Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Viral Logo PDIP Jadi Gambar Sila ke-4 Pancasila di Tayangan Belajar Daring TV Lokal Surabaya

Wednesday, September 9, 2020 | 09:30 WIB Last Updated 2020-09-09T02:46:52Z



SURABAYA (DutaJatim.com) - Polemik soal Pancasila kembali mengemuka. Setelah heboh pernyataan Ketua DPR Puan Maharani yang mengharap warga Sumatera Barat mendukung negara Pancasila, kali ini muncul cuitan mengenai logo PDIP dijadikan lambang sila ke-empat Pancasila dalam program belajar daring yang disiarkan salah satu televisi lokal di Surabaya. Kontan saja video itu bikin heboh media sosial. 


Untuk itu Politisi PDIP Hendrawan Supratikno menilai logo yang ditampilkan oleh stasiun TV tersebut keliru. "Itu jelas keliru. Harusnya cukup kepala banteng.Tak usah diperdebatkan lagi. Harus dikoreksi," ujar Hendrawan lewat pesan singkat seperti dikutip dari detik.com, Rabu (9/9/2020).


Hendrawan menyebut logo banteng harus berpatokan pada gambar banteng di lambang Garuda. Ia meminta semua pihak tidak mempermainkan simbol negara.


"Gambar di burung Garuda sudah jelas. Tidak perlu mengada-ada atau mempermainkan simbol yang sudah baku," tutur Hendrawan.


Sebelumnya pemilik akun twitter @chandra_ds membagikan potongan video pembelajaran daring selama 37 detik pada pukul 14.09 WIB. Di tweet pertama, akun @chandra_ds menuliskan "Program pembelajaran GURUku di @sbotv 8 September 2020 untuk kelas 1 SD, menjelaskan simbol sila 4 kepala banteng tapi gambar yang ditampilkan lambang PDI-P. @e100ss @dispendiksby1 @SapawargaSby @BanggaSurabaya," tulisnya.


Pada tweet pertama ini, akun tersebut menampilkan screenshot program tersebut beserta logo PDIP yang terpampang serta gambar materi. Pihak SBO TV pun memberikan klarifikasi atas viralnya logo PDIP pada sila keempat dalam belajar daring. Meski tidak membantah dan tidak membenarkan.


"Hoax, maklum mungkin orang-orang iseng. Tapi setiap pembelajaran diupload di YouTube. Di menit 16.38 bukan logo itu (PDIP)," kata salah satu pihak SBOTV Nur Ulfainyy saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (8/9/2020).


Cuitan di twitter tentang simbol Pancasila sila keempat bergambar lambang banteng PDIP itu langsung viral. Seperti dikutip dari detikcom, Selasa (8/9/2020), lewat channel YouTube-nya, TV lokal tersebut mengunggah video lengkap dengan durasi 29.05 menit. Pada bagian pengenalan sila keempat, lambang sila keempat dalam channel YouTube tersebut bukanlah logo kepala banteng PDIP.


Tetapi yang muncul adalah logo kepala banteng yang sebenarnya, sesuai dengan lambang sila keempat seperti gambar di dada burung Garuda Pancasila. Lalu mengapa bisa berbeda?


Pada video di twitter, logo banteng PDIP diletakkan pada sebuah layar berbackground putih. Logo itu berada di samping belakang guru yang sedang memberikan materi. Pada suatu kesempatan, badan sang guru saat bergerak maju terlihat menutupi logo banteng tersebut.


Sementara video di YouTube channel televisi lokal itu menunjukkan hal yang sama, namun logo pada layar ber-background putih adalah lambang kepala banteng sila keempat yang sebenarnya. Ukurannya lebih besar dari ukuran logo banteng PDIP pada video yang viral di twitter.


Sama seperti di video twitter, pada suatu kesempatan, badan sang guru terlihat bergerak maju. Namun saat bergerak maju, bukan lambang kepala banteng yang tertutupi badan guru. Justru badan guru-lah yang tertutupi lambang kepala banteng. 


Entah mana yang benar, masyarakat bisa menilai sendiri dengan membandingkan kedua video tersebut. Yang jelas, bila benar ada pemasangan gambar di luar gambar yang menjadi lambang negara, jelas itu kesalahan fatal. 


Untuk itu Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Supomo saat dikonfirmasi mengaku pihaknya akan mengklarifikasi terkait hal tersebut.


"Iya ini orangnya masih diklarifikasi belum selesai. Saya masih belum bisa memberikan info, karena orangnya masih diklarifikasi, bagaimana kejadiannya, bagaimana kronologinya. Sehingga kami tahu gimana ini, ada apa ini," kata Supomo.


Supomo menambahkan pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan evaluasi setiap satu pekan. "Pengawasan secara selektif, setiap akhir pekan selalu melakukan evaluasi, pembinaan, kita beritahu hati-hati, ini makanya materinya jangan SARA, jangan politik, kita sudah sampaikan itu," ungkap Supomo.


Supomo menegaskan guru-guru yang memberikan materi live di SBO TV tersebut merupakan guru aktif dengan status honorer.  "Guru aktif, tapi guru tidak tetap, honorer. Saat ini masih kita klarifikasi dulu, apakah ada unsur kesengajaan, apakah human error 100 persen itu harus kita lakukan," tandasnya. (det/wis)












No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update