Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Warga Antusias Vaksinasi di Ponpes Amanatul Ummah, Kiai Asep Dukung Vaksin Nusantara

Saturday, August 28, 2021 | 07:45 WIB Last Updated 2021-08-28T00:45:53Z

MOJOKERTO (DutaJatim.com) – Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, memberi contoh dalam melaksanakan program vaksinasi. Salah satunya saat acara Serbuan Vaksinasi ke Pondok Pesantren yang digelar bekerjasama dengan Kodam V/Brawijaya di Kampus Institut KH Abdul Chalim, Kompleks Ponpes Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat 27 Agustus 2021.  


Sehari sebelumnya, Kamis 26 Agustus 2021, acara vaksinasi untuk ribuan warga dan keluarga besar Ponpes Amanatul Ummah itu dihadiri pula Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Wabup Muhammad Al Barra, serta Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander. Hari berikutnya vaksinasi diadakan di Ponpes Amanatul Ummah di Surabaya.


Tampak peserta vaksinasi antusias mengikuti program ini. Sebelum menjalani vaksinasi mereka terlebih dulu makan dengan menu makanan yang sudah disiapkan oleh panitia. Setelah itu melaksanakan vaksinasi. 


Tampak peserta dengan tertib divaksin oleh petugas. Setelah itu mereka keluar mendapatkan beras, minuman kacang ijo, dan amplop berisi uang dari Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Prof Dr KH Asep Saifudin Chalim MA.


Kiai Asep--panggilan akrab KH Asep Saifuddin Chalim--mengatakan, Ponpes Amanatul Ummah melakukan vaksinasi untuk mempercepat herd immunity atau kekebalan komunal.  Selain itu juga untuk mendukung program pemerintah membangkitkan ekonomi masyarakat. 


Namun demikian, Kiai Asep juga wanti-wanti bahwa vaksinasi yang dilaksanakan di Ponpes Amanatul Ummah tidak boleh memakai vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson karena haram mengingat ada unsur babi di dalam dua vaksin tersebut. "Itu karena mengandung (tripsin) pankreas babi dan hukumnya haram," katanya.





Kiai Asep malah mendukung vaksin produksi dalam negeri, yakni vaksin Nusantara yang digagas mantan Menkes Terawan Agus Putranto, dan vaksin yang dibuat tim peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Merah Putih. Untuk mendukung kedua vaksin ini Kiai Asep malah siap mendatangkan bila benar-benar sudah resmi mendapat izin untuk digunakan bagi masyarakat.  


"Ini soal nasionalisme. Arti sesungguhnya kemerdekaan itu di sini, ketika kita bisa menentukan sendiri yang terbaik untuk bangsa ini. Termasuk dalam vaksinasi. Harus kita dukung vaksin buatan putra bangsa sendiri. Apalagi Presiden Jokowi sudah memerintahkannya, sehingga harus didukung. Bahkan dipercepat. Jangan malah dihalang-halangi vaksin Nusantara ini," katanya. 


Seperti diketahui kini Vaksin Nusantara sendiri banyak diminati masyarakat. Mulai anggota DPR, pejabat pemerintah, hingga pengusaha, sudah menjalani vaksin dengan vaksin Nusantara. Bahkan Turki dikabarkan berminat mengimpor 5,2 juta dosis Vaksin Covid-19 Nusantara besutan eks Menkes Terawan Agus Putranto itu. Kabar tersebut disampaikan Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair, Profesor drh Chairul Anwar Nidom. 


Niat mengimpor vaksin itu disampaikan Turki secara pribadi kepada Terawan pada 1,5 bulan lalu. Selain itu, Turki juga menawarkan diri sebagai lokasi uji klinis fase 3 Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik itu. Vaksin Nusantara sendiri sempat dikabarkan dihambat proses uji klinisnya di tanah air.


Selain vaksinasi, Kiai Asep juga melakukan ikhtiar lain untuk menghadapi Covid-19.  Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu ) itu mengedukasi masyarakat agar membiasakan pola hidup bersih dan sehat serta ikhtiar lewat munajat kepada Allah SWT. Kiai miliarder tapi dermawan ini mengajak masyarakat mengamalkan aurat dan mengonsumsi obat yang dikonsumsi Rasulullah SAW.


Menurut Kiai Asep, semua yang disampaikan Rasulullah pasti dari Allah, bukan dari nafsu. “Wa ma yantiqu anil hawa’ inhua illa wahyuyyuha,” kata Kiai Asep mengutip al-Quran Surat An-Najm ayat 3. Arti bebasnya: semua yang diucapkan Nabi Muhammad itu bukan dari hawa nafsu, tapi wahyu dari Allah.


Kiai menyebut buah kurma, air zam-zam, madu, dan habbatussauda atau jinten hitam. Para santri Amanatul Ummah yang berjumlah 12.000 anak juga diajarkan untuk mengonsumsi bahan tersebut. Misalnya tiap pagi makan satu butir kurma. “Kalau ada indikasi, misalnya batuk-batuk atau ngantuk berlebihan saya minum air zam-zam,” tambahnya.


Selain itu juga diberi madu, habbatussauda, dan minuman kesehatan probiotik yang diproduksi sebuah perusahaan di Malang. “Kurma itu dikunyah sampai lembut dan bercampur air liur baru ditelan,” kata Kiai Asep. Tapi Kiai Asep juga mengingatkan harus membaca doa. “Baca bismillah, alhamdulillah, qul huwallahu ahad,” katanya.


Alhamdulillah, kata Kiai Asep, sudah 1 tahun 5 bulan para santri Amanatul Ummah yang jumlahnya 12.000 itu tak ada yang terjangkit virus corona. Bahkan sudah 1 tahun 5 bulan pula belajar tatap muka alias PTM. Tanpa belajar daring. "Tapi tak ada yang kena corona,” tegasnya.


Kiai Asep juga mendorong masyarakat ikhtiar menjaga kesehatan dengan mempraktikkan hasil temuan-temuan para ahli. Kiai Asep lalu menyebut hasil penelitian drh Indro Cahyono, alumnus UGM, tentang manfaat garam krosok yang bisa merontokkan virus corona. Hasil temuan itu kini lagi populer. Videonya juga viral. 


Sebelumnya Kiai Asep bahkan langsung memberi contoh dengan mempraktikkan cara penggunaannya. “Caranya garam krosok dicampur air lalu dimasukkan hidung dan dibuat kumur di mulut,” kata Kiai Asep.


Komposisinya 1 botol air dicampur 1 sendok garam munjuk. “Kalau air setengah liter berarti garamnya setengah sendok,” katanya.


Mengutip hasil penemuan drh Indro, Kiai Asep mengatakan bahwa virus corona nempel lebih dulu di hidung atau mulut beberapa hari sebelum menyerang organ tubuh. Nah, saat itulah harus dirontokkan dengan garam krosok. Kalau virus corona telanjur masuk ke organ tubuh seperti paru-paru, maka garam itu tak berfungsi lagi. Karena itu Kiai Asep menyarankan agar dalam dua hari atau tiga hari sekali membersihkan hidung dan mulut dengan garam krosok.


Kiai Asep mengaku prihatin terhadap melonjaknya virus Corona di Indonesia, termasuk di Jawa Timur. Apalagi PPKM Darurat yang dipimpin Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu tak efektif. (gas)


Tonton Video Lain:




No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update