![]() |
| Plh Kaper Kemendukbangga/BKKBN Jatim, Sukamto, saat menyampaikan Program Quick Wins di Ponpes Segoro Agung, Mojokerto, Jumat (12/12/2025). |
MOJOKERTO (DutaJatim.com) - Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Provinsi Jawa Timur terus menyosialisasikan program Quick Wins untuk memperkuat upaya percepatan penurunan stunting. Di antaranya dengan menggelar kegiatan “Penguatan Quick Wins Bangga Kencana Melalui Kolaborasi Program Makan Bergizi Gratis dalam Upaya Percepatan dan Pencegahan Penurunan Stunting Menuju Indonesia Emas 2045” di Pondok Pesantren Segoro Agung Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jumat (12/12/2025).
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukamto, dalam sambutannya menegaskan, tahun 2025 menjadi momentum penting transformasi kelembagaan. "BKKBN kini memasuki era baru dengan nomenklatur Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, sejalan dengan visi Presiden RI: Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya di kegiatan yang dihadiri Pembina Yayasan Segoro Agung Mayjen Purn HR. Gautama Wiranegara; Pembina Yayasan Segoro Agung Makmur Letjen Kunto Arief Wibowo; Pengasuh Ponpes Segoro Agung KH Bimo Agus Sunarno; serta musikus Sabrang Mowo Damar Panuluh bersama Tim Kiai Kanjeng.
Dalam paparannya, Sukamto menjelaskan, terdapat lima Quick Wins yang menjadi prioritas nasional, yakni
Gerakan Orangtua Asuh Cegah Stunting (GENTING), Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lanjut Usia Berdaya (SIDAYA), dan aplikasi SuperApps berbasis AI untuk edukasi dan layanan keluarga muda, milenial, dan Gen-Z.
“Program-program ini dirancang untuk memperkuat pengasuhan, layanan gizi, pemberdayaan keluarga, hingga pemanfaatan teknologi. Semua diarahkan untuk mempercepat penurunan stunting dan meningkatkan kualitas keluarga Indonesia,” katanya.
Sebagai bagian dari proyek strategis nasional, program makan bergizi gratis (MBG) menjadi salah satu instrumen penting dalam percepatan penurunan stunting.
Kemendukbangga/BKKBN telah membuat MoU atau perjanjian kerjasama (PKS) dengan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait pengelolaan MBG dengan sasaran 3B (Bumil/ibu hamil, Busui/ibu menyusui, dan Balita Non PAUD).
Di Jawa Timur terdapat 2.290 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang sudah beroperasi, ditunjang 3.124 kader pendamping dari unsur TPK, IMP, DASHAT, BKB, serta kader Bangga Kencana.
Terkait angka stunting, Sukamto menyebut secara nasional masih 19,8%, sedangkan Jawa Timur berada di 14,7%.
Stunting merupakan masalah multidimensi yang disebabkan kekurangan gizi kronis, praktik pengasuhan yang kurang tepat, keterbatasan layanan kesehatan, hingga akses sanitasi dan air bersih.
"Intervensi pencegahan stunting tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor. Ada intervensi sensitif (70%) seperti sanitasi, kesehatan, dan pendidikan, serta intervensi spesifik (30%) mulai pranikah hingga pascapersalinan. Semua harus bergerak bersama,” tandas Sukamto.
Ia juga menekankan pentingnya langkah konkret seperti pemenuhan gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan rutin, ASI eksklusif, MPASI sehat, pemantauan tumbuh kembang di posyandu, imunisasi lengkap, serta perilaku hidup bersih dan sehat.
Musikus Sabrang Mowo Damar Panuluh yang akrab disapa Noe Letto, menilai isu stunting tidak hanya soal angka, tetapi tentang masa depan bangsa.
“Stunting itu bukan sekadar urusan gizi. Ini urusan ekosistem keluarga dan lingkungan. Kalau kita ingin Indonesia Emas 2045, maka yang kita bangun bukan hanya program, tapi gerakan bersama. Semua orang harus merasa punya tanggung jawab,” ujar putra budayawan Emha Ainun Nadjib ini.
Ia juga menegaskan, perubahan perilaku keluarga dan penguatan peran ayah—sejalan dengan Quick Win GATI menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.
“Kehadiran ayah, dukungan emosional, dan keterlibatan dalam pengasuhan itu penting sekali. Anak tumbuh bukan hanya oleh makanan, tapi oleh kasih sayang dan lingkungan yang sehat,” tambahnya.
Pengasuh Ponpes Segoro Agung, KH Bimo Agus Sunarno, menegaskan pesantren berkomitmen untuk ikut mendukung upaya penurunan stunting melalui edukasi dan pemantauan kesehatan santri serta masyarakat sekitar.(ret)

No comments:
Post a Comment