Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pembina AKD Jatim, Dwi Putranto Suloksano: Fasilitasi Kades Kembangkan Jiwa Entrepreneurship

Tuesday, March 8, 2022 | 17:40 WIB Last Updated 2022-03-08T10:47:11Z
Pembina AKD Jatim Dwi Putranto Sulaksono (paling kiri) dan Kades Pangkah Wetan, Kec. Ujung Pangkah, Gresik. Saifullah Mahdi (kedua dari kiri) bersama para akademisi di Waren Intel Ropang Cafe Jalan Bunga Coklat No 1 Malang , Jawa Timur, Senin 7 Maret 2022 malam.


MALANG (DutaJatim.com) - Pembina AKD Jatim, Dwi Putranto Sulaksono dapat disebut sebagai inisiator program “Manajer Bank Mandiri Desa” bagi 7.724 kepala desa di Jawa Timur. Salah satu mimpinya, yakni menjadikan para kepala desa berdaya dan memiliki  ‘jaminan hari tua’ setelah jabatan berakhir. Tujuan selanjutnya memakmurkan masyarakat desa.


Ya, kepala desa adalah ujung tombak kegiataan pemerintahan paling depan dan langsung bersentuhan dengan masyarakat. Sedangkan di sisi lain, kepala desa juga ujung tombok dari berbagai masalah masyarakat maupun warga desa.  Kades sering kali nomboki alias 


Para kepala desa yang memiliki latar belakang beragam, seringkali ‘gagap’ menghadapi kenyataan hidup begitu tidak menjabat lagi. Menurut Dwi Putranto Sulaksono, hal itu terjadi karena berbagai sebab dan alasan tertentu. Di antaranya, karena idealisme untuk sepenuhnya memberikan tenaga dan pikiran tercurah untuk pelayanan masyarakat dan pembangunan desa. Karena itu kades tak sempat memikirkan diri dan keluarganya.


“Saya ingin para kepala desa memiliki semacam jaminan hari tua, yang berupa bisnis untuk menjadi bankir atau semacam manajer Bank Mandiri desa,” ujar Dwi Putranto Sulaksono, dalam setiap acara sosialiasai Manajer Desa Mandiri di beberapa kabupaten di Jawa Timur.  Begitu pula saat launching Manajer Desa Mandiri yang dihadiri 19 kades se-Kota Batu di Waren Intel Ropang Cafe Jalan Bunga Coklat No 1 Malang , Jawa Timur, Senin 7 Maret 2022 malam. Dwi tampak bersemangat mendorong kades agar lebih mengembangkan kualitas diri lagi.


Untuk itulah, Dwi Putranto berharap para kepala desa juga belajar semangat kewirausahaan atau entrepreneurship dengan bimbingan Bank Mandiri. Sedangkan Bank Mandiri sendiri akan memfasilitasi kredit usaha rakyat (KUR) tanpa jaminan sebesar Rp 50 juta bagi pengusaha mikro dan kecil di desa. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi warga yang ingin mengajukan pinjaman hingga Rp 500 juta, yang tentunya harus ada jaminan dari Pak Kadesnya, bila usahanya semakin berkembang. 

Dwi Putranto Sulaksono saat memberi pengarahan di hadapan kades Se-Kota Batu.

Ya, hingga kini setidaknya program ‘Manajer Bank Mandiri Desa’ telah disosialisasikan ke belasan kabupaten di Jawa Timur dan ratusan kepala desa telah menandatangani MoU dengan pihak Bank Mandiri dan Pembina AKD Jatim Dwi Putranto Sulaksono.  Sosialisasi diawali di Kabupaten Bangkalan pada 24 Februari 2022, lalu Bojonegoro, Banyuwangi, Situbondo, Lumajang, Malang, Kediri, Tulungagung, dan Batu. Selanjutnya akan terus bergerak hingga menuntaskan 30 kabupaten di Jawa Timur. Saat ini segera  akan dilakukan launching di Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.


“Sejak saya mendirikan AKD Jatim pada 2003 lalu, saya tidak ingin jadi apa-apa. Tak ingin terlibat politik. Apalagi ingin jadi bupati atau gubernur. Tidak! Saya hanya ingin desa-desa di Jawa Timur makmur dan sejahtera.  Saya juga ingin saudara-saudara saya para kepala desa di Jawa Timur berdaya dan sejahtera. Saya hanya ingin momong cucu,,“ kata Dwi Putranto Sulaksono.


Menengok ke belakang, perjuangan AKD Jatim sejak 2003 dan resmi berdiri pada 2005, hingga upaya dialog dengan pemerintah pusat maupun wakil rakyat di DPR RI, dan mendorong lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, memang tak pernah terlepas dari peranan Dwi Putranto Sulaksono.  


Tokoh ini dikenal memfasilitasi aksi demonstrasi melibatkan ribuan kades di Jakarta untuk menuntut Pemerintah agar segera mensahkan UU Desa, melakukan sosialisasi dengan mengudang anggota DPR, pejabat terkait, dan pakar.  Hingga akhirnya UU Desa benar-benar disahkan dan membuat warga desa semakin makmur serta kadesnya memiliki bargaining position di mata berbagai pihak, khususnya di dunia politik.  Bahkan, ada kades yang akhirnya menjabat bupati, wakil bupati, anggota DPRD, ketua DPRD, ketua parpol, dan lain-lain. 

Dari kiri: Ketua AKD Jatim Munawar, Ketua AKD Batu Wiweko, Pembina AKD Jatim Dwi Putranto Sulaksono, dan Regional Chief Executive Officer Bank Mandiri Jatim I Gede Arimbawa.

Menurut Dwi, dulu kepala desa hanya menjadi ujung tombak dan ujung tombok. Bahkan saat pemilihan umum  hanya menjadi ‘tukang dorong mobil’, tapi setelah mobil berjalan, para kepala desa ditinggalkan begitu saja. Namun saat dimulai era pemilu presiden, gubernur, dan bupati secara langsung, Dwi Putranto Sulaksono membangkitkan kepala desa untuk melek politik, sekaligus punya daya tawar dalam proses politik.


“Sekarang di Jawa Timur, sudah puluhan kepala desa menjadi anggota DPRD, ketua fraksi DPRD, ketua DPRD, hingga sudah ada yang jadi wakil bupati maupun bupati itu sendiri. Saya senang melihat saudara-saudara saya para kades semakin maju. Kini, dengan program Manajer Desa Mandiri, para kades bisa semakin maju dan makmur, ” ujar Dwi Putranto Sulaksono, senang dan bangga. (bdh/gas)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update