Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Prokes Kendor, Muncul Cluster Ziarah Wali Limo, Lagi-lagi Pasien Meninggal

Saturday, June 19, 2021 | 22:56 WIB Last Updated 2021-06-19T15:56:22Z

 

Rombongan ziarah wali limo diswab antigen. (WartaBromo)

PASURUAN (DutaJatim.com)  - Saat ini  masyarakat lengah. Disiplin protokol kesehatan kendor. Kerumunan terjadi di acara pernikahan. Ziarah makam wali. Wisata saat liburan. Akibatnya muncul cluster ziarah, pernikahan, dan wisata.

Paling baru dua warga Kelurahan Trajeng, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, meninggal dunia terpapar COVID-19. Mereka merupakan anggota rombongan ziarah makam wali.

Segera setelah diketahui  kasusnya, 
Satgas Covid-19 Kota Pasuruan langsung melakukan swab antigen massal pada 142 anggota rombongan ziarah di RW 01 dan RW 03.

"Mereka rombongan ziarah wali 5 (lima). Yang meninggal positif COVID-19," kata Lurah Trajeng, Sunaryo di sela-sela swab massal warganya, Sabtu (19/6/2021).

Dua orang yang meninggal terpapar COVID-19, sebelumnya mengeluh sakit usai ziarah pada 6 Juni 2021. Mereka menjalani perawatan selama kurang lebih dua minggu.

Dua orang yang meninggal berjenis kelamin perempuan. Dian Puspita, Kepala Puskesmas Trajeng menjelaskan, upaya tracing dan testing dilakukan untuk mencegah adanya kluster baru di permukiman warga. Untuk itu, 142 warga yang mengikuti ziarah harus melakukan swab.

Hal hampir sama terjadi pada cluster Sidomulyo, Kota Mojokerto. Penyebarannya berlangsung cepat hingga menginfeksi 50 warga dalam sepekan ini.

Komisi III DPRD Kota Mojokerto menilai, cluster ini terjadi karena kendornya penerapan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto Deny Novianto berpedapat, cluster Lingkungan Sidomulyo terjadi akibat turunnya kesadaran warga dalam mematuhi prokes. Khususnya dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang.

"Pasti karena adanya OTG (orang tanpa gejala) yang tidak memaruhi prokes. Ketika ada kumpul-kumpul di lingkungan masing-masing, tanpa disadari menularkan ke orang lain. Seandainya prokes diterapkan ketat, saya yakin tidak tercipta cluster. Itu kan penyebarannya di lingkungan itu. Saya yakin penyebarannya melalui acara yang berkerumun, misalnya kerja bakti, atau tahlilan dan sejenisnya," kata Deny seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (19/6/2021). 


Penyebaran COVID-19 di cluster Sidomulyo, Kelurahan Mentikan, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto tergolong cepat. Berawal dari dua warga meninggal karena virus Corona di Sidomulyo gang 3 dan 4 pada 11-12 Juni lalu. Saat ini sudah ada 50 warga yang terinfeksi COVID-19. Tiga di antaranya meninggal dunia.

Kota Mojokerto saat ini berstatus zona oranye atau wilayah dengan risiko sedang penyebaran COVID-19. Jumlah warga terinfeksi virus Corona hari ini bertambah 21 orang. Yakni dari 2.775 jiwa pada Kamis (17/6) menjadi 2.796 jiwa. Terdiri dari 122 pasien dalam perawatan, 2.484 pasien sembuh, serta 190 pasien meninggal dunia.

(det/wis)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update