Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dubes RI di Addis Ababa Ajak Pemuda Tingkatkan Jejaring Internasional

Monday, October 19, 2020 | 08:13 WIB Last Updated 2020-10-19T01:13:22Z


ADDIS ABABA (DutaJatim.com) -
Saat ini dan ke depan, konektifitas internasional dan kerjasama global antar pemuda dunia merupakan keharusan. Tidak ada satu pun system ilmu, profesi atau tiang-tiang penopang kehidupan suatu bangsa, baik dibidang ekonomi, sosial budaya apalagi politik, yang tidak terkoneksi dengan dunia global. 


Hal itu dikatakan Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika ketika membuka secara resmi dan virtual “Indonesia Youth Potential Festival 2020” kemarin, Minggu (18/10/2020). Acara pembukaan festival yang berlangsung selama beberapa hari itu dihadiri sekitar 250 orang pemuda baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Kegiatan diselenggarakan oleh Youth Ranger Indonesia. 


Lebih lanjut, Al Busyra Basnur mengatakan bahwa globalisasi adalah kenyataan yang harus dijadikan kendaraan menuju destinasi yang tepat dan benar. Globalisasi adalah fakta yang harus dijadikan tunggangan untuk memajukan bangsa Indonesia dan perdamaian dunia. Pemuda Indonesia harus ingat bahwa kita hidup di alam global, kita adalah bagian dari aktor globalisasi, dan kita sepenuhnya terlibat aktif di dalamnya. 


“Namun, pemuda tidak boleh hanyut apalagi larut tanpa makna didalam gelombang globalisasi itu. Ingat bahwa kita, bangsa Indonesia mempunyai kekayaan luhur dan abadi, budaya bangsa bernilai tinggi dan sejarah yang memberi pengajaran dan pembelajaran dengan segala kebaikan dan kebijakan kepada anak-anak dan cucu-cucu bangsa Indonesia,” kata Al Busyra.


Pada pembukaan tersebut Al Busyra Basnur, yang juga mantan aktifis pemuda dan peserta beberapa program pemuda internasional itu, mengingatkan bahwa pada saat ini pemuda dunia masih bergelut dengan berbagai persoalan mendasar kehidupan. 


“Namun, saat ini masih banyak anak-anak, remaja dan pemuda yang menderita kelaparan, tak punya kain pembalut kulit, tidur berkasurkan tanah, beratapkan bintang-bintang dilangit dan berselimutkan hembusan angin dingin. Dan pada saat yang sama, tidak sedikit pula mereka, yang dalam kondisi seperti itu, harus berjuang mempertahankan hidup dari ancaman ledakan bom dan desing peluru akibat konflik dan perperangan yang melanda berbagai wilayah dan kawasan dunia,” lanjutnya. (Gatot Susanto)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update