Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Metode Uap Diserbu Pasien Covid-19 Picu Kerumunan, Hari Ini Tutup Sementara

Tuesday, August 3, 2021 | 06:53 WIB Last Updated 2021-08-02T23:53:20Z

 

Suasana ditempat praktik metode uap dr Yosephine Pratiwi

MALANG (DutaJatim.com)  - Kondisi Rumah Sakit Rujukan yang masih fluktuatif terkait kapasitas pasien penanganan Covid-19, membuat sejumlah klinik berpraktik membantu penyembuhan  dengan metode uap.  

Salah satunya praktik dokter Yosephine Pratiwi di Kecamatan Karangploso, Malang. Praktik metode uap ini  beberapa bulan terakhir diserbu para pasien yang terpapar Covid-19 untuk menyembuhkan diri. Jumlahnya cukup banyak sehingga memicu kerumunan.

Hal itu yang membuat tempat praktik ini 
 mulai Selasa (3/8/2021) hari ini harus ditutup sementara. Pantauan Senin kemarin mulai dari orang tua hingga anak kecil, bersepeda motor hingga bermobil semua pasien tampak mengantre untuk menghirup uap yang dipasang ke hidung bak orang hirup oksigen di selama tiga sampai lima menit

"Senin hari terakhir saya beroperasi. Karena saya sadar ini berkerumun. Jadi saya putuskan untuk tutup sementara sampai ada tempat yang lebih luas. Sudah dijanjikan memang oleh pihak Lurah dan Camat akan diberi tempat tapi ini masih koordinasi," kata Yosephine, Senin (2/8/2021).

Yosephine juga menjelaskan, banyaknya pasien dengan terapinya ini terjadi pada beberapa bulan terakhir.

Setiap harinya ada 80 pasien yang berasal dari daerah di Jawa Timur.

"Karena kehabisan rumah sakit maka mereka pindah ke sini sebagai pengobatan alternatif. Sekarang sudah banyak mayoritas dari Jatim seperti dari Pasuruan, Trenggalek sampai Probolinggo," tutur dia.

Pasien yang cukup banyak itu pun berbondong-bondong ke sana, karena terapi ala Yosephine ini sudah mampu menyembuhkan 200 pasien lebih.

"Dan harganya itu kami relatif murah sekali terapi Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu. Dan ditambah obat-obatan jika gejalanya parah," kata dia.

Untuk terapinya sendiri, Yosephine mengaku awalnya nekat. Ada pasien yang kehabisan rumah sakit dan dia pun terpaksa menolong karena keadaan mendesak.

Yosephine pun menceritakan waktu itu meramu ramuan uap itu, yakni terdiri dari campuran Dexametashon, Ambroxol sirup, NaCl, dan minya kayu putih.

"Karena nekat waktu itu 2020. Ada pasien nekat dan dokter nekat. Tapi akhirnya sembuh karena kondisi memang mendesak," kata dia.

Sejak saat itu pun dia lalu mengembangkan terapi ini hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang Raya memberikan lampu hijau untuk terapinya.

"Iya sudah mendapat respon baik dan lampu hijau dari IDI Malang Raya. Kalau gak ada lampu hijau saya ya disuruh tutup," kata dia.

Dengan penutupan terakhir ini pun tampak Yosephine ke pasien yang baru datang untuk belajar ke pasien lainnya yang sudah sembuh.

"Pokoknya makan yang banyak kalau bisa makan 8 sampai 10 kali meskipun muntah tidak papa. Karena dengan makan itu virus sulit berkembang karena tubuh ini butuh energi. Coba belajar itu ke pasien yang sudah sembuh itu," kata dia ke salah satu pasien. (aje/ndc)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update