Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jamaah Umrah Membludak, Rasanya Seperti Ibadah Haji

Saturday, January 7, 2023 | 08:05 WIB Last Updated 2023-01-07T01:05:42Z




MAKKAH (DutaJatim.com) -  Musim liburan baik di Indonesia maupun di negara-negara Arab membuat jamaah umrah membludak. Jutaan jamaah memenuhi Tanah Suci Jumat (6/1/2023). Karena itu, umrah musim ini serasa naik haji.


Kondisi ini menjadikan hotel dan penginapan lain di Tanah Suci penuh.  Akibatnya, biro dan travel umrah kesulitan mencari hotel atau penginapan bagi jamaahnya. Dampak selanjutnya, tarif hotel pun naik. Bahkan sampai 300%.  Hal ini membuat biaya umrah juga dipastikan naik. 


Direktur Utama Atria Tour & Travel, Haji Zainal Abidin SE, yang sekarang sedang  di Tanah Suci, membenarkan kenaikan tarif hotel tersebut sebab permintaan yang sangat tinggi. Hukum ekonomi, supply and demand, terjadi di musim umrah seperti sekarang ini. 


Hal ini juga berdampak pada kenaikan biaya umrah. Namun demikian, dia memastikan para jamaah tidak khawatir dengan kenaikan tersebut mengingat haji dan umrah sudah dipastikan mampu oleh Allah subhanahu wataala.  


"Kalau harga komponen produksi (harga komponen umrah, khususnya hotel) naik berlipat-lipat, gak usah takut. Toh bukan hanya berlaku untuk kita yang jamaah dari Indonesia saja. Apalagi saat Allah mengundangnya, bukankah Allah jualah yang memampukan para tamu-Nya yang terundang tersebut. Justru yang patut dikasihani cara berpikir yang mendholimi  diri sendiri, sehingga ada biro umrah yang menjual tetap murah dan murahan hanya karena takut tak dapat jamaah. Tetaplah berpikir cantik dan logik agar tenang dalam melangkah (beribadah)," kata Zainal kepada DutaJatimTV.


Selama ini di antara biro umrah terjadi persaingan ketat, sehingga sampai jor-joran harga murah. Akibatnya pelayanan terhadap jamaah berkurang. Bahkan, banyak jamaah telantar,  baik saat di Tanah Suci maupun ketika hendak berangkat dari Tanah Air, karena harga murah tersebut.  


Ketua DPD AMPHURI  (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia) Jawa Timur, Haji Muhammad Sufyan Arief, membenarkan hal itu. Dia pun menunjukkan surat Edaran AMPHURI Pusat soal kondisi di Tanah Suci sekarang, termasuk imbauan kepada biro umrah tentang kemungkinan menaikkan biaya umrah. 


Sufyan memperkirakan kenaikan biaya umrah itu antara Rp 3 juta sampai Rp 5 juta per jamaah. "Estimasinya antara Rp3 juta sampai Rp 5 jutaan," katanya kepada DutaJatimTV.



Sufyan berharap agar Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) bersedia mengumumkan ke masyarakat soal kondisi di Tanah Suci tersebut. Khususnya hotel yang fully booked dan kenaikan harga tersebut. Tujuannya agar calon jamaah umrah mengerti dan tidak menuduh biro umrah secara sepihak.


"Kami berharap adanya peran serta pemerintah terutama Kemenag untuk bisa menyampaikan kepada masyarakat mengenai kondisi hotel yang mahal dan kelangkaan jumlah hunian di kamar hotel baik di Makkah maupun Madinah," katanya.


AMPHURI Pusat sudah membuat surat edaran yang isinya memastikan bahwa biaya perjalanan ibadah umrah akan mengalami kenaikan seiring tingkat hunian hotel di Makkah dan Madinah yang penuh tersebut. Namun demikian Ketua Umum AMPHURI, Haji Firman M. Nur,  dalam keterangannya tetap optimistis bahwa keberlangsungan usaha perjalanan umrah tetap berjalan di tengah kompleksitas masalah yang dihadapi tersebut.


Firman menambahkan jika sebelumnya timbul masalah kelangkaan vaksin meningitis, kemudian disusul melambungnya tarif tiket, kini harga hotel ikut meroket. AMPHURI menyampaikan bahwa,  tingkat hunian hotel di Makkah dan Madinah sampai saat ini masih tinggi. "Semua hotel menyatakan full booked (penuh)," katanya.


Hal ini mengakibatkan penyelenggara perjalanan ibadah umrah kesulitan untuk mendapatkan kamar hotel. Inilah untuk kali pertama dalam sejarah hotel di Makkah dan Madinah di semua taraf, dinyatakan fully booked sehingga biro umrah kesulitan mendapat penginapan untuk jamaahnya.


"Kondisi ini telah berlangsung sejak bulan November 2022 dan diperkirakan durasi high season akan terus berlanjut hingga Januari 2023. Pasalnya, hampir semua biro travel tidak dapat kamar hotel untuk di bulan Desember, padahal pemesanan dilakukan mulai bulan September, Oktober dan November lalu," katanya.


Firman tak menampik kondisi ini membuat harga hotel melambung hingga 300%. AMPHURI menengarai, kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya peningkatan jumlah kedatangan jamaah umrah dari berbagai negara, pasca ditutupnya umrah selama pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir 2 tahun.


"Peningkatan jumlah jamaah umrah juga akibat libur panjang di seluruh negara dan tingginya antusiasme umat Islam sedunia untuk menunaikan umrah pasca pandemi," tambahnya.


Saat ini hotel-hotel di Arab Saudi membuat kebijakan terkait reservasi grup tidak sebanyak sebelumnya, hanya disediakan sekitar 50-60% untuk kuota grup. Firman menyampaikan anggota AMPHURI agar bermusyawarah untuk mufakat dengan calon jamaah umrah sehingga bisa memahami kondisi yang terjadi di Tanah Suci itu.


"Jika memang harus melakukan penambahan biaya, maka penambahan biaya tersebut harus sesuai dengan keadaan sesungguhnya.  Jika memang harus melakukan perubahan hotel baik setaraf maupun di bawahnya (downgrade) pelayanan karena hotel yang dipilih telah full booked, sebaiknya disosialisasikan kepada jamaah terlebih dulu," ujarnya.


Firman juga minta agar biro umrah terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada jamaah/masyarakat terkait perubahan situasi yang terjadi di Arab Saudi.


Firman juga menjelaskan bahwa sekarang ini biaya umrah Rp26 juta, sehingga dengan terjadinya perubahan di Kota Makkah dan Madinah maka biaya umrah bisa naik mencapai  Rp30 juta per jamaah. "Dan ini merupakan  paket termurah," katanya. (gas)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update