Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jangan Terprovokasi Lafaz Azan Diganti Seruan Jihad!

Tuesday, December 1, 2020 | 08:11 WIB Last Updated 2020-12-01T01:11:54Z



JAKARTA (DutaJatim.com) - Lagi-lagi Islam dan umatnya menjadi tertuduh sebagai biang kehebohan di tanah air. Seakan umat Islam digiring untuk mengurusi masalah-masalah yang seharusnya tidak perlu. Karena itu perlu pula berhati-hati menyikapi masalah yang seakan datang silih berganti tersebut sebab jangan-jangan ada yang sengaja memojokkan Islam dan umatnya dengan cara-cara yang provokatif. 

Kali ini sebuah video orang mengumandangkan azan yang mendadak viral di media sosial. Bagaimana tidak, lafaz azan orang itu ada yang diubah dengan seruan berjihad. Muazin mengganti lafaz "hayya 'alashshalaah menjadi hayya 'alal jihad". Lalu, sejumlah orang yang berada di belakangnya atau makmum menjawab secara kompak seruan jihad yang dikumandangkan muazin itu seraya mengepalkan tangan.

Tak ayal seruan kalimat 'hayya alal jihad' itu langsung mendapat reaksi dari berbagai tokoh dan kalangan masyarakat. Namun, jangan terprovokasi lafaz azan diganti seruan jihad!

Video pendek yang beredar di Youtube dengan judul 'Merinding Azan di Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin pimpinan Habib Bahar bin Smith' tersebut diposting pada Senin 30 November 2020. Tentu saja video ini langsung banjir komentar. Namun tidak jelas apakah benar tempat dan waktu kejadian seperti disebutkan dalam video itu. Yang jelas, di masyarakat terjadi pro-kontra.

Kalangan Nahdatul Ulama (NU), misalnya. Seperti disampaikan langsun oleh Ketua Pengurus Besar NU, Robikin Emhas, bahwa seruan azan diganti dengan ajakan berjihad adalah bentuk hasutan atau provokasi. 

Seperti dikutip dari viva.co.id, Robikin Emhas menegaskan, jihad harus dimaknai sebagai upaya sungguh-sungguh dari segenap komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional. Yakni mewujudkan perdamaian dunia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memakmurkan ekonomi serta menciptakan tatanan kehidupan yang adil dan beradab.

“Mari kita kokohkan persatuan dan kesatuan. Kita perkuat persaudaraan sesama warga bangsa dan persaudaraan kemanusiaan sebagai sesama keturunan anak cucu Nabi Adam dan jangan terpengaruh hasutan, apalagi terprovokasi. Agama jelas melarang keterpecah-belahan dan menyuruh kita bersatu dan mewujudkan perdamaian di tengah kehidupan masyarakat,” kata Robikin Emhas.


Tak Ada Dalilnya

Senada dengan NU, Muhammadiyah juga mengeluarkan sikap terkait seruan jihad dalam azan itu. Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, mengaku masih belum menemukan dalil yang menambahkan atau mengganti kalimat azan dengan seruan jihad.

"Saya belum menemukan hadits yang menjadi dasar azan tersebut. Saya juga tidak tahu apa tujuan mengumandangkan azan dengan bacaan hayya alal jihad," kata Abdul Mu’ti seperti dikutip dari viva.co.id di Jakarta, Selasa 1 Desember 2020.

Abdul Mu'ti dengan tegas meminta kepada aparat kepolisian untuk melakukan penyelidikan terkait video viral tersebut. "Aparatur keamanan dapat melakukan penyelidikan dan memblokir supaya video azan tersebut tidak semakin beredar dan meresahkan masyarakat," kata Mu’ti.

Mu'ti juga mendesak Kementerian Agama Republik Indonesia untuk melakukan bimbingan kepada ormas yang melakukan tindakan tersebut. Tujuannya agar mereka kembali mengikuti dan memahami ajaran agama yang benar.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis juga secara tegas menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengubah kata-kata dalam azan sekalipun dalam perang.

"Nabi Muhammad SAW tak pernah mengubah redaksi azan. Bahkan saat perang pun tak ada redaksi azan yang diubah. Redaksi azan itu tak boleh diubah menjadi ajakan jihad. Karena itu ibadah yang sifatnya tauqifi," kata Cholil.

KH Cholil Nafis juga meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tak mengubah azan karena sudah baku dalam Islam. Ia menegaskan panggilan jihad tidak perlu melalui suara azan. Tak lupa ia juga meminta agar masyarakat tidak terprovokasi.

Yang perlu menjadi catatan, menurut hadits yang diriwayatkan Imam Buchori, Nabi Muhammad memang pernah meminta dilakukan penambahan atau perubahan redaksi lafadz azan namun bukan terkait seruan berjihad. 

"Dari Nafi' bahwa Ibnu Umar pernah mengumandangkan azan salat di malam yang sangat dingin dan berangin kencang, maka dalam azannya ia mengucapkan 'Alaa shollu fir rihaal (ingatlah salatlah kalian di persinggahan). Kemudian katanya, Rasulullah SAW juga pernah memerintahkan muadzin untuk mengucapkan 'Alaa sahalluu fir rihaal)," tulis riwayat Imam Buchori. Namun bukan mengganti lafaz azan dengan seruan berjihad. 

FPI Membantah

Lalu apa benar seruan itu ada kaitannya dengan Habib Rizieq Syihab? Sekretaris Bantuan Hukum Front Pembela Islam (FPI), Aziz Yanuar membantah seruan jihad itu dilakukan pihaknya. Menurut dia, hal itu dilakukan oleh masyarakat. "Itu dari masyarakat, bukan FPI," ujar Aziz.

Aziz juga tidak tahu apakah seruan jihad melalui azan ini terkait dengan perlakuan pemerintah terhadap Habib Rizieq Shihab atau tidak. "Saya tidak tahu," katanya.

Aziz Yanuar mengaku dirinya baru lihat video tersebut. Namun, dia memahami bahwa itu adalah reaksi masyarakat atas ketidakadilan yang dipertontonkan saat ini.

"Itu bentuk reaksi dari masyarakat dan warga negara yang melihat bagaimana pemerintah selalu mengedukasi dan menyuarakan soal demokrasi Pancasila, soal keadilan di hadapan hukum dan soal penegakan hukum tanpa pandang bulu. Namun, saat ini masyarakat dipertontonkan dugaan kezaliman, ketidakadilan dan diskriminasi hukum luar biasa hanya dikarenakan ada yang berbeda pandangan dengan pemerintah," tambahnya.

Aziz menuturkan, dugaan ketidakadilan terhadap pihak yang berbeda pandangan dengan pemerintah justru kontra dengan demokrasi Pancasila dan jargon penegakan hukum tanpa pandang bulu.  "Janganlah bermain-main dengan ketidakadilan dan kezaliman," katanya. (vvn/okz) 

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update