Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Peluang Bisnis di Swiss Terbuka Lebar, Yuk Buka Warkop di Zurich

Sunday, June 20, 2021 | 05:44 WIB Last Updated 2021-06-19T22:46:24Z


ZURICH, SWISS (DutaJatim.com)   – Kopi Indonesia sudah sangat terkenal di dunia internasional. Sejak dulu kala. Baik kopi Sumatera, Flores, Sulawesi, Bali, Jawa dan Aceh, sudah dikenal dan digemari masyarakat di berbagai negara. Termasuk Swiss. Dan kedai kopi yang terkenal di negeri ini adalah Omnia Coffee yang berada di Kota Zurich.


Peluang Bisnis di Swiss Terbuka Lebar, Yuk Buka Warkop di Zurich!


Pemilik warung kopi Omnia Coffee, Ibu Alista, mengaku bahwa peluang bisnis untuk kopi Indonesia di pasar Swiss terbuka lebar. Warung kopinya sendiri mempunyai daya tarik karena menyajikan kopi Indonesia yang memiliki cita rasa khas. 


Untuk itu Pemerintah Indonesia melalui KBRI mendukung pelaku bisnis kopi menembus pasar Swiss. "Kita akan dukung dan dorong para pebisnis kopi, baik B2B atau B2C di Swiss, melalui pendirian Trading House," kata Duta Besar Indonesia untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, saat bertemu dan berbincang dengan para pengusaha Indonesia di Zurich. 


Muliaman antara lain bertemu pemilik Omnia Coffee, pengusaha rumah makan 'Dapur', 'Jajananku.ch', dan 'Bali Massage'. Para pengusaha menyampaikan kegiatan usahanya dan tantangan dalam berbisnis di Zurich.


Selain kopi Sumatera, kopi yang paling laku di warung Ibu Alista adalah kopi Indonesia asal Bali. Image dan branding Bali memang cukup menempel di benak masyarakat Swiss. 


Ibu Alista yang bersuamikan orang Swiss ini juga mendesain warung kopinya dengan etalase produk-produk kopi nusantara sehingga memberikan nuansa Indonesia saat mampir ke warungnya. Secara berkala, Omnia Coffee juga menawarkan kelas barista bagi para peminat yang tertarik belajar membuat kopi dengan profesional.


Ibu Diane, pengusaha restoran Dapur juga telah cukup lama berbisnis di Swiss. Restorannya memiliki ciri khas menu masakan vegetarian Indonesia, yang memiliki penggemar khusus di Swiss karena merupakan satu-satunya restoran masakan Indonesia yang plantbased. 


Diane menjelaskan tantangan yang dihadapi, antara lain, untuk mendatangkan koki dari Indonesia serta pengadaan bahan dasar masakan dari Indonesia. Demikian pula bisnis kuliner yang dilakukan oleh Ibu Lifah (Jajanaku.ch) punya prospek yang baik dan diharapkan terus berkembang setelah IE-CEPA berlaku.


Sementara Pak Made, terapis dan sekaligus pemilik Bali Massage menceritakan, bahwa bisnisnya justru laris manis dan tak pernah sepi pengunjung di masa pandemi Covid-19. Tempat usahanya merupakan salah satu tempat massage terbaik dan paling dicari di Zurich. Selama pandemi, penerapan protokol kesehatan tak pernah dilupakannya. Ia juga ingin mengambil manfaat dari IE-CEPA bagi bisnisnya.


Peluang Bisnis di Swiss Terbuka Lebar, Yuk Buka Warkop di Zurich!


Sebagai informasi, saat ini perjanjian IE-CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement between the Republic of Indonesia and the EFTA States/Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Republik Indonesia dan Negara-Negara European Free Trade Association), sudah diratifikasi Indonesia dan selanjutnya sedang menunggu ratifikasi dari pihak Swiss dalam waktu dekat pada tahun ini. Perjanjian ini penting karena isu tarif menjadi bagian dalam kesepakatan IE-CEPA dan diharapkan kedua negara dapat memanfaatkan perjanjian dimaksud.  (KBRI Bern)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update