Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kembangkan Fitur Canggih Mobil Listrik, Wanita Indonesia Sukses Berkarier di Tesla

Wednesday, December 23, 2020 | 08:02 WIB Last Updated 2020-12-23T01:02:46Z

Moorissa Tjokro



SAN FRANCISCO (DutaJatim.com) - Satu lagi perempuan Indonesia berprestasi di dunia internasional. Dialah  Moorissa Tjokro yang menjadi salah satu Autopilot Software Engineer di Tesla. Fitur Autopilot mobil listrik Tesla ini sangat canggih bisa membawa mobil melaju sendiri tanpa kendali manusia. Dan, ternyata di balik fitur itu ada sentuhan insinyur wanita asal Indonesia. Moorissa Tjokro menjadi salah satu Autopilot Software Engineer di Tesla.


Dikutip dari VOA Indonesia, Moorissa dipercaya untuk ikut menggarap fitur full self driving untuk mobil Tesla. Moorissa berperan sebagai insinyur perangkat lunak autopilot Tesla di San Francisco, California, Amerika Serikat.


"Sebagai Autopilot Software Engineer, bagian-bagian yang kita lakukan, mencakup computer vision, seperti gimana sih mobil itu (melihat) dan mendeteksi lingkungan di sekitar kita. Apa ada mobil di depan kita? Tempat sampah di kanan kita? Dan juga, gimana kita bisa bergerak atau yang namanya control and behavior planning, untuk ke kanan, ke kiri, manuver in a certain way," ujar Moorissa Tjokro dalam wawancara dengan VOA.


Moorissa telah bekerja untuk Tesla sejak Desember 2018. Sebelum menjadi Autopilot Software Engineer, Moorissa dipercaya Tesla menjadi Data Scientist yang menangani perangkat lunak mobil.


"Sekitar dua tahun lalu, temanku sebenarnya intern (magang) di Tesla. Dan waktu itu dia sempat ngirimin resume-ku ke timnya. Dari situ, aku tuh sebenarnya enggak pernah apply, jadi langsung di kontak sama Tesla-nya sendiri. Dan dari situlah kita mulai proses interview," ujarnya.


Kini, Moorissa lebih banyak bertugas untuk mengevaluasi perangkat lunak autopilot serta melakukan pengujian terhadap kinerja mobil, juga mencari cara untuk meningkatkan kinerjanya.


"Kita pengin banget, gimana caranya bisa membuat sistem itu seaman mungkin. Jadi sebelum diluncurkan autopilot software-nya, kita selalu ada very rigorous testing (pengujian yang sangat ketat), yang giat dan menghitung semua risiko-risiko agar komputernya bisa benar-benar aman untuk semuanya," ujarnya.


Moorissa yang merupakan lulusan SMA Pelita Harapan di Indonesia ini menetap di Amerika sejak 2011. Saat baru berusia 16 tahun, Moorissa mendapat beasiswa Wilson and Shannon Technology untuk kuliah di Seattle Central College.


Pada 2012, Moorrisa yang meraih gelar Associate Degree atau D3 di bidang sains melanjutkan kuliah S1 jurusan Teknik Industri dan Statistik di Georgia Institute of Technology di Atlanta. Tahun 2016 Moorissa lalu melanjutkan pendidikan S2 jurusan Data Science di Columbia University, di New York. Dia pun mengukir segudang prestasi selama menempuh pendidikan di Negeri Paman Sam. (det/wis)


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update