Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kiai Marzuki Mustamar Buka MTQ NU "Kapolda Jatim Cup"

Saturday, April 10, 2021 | 14:13 WIB Last Updated 2021-04-10T07:14:52Z

 

Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar bersama Ketua Panitia MTQ XIV NU Jawa Timur H Musyafa' Ali (foto bawah), di Pesantren Asy-Syadzili, Pakis Malang. (Foto: Humas)



MALANG (DutaJatim.com)  -
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengatakan, menghafal Al-Quran, mendalami dan memelajarinya merupakan ikhtiar menjaga kesucian Al-Quran.

"Kitab Suci yang merupakan firman Allah Subhanahu wa-ta'ala (Swt) ini, Allah-lah yang akan menjaganya. Karena itu, memahami Al-Quran sekaligus menghafal dan memelajarinya sangat penting bagi umat Islam," tutur KH Marzuki Mustamar.

Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang menegaskan hal itu, saat membuka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XIV lanjutan, di Pondok Pesantren Asy-Syadzili, Pakis, Malang, Sabtu 10 April 2021. Kegiatan yang digelar Pimpinan Wilayah (PW) Jamiyyatul Qurra' wal-Huffazh (JQH) Jawa Timur, memperebutkan Kapolda Jatim Cup 2021, berlangsung pada 10-11 April 2021.

Hadir di tengah acara tersebut, sahibul bait KH Mun'im Syadzili, Ketua panitia H Musyaffa' Ali dan Ketua PW JQHNU Jawa Timur, Ust H Zainul Arifin.

Lebi jauh Kiai Marzuki mengingatkan, dengan memelajari Al-Quran dan menghafalnya bagi seorang Muslim akan memberikan manfaat di tengah masyarakat.  Mereka adalah orang-orang yang mulia di mata Allah dan di mata masyarakat.


Di tengah masyarakat, para penghafal Al-Quran lebih diutamakan untuk menjadi imam dalam salat. Dengan pembacaan yang fasih, para penghafal Al-Quran sangat dimuliakan sesuai pesan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

"Kanjeng Nabi berpesan, pilihlah imam salat seseorang yang bacaan Al-Quran yang paling fasih. Dan yang terbaik di antara kalian adalah yang terus belajar Al-Quran," tutur Kiai Marzuki Mustamar.

Ia pun mengingatkan adanya seseorang yang sembrono dalam membaca Al-Quran. Mereka inilah yang terancam dilaknat Allah.

"Yakni, orang yang tak mengerti tajwid (tatacara membaca Al-Quran) dan membacanya salah. Orang yang tak mengerti ilmu tafsir dan ahli tafsir, ikut menafsir Al-Quran," tuturnya.

Dengan diadakan MTQ, menurut Kiai Marzuki, umat Islam terus menerus berusaha untuk menjaga kesahihan bacaan yang telah diajarkan sejak zaman Kanjeng Nabi hingga kini. Dengan memelajari bacaan Qiraah Sab'ah, misalnya, kesinambungan ilmu dan bacaan yang benar, sebagaimana diajarkan para Sahabat Nabi.

Ketua Panitia MTQ NU Jawa Timur, H Musyaffa' Ali mengatakan, kali ini merupakan penyelenggaraan MTQ terpanjang. Dengan proses yang mengalami penundaan karena pandemi Covid-19.

"Kita yang terbiasa dengan penyelenggaraan MTQ dengan meriah akhirnya harus menyesuaikan dengan kondisi, dari rencana yang diadakan tahun lalu akhirnya bisa diadakan secara virtual, baik di Pesantren Konang Bangkalan sebelumnya, hingga dilanjutkan di Pesantren Asy-Syadzili Pakis Malang ini," tuturnya.

Menurut Musyaffa', dalam kondisi apa pun syiar Al-Quran tidak boleh berhenti. Syiar Al-Quran harus terus menggema di jagat raya ini sebagai bagian dari dakwah dan pengembangan Islam di bumi.

KH Mun'im Syadzili, Pengasuh Pondok Pesantren  Asy-Syadzili menyampaikan pesan dalam perhelatan demi syiar Al-Quran ini berlangsung dengan cukup ketat, sesuai dengan protokol kesehatan.

"Kondisi new normal menjadikan penyelenggaraan MTQ NU Jawa Timur diadakan baik lewat luring (kehadiran langsung) maupun daring (virtual)," tutur putra KH Syadzili.

KH Syadzili adalah pejuang ilmu-ilmu Al-Quran di kawasan Malang Raya, yang kini dilanjutkan dengan perkembangan pesantren tersebut oleh KH Mun'im Syadzili. 

Dalam MTQ NU Jawa Timur kali ini, terdapat tiga jenis lomba MTQ. Antara lain Musabaqah Hizhil Quran (MHQ), putra-putri 10 Juz dan 20 Juz, Lomba Mars dan Sholawat, serta Lomba Tilawah, terbagi atas kagetori Anak putra-putri, Remaja putra-putri.

Dalam rangkaian MTQ XIV, tahapan sebelumnya diadakan di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Konang, Bangkalan, Madura. Sebagai bentuk syiar yang lebih luas, kemudian puncaknya digelar di Malang ini. (gas)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update