Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

1 Muharram: Ritual Bersih Nagari Ditiadakan

Thursday, November 24, 2011 | 22:57 WIB Last Updated 2011-11-24T16:21:25Z
Budi Hartoko
DATANGNYA  tahun baru Hijriah di Pacitan takkan disambut dengan banyak acara hiburan. Pemkab setempat memfokuskan perayaan malam 1 Suro itu pada ritual tirakatan. Ritual bersih nagari pun ditiadakan.

Tirakat. Begitulah yang mungkin akan disuguhkan pada masyarakat Pacitan, saat malam tahun baru Hijriah, Sabtu (26/11) malam nanti. Pemkab Pacitan tidak akan menggelar gawe apapun pada perayaan malam pergantian tahun yang dianggap sangat sakral itu.
"Momentum Suroan baru akan kita rayakan sekitar tanggal 10 Muharam. Itu pun akan dihelat sederhana, yang penting tidak mengurangi makna peringatan," terang Budi Hartoko, Kepala Bidang (Kabid) Promosi, Disbudparpora Pacitan, Kamis (24/11).

Menurut Toko, begitu Budi Hartoko, karib disapa, perayaan malam 1 Suro lebih difokuskan pada ritual tirakatan. Ia berpendapat, keramaian hiburan, justru akan mengurangi makna serta nilai sakral dan spiritual dari pergantian tahun Islam.
Dulu, sekitar era 80-an, kata Toko, perayaan malam 1 Muharram jamak dilakukan orang hanya dengan berjalan kaki menyusuri kota hingga malam pergantian tahun itu tiba. Pun beberapa langgar juga lazim didatangi banyak warga dengan menghelat pengajian yang diselingi santap nasi tempelangan. Alih-alih ada panggung musik atau hiburan lainnya, wayang kulit pun tak mesti digelar.

"Maka tak heran bila kala itu, jalan-jalan protokol di Pacitan macet total saking banyaknya warga dari penjuru desa yang sekadar melekan menyongsong pergantian tahun. Nah, sambil bernostalgia, perayaan malam pergantian tahun Islam nantinya lebih difokuskan pada kegiatan spiritual semacam itu (tirakatan). Ini justru lebih bermakna tinggi, ketimbang harus beramai-ramai menggelar hiburan," timpal Mohammad Isdianto, Sekretaris Disbudparpora, kemarin.

Sekalipun "miskin" hiburan, lanjut dia, namun pemkab tak lantas menutup mata. Ada beberapa kelompok masyarakat yang diberikan stimulan dana saat puncak perayaan malam 1 Suro nanti. Seperti halnya kelompok nelayan di Pantai Teleng serta paguyuban tukang becak di Pasar Minulyo. "Mereka berencana menggelar wayang kulit, pemkab juga memfasilitasi dengan pemberian bantuan dana ala kadarnya," sebut Isdianto.

Sementara mengenai kegiatan pada tanggal 10 Muharam nantinya, pemkab jelas tidak akan menggelar prosesi ritual bersih nagari seperti yang pernah dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya. "Prosesi perayaan kita flash back seperti tempo dulu. Ya hanya ritual tirakatan," tandas Toko. (yuyun abdhi)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update