (tbn) 

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update