Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Aliya, Pelukis Muda Malang, 'Mengangkat' Deru Ombak hingga Gresik

Sunday, November 7, 2021 | 10:08 WIB Last Updated 2021-11-07T15:20:45Z

GRESIK (DutaJatim.com) - Untuk memperingati 17 tahun sanggar Daun, seorang pelukis muda asal Malang Aliya Sakina Murdoko (11) menggelar pameran tunggal bertajuk Coastal Life Art Journey In The Feature di salah satu mall di Kota Gresik mulai Sabtu (6/11/2021). 


Pameran yang berlangsung 6-20 November ini menyuguhkan 31 karya yang lebih dominan dengan nuansa masyarakat pesisir laut.


Arik W. Wartono pendiri sekaligus pembina sanggar Daun mengatakan Aliya salah satu di antara puluhan anak yang belajar melukis di sanggar Daun. Ia  sejak masih berumur empat tahun sudah mulai masuk menjadi anak didiknya.


"Sejak masuk sanggar, Aliya memiliki bakat yang baik. Potensinya untuk menjadi seniman lukis terlihat sejak belia," ujar Arik.


Arik melanjutkan siswa kelas VI SD Laboratorium UM Malang itu hingga saat ini sudah 30 kali juara lomba lukis internasional dan nasional. Ia lebih banyak mengambil tema tentang masyarakat pesisir serta kehidupan di sekitarnya.

 

Salah satu karya berjudul bunga layu mendapat juara 1 festival seni internasional di Rusia. Dengan prosesnya melalui mengirimkan foto kemudian dinilai juri. 


"Aliya lebih banyak melukis tentang kehidupan masyarakat pesisir, juga ombak (laut), hewan, bunga. Dia 30 kali juara lomba lukis Internasional dan Nasional, yang terbaru karya lukisnya berjudul bunga layu menjuarai lomba di Moscow Rusia," jelasnya.


Di tempat yang sama, Aliya mengatakan lebih menyukai melukis seperti bunga, maritim (laut) dan hewan. Tentang inspirasi lebih banyak didapat dari teman dan saudara ketika akan melukis, selain ada inspirasi dari orang tua.


"Saya ingin dikenal orang dengan karya saya. Saya suka melukis ombak, hewan dan kehidupan pesisir. Bapak ibu dan teman serta saudara lebih banyak memberi motivasi," katanya.


Sementara itu, Hardia Murdoko ayah dari Aliya menjelaskan awalnya Aliya hobi lukis tanpa alat, menempel cat di kertas dengan telapak tangannya dari masih usia empat tahun.


 Tiga tahun berikutnya, dia mencoba untuk mengeksplore bakat Aliya dengan memasukkan ke seniman lokal Malang selama tiga tahun. Kemudian baru mengikuti bimbingan sanggar Daun tahun 2014.


"Saya ngikut bakat dari Aliya, saya membebaskan anak untuk ikut seni, untuk perkembangan dirinya. Jika nanti satu hari pilihan jadi seniman terserah Aliya, tidak ada tekanan dari kami. Tapi semoga bakatnya bisa menjadi lebih berkembang, menjadi seniman hebat," ujar PNS di Blitar itu. (fan/ndc)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update