Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kiai Noor Shodiq Askandar Ajak Santri Bikin Karya Mendunia, Sejarahwan: Perlu Sampaikan Pesan Perdamaian Israel - Palestina

Friday, October 20, 2023 | 05:47 WIB Last Updated 2023-10-19T22:47:39Z


SURABAYA (DutaJatim.com) - Sekitar satu juta santri dari berbagai daerah secara serentak akan ikut memperingati Puncak Hari Santri Nasional 2023 yang dipusatkan di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10/2023) lusa. Sementara santri yang hadir mengikuti secara langsung dalam Apel Hari Santri di Tugu Pahlawan diperkirakan kurang lebih 15 ribu orang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memimpin apel Hari Santri Nasional tersebut.

Selain itu ribuan warga Nahdlatul Ulama (NU) di luar negeri juga akan mengikuti puncak Hari Santri. Ketua PCI Muslimat NU Inggris Raya Hj  Yayah Indra misalnya, kepada DutaJatim.com dan Global News Rabu (18/10/2023) mengaku dia dan warga Muslimat NU Inggris Raya akan menyaksikan acara Hari Santri di Tugu Pahlawan lewat live streaming. 

"Peringatan Hari Santri di London sepi. Cuma kami berharap Gus Men (Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Red.)  bisa ke London dalam waktu dekat ini biar bisa merayakan Hari Santri dengan Gus Menag. Tapi Insya Allah melihat acara di Tugu Pahlawan lewat live streamingnya ," katanya.

PCI NU Belanda juga memperingati Hari Santri dengan sederhana. "Sesuai instruksi PBNU, kita insyaAllah akan membacakan Shalawat juga," kata Adrian Perkasa, Sekretaris Tanfidziyah PCI NU Belanda, kepada DutaJatim.com dan Global News, Rabu (18/10/2023). Adrian Perkasa juga merupakan dosen Ilmu Sejarah Universitas Airlangga yang menempuh studi di Leiden.

Adrian kemudian menyinggung peran santri di kancah global. Karena itu NU dan para santrinya harus lebih berperan lagi di tingkat internasional sebab sejak awal berdirinya ormas Islam terbesar di Indonesia ini sudah menunjukkan peran globalnya tersebut. 

"Peran NU yang sedari masa embryonic sudah aktif di kancah global. Untuk itu hari ini kita perlu amplifikasi pesan-pesan  perdamaian, khususnya terkait berkecamuknya kembali konflik Israël - Palestina," katanya. 

Terkait hal itu Adrian menunjukkan artikel yang dia tulis berjudul "Spirit Komite Hijaz dan Kontribusi NU bagi Peradaban Dunia." Dalam tulisan itu Adrian memaparkan bagaimana kiprah para ulama NU menyelamatkan warisan sejarah dunia jauh sebelum ada lembaga PBB bernama UNESCO.  

Saat itu  salah satu ulama pendiri NU, KH Abdul Wahab Chasbullah, mengumpulkan para ulama  untuk menyikapi peristiwa perubahan kekuasaan di Arab Saudi yang dipimpin Raja Abdul Aziz atau Ibnu Saud. Para ulama khawatir soal pelaksanaan ibadah haji dan warisan bersejarah umat Islam yang terancam dihancurkan oleh penguasa baru itu.

Maka tercetuslah Comite Maremboek Hijaz (Komite Hijaz). Dari Komite Hijaz ini lalu lahirlah NU pada 31 Januari 1926 sebab perjuangan menyelamatkan warisan bersejarah dunia itu harus dilakukan lewat lembaga resmi. 

Melalui NU disepakati membuat risalah atau resolusi untuk dikirim ke Raja Ibnu Saud. Salah satu isinya agar meramaikan dan melestarikan tempat-tempat bersejarah umat Islam di Arab Saudi. 

Setelah melalui proses yang panjang,   Raja Saudi pun merespon positif resolusi dari Komite Hijaz tersebut. Surat respon positif dari Raja Saud itu dimuat dalam majalah Oetoesan Nahdlotoel Oelama edisi pertama yang terbit pada Desember 1928. 

Lalu apakah santri NU sekarang mampu menunjukkan peran globalnya seperti para pendiri NU dulu? Jawabannya harus mau dan mampu.

Kepada DutaJatim.com dan Global News, Rabu (18/10/2023), KH Noor Shodiq Askandar SE, MM, Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Manbaul Ulum, Malang, mengatakan bahwa santri NU harus percaya diri untuk berperan di dunia internasional.

"Hari Santri menjadi momentum meningkatkan kepercayaan diri para santri bahwa santri bisa berkarya, bisa bersaing, dan bisa lebih maju memberikan karya terbaik kepada masyarakat, bangsa, dam negara," katanya.    

Untuk itu, Gus Shodiq, panggilan akrabnya, juga mengatakan, bahwa Hari Santri  menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat kembali cinta kepada NKRI karena tanggal penetapan Hari Santri bersamaan dengan Resolusi Jihad yang disampaikan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyeikh KH Hasyim Asy'ari dan beberapa ulama se-Jawa dan Madura. 

"Sehingga ini menjadi bagian dari dawuhnya Kiai tentang mencintai negeri ini terkait apa yang bisa dilakukan oleh para santri. Kedua, saatnya para santri menunjukkan, berbuat yang terbaik, dengan karya yang bermanfaat untuk negeri ini. Sebab mengisi kemerdekaan itu jauh lebih berat daripada merebutnya dari penjajah, sebab perjuangan tidak hanya menyelesaikan persoalan di dalam negeri tapi juga bagaimana membentengi WNI dan masyarakat dari pengaruh asing, tidak hanya persoalan ekonomi tapi juga politik sosial budaya  yang harus terus dijaga agar nilai keindonesiaan tetap muncul pada diri setiap warga negara," kata Ketua PW LP Ma'arif NU Jatim ini.

Selanjutnya, kata dosen Unisma Malang yang juga pendiri Rumah Sedekah NU ini,  soal bagaimana kita mampu membuat karya yang mendunia. Santri kalau mau bisa membuat karya yang mendunia, bermanfaat tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga masyarakat di negara-negara lain. Ini sekaligus meningkatkan kepercayaan dunia kepada Indonesia, bahwa santri bisa membuat karya yang monumental yang ke depan bisa berdampak memperkuat posisi Indonesia secara ekonomi budaya maupun politik. 

"Memperkuat sektor ekonomi dengan produk-produk yang berkualitas. Produk Indonesia yang bagus di mata dunia akan memperkuat posisi Indonesia," katanya.

Kemudian, kata dia, meningkatkan kecintaan kepada hal-hal buatan Indonesia. Dimulai dari kita sendiri mencintai produk yang dibikin kawan sendiri, tetangga, atau warga Indonesia yang lain. Misalnya gerakan belanja kepada tetangga atau saudara. Bangga memakai produk asli dalam negeri karya bangsa Indonesia.


Jihad Jayakan Negeri

     

Sebelumnya Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengatakan, Jokowi akan menjadi Inspektur Upacara Apel Hari Santri. Sedang bertindak sebagai Komandan Apel adalah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Ada pun pembacaan Resolusi Jihad akan dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan pembacaan doa oleh Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

Melalui keterangan tertulisnya yang dikutip Rabu  (18/10/2023), Gus Ipul mengatakan, selain para santri dan masyarakat, beberapa tokoh juga akan diundang hadir dalam acara tersebut. Para tokoh itu antara lain Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, para menteri Kabinet Indonesia Maju, para duta besar negara sahabat, Jaksa Agung, Kapolri, pimpinan TNI hingga tokoh-tokoh lainnya. "Tahun ini, peringatan Hari Santri 2023 mengusung tema Jihad Santri Jayakan Negeri," ucapnya.

Untuk itu Kementerian Agama (Kemenag) juga sudah menerbitkan surat edaran tentang pelaksanaan Hari Santri 2023, yakni Surat SE Menteri Agama RI Nomor SE 10 Tahun 2023 tentang Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Santri 2023. SE ini ditandatangani oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas pada 11 Oktober 2023.

Surat Edaran ini dimaksudkan untuk memberikan panduan bagi pemangku kepentingan, pesantren, santri dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan Peringatan Hari Santri 2023. Masyarakat sendiri sudah mengadakan rangkaian acara peringatan Hari Santri. Misalnya ribuan santri dari berbagai daerah di Lampung melakukan jalan sehat sarungan di Bundaran Tugu Adipura, Kota Bandarlampung, Minggu (15/10).

Dengan mengenakan sarung, puluhan ribu santri dari 15 Kabupaten/Kota di Lampung itu tumpah ruah memadati bundaran Tugu Adipura dan jalan-jalan arteri (utama) Kota Bandarlampung seperti ruas Jalan Ahmad Yani, Jalan Kartini, Jalan Katamso dan Jalan Raden Intan.  Kepala Kanwil Kemenag Lampung Puji Raharjo mengaku menyelenggarakan Hari Santri Nasional ke-8 untuk menunjukkan bahwa perjuangan santri tidak hanya berhenti pada merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI saja. 

"Tetapi hari ini lebih penting, jihad santri untuk mengisi kemerdekaan. Santri harus aktif memberikan kontribusi dalam memajukan negeri, dan berjuang di era transformasi digital," katanya.

Wali Kota Bandarlampung, Eva Dwiana atau Bunda Eva mengatakan jihad santri secara konstekstual adalah jihad intelektual, di mana para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketertinggalan.

"Santri turut berjuang dan mengambil peran di era transformasi digital. Santri harus pintar, sehat dan harus siap berjuang untuk kepentingan bangsa dan agama," katanya. (gas)


No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update