Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pelecehan Seksual di Unesa, Korban dan Pelaku Bertambah, Siapa Menyusul Melapor?

Saturday, January 15, 2022 | 20:36 WIB Last Updated 2022-01-15T13:36:15Z

 


SURABAYA (DutaJatim.com) - Hasil investigasi kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di Jurusan Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH), Universitas Negeri Surabaya (Unesa)  akan keluar pada Selasa 18 Januari 2022. Saat ini penyelidikan terus berlanjut. Apalagi kasus ini diduga melibat sejumlah dosen dan fakultas lain. Korban pun disebut-sebut bertambah. Polisi dari Polda Jatim pun turun tangan.


Humas Unesa mengungkapkan, bahwa Satgas PPKS akan melibatkan beberapa ahli dalam melakukan investigasi. 

Selain di Jurusan Hukum, FISH, Unesa, diduga oknum dosen hukum berinisal “H” melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya yang tengah bimbingan skripsi. Ternyata, terdapat satu kasus lagi yang muncul di fakultas lain yakni Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).


Kasatgas PPKS Unesa, Mutimmatul Faidah mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus melakukan investigasi kasus tersebut. 


Dalam proses investigasi, Satgas PPKS libatkan beberapa ahli, ada ahli hukum, psikologi, sosiologi dan dokter untuk mendalami dan melakukan kajian lebih lanjut.


"Investigasi ini harus tuntas, karena tim kami terdiri dari banyak ahli dan saat ini kasus masuk tahap kajian," ujar Kasatgas PPKS Unesa.


Menurutnya, dalam menindaklanjuti kasus, tim tidak bisa gegabah, karena pihaknya perlu untuk menelusuri terkait keterangan dari pihak korban maupun pelaku. 


Untuk keterangan tersebut, dikatakan Kasatgas PPKS Unesa, pihaknya gunakan sebagai kajian seberapa jauh dan sampai dimana kekerasan dilakukan serta melibatkan siapa saja.


Dia juga menambahkan, pihaknya telah membuka hotline pengaduan, dan selama pembukaan pengaduan tersebut, apabila terdapat korban baru yang mengadu kemudian diterima oleh Satgas, maka, akan segera ditindak lanjuti dan diproses sesuai dengan mekanisme yang ada di Unesa. 


Dalam menindak kasus kekerasan seksual di Unesa, lanjutnya, Satgas PPKS Unesa melewati beberapa tahapan: pengaduan, investigasi, kajian dan putusan status kasus termasuk sanksi.


Sementara, Kepala Humas Unesa, Vinda Maya juga berkomitmen untuk segera mengabarkan kepada masyarakat apabila hasil investigasi tersebut telah keluar.


“Sekarang Satgas sedang fokus kerja dan kami dari Humas segera mengabarkan kepada publik hasil investigasinya,” ucap Kepala UPT Humas UNESA, Vinda Maya S.

Korban Bertambah

Dalam kasus ini, korban kasus dugaan pelecehan seksual di Unesa terus bertambah. Diduga sudah ada sembilan mahasiswa yang melapor dengan melibatkan empat dosen.


Hal tersebut diungkapkan oleh, @dear_unesacatcallers, akun Instagram yang pertama kali memviralkan kasus dugaan pelecehan dosen Unesa melalui postingan, pada Minggu, 9 Januari 2022.


“Ada sembilan mahasiswi, empat orang (dosen),” singkatnya, ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat di aplikasi Instagram.


Admin akun @dear_unesacatcallers menambahkan, setidaknya sudah ada sembilan mahasiswa yang melapor dari berbagai fakultas di Kampus Unesa. Selain itu, pelaku juga dosen yang berbeda-beda pula.


“Beda fakultas dan beda pelaku (dosen),” ucapnya.


Kasus serupa juga diduga terjadi di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS).
Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh dosen FBS Unesa diterangkan akun Instagram @dear_unesacatcallers. Dalam unggahan satu hari yang lalu, akun tersebut menceritakan kronologi dugaan pelecehan seksual mahasiswi, yang dilakukan dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) berinisial DW.


Dosen DW diduga kerap memanggil mahasiswinya dengan sapaan 'cantik' dan 'sayang'. Pada korban 1, DW meminta kontak ponsel agar bisa berkomunikasi lebih intens.


Saat itu korban 1 belum curiga. Beberapa waktu kemudian, DW mengutarakan perasaan kangen pada korban 1 melalui pesan WhatsApp. DW juga menghubungi korban dengan memanggil 'sayang' dan 'cantik'.


Pada saat perkuliahan daring, DW juga mengirim pesan pada korban. DW meminta bertemu tanpa didampingi pasangan korban.


Pada korban 2 yang merupakan mahasiswi bimbingan, DW juga mengirim pesan. "Menurut saya, kamu tidak cocok jadi mahasiswi bimbingan saya, kamu lebih pantas jadi pacar saya," berikut pesan yang dikirim DW.


Pada awal pandemi COVID-19, DW meminta korban 2 untuk melakukan bimbingan di rumahnya. Tetapi atas larangan Kepala JBSI, korban 2 tidak datang ke rumah DW.


Lalu pada korban 3, DW sempat mengirimkan pesan melalui WhatsApp dengan kata-kata yang tak pantas. "Basah. Biar kita mandi bersama. Ha ha ha," berikut pesan yang dikirim DW.

Kepolisin Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) juga melakukan penyelidikan terkait dugaan pelecehan yang terjadi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Saat ini korps Bhayangkara ini mengumpulkan informasi dari berbagai pihak untuk mengetahui seperti apa alur ceritanya.

“Kita mengumpulkan informasi dulu atau pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) untuk mengetahui bagaimana sih rangkaian peristiwanya,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Repli Handoko, Kamis (13/1/2022). (nas)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update