Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Wabup Ancam Tutup PT Hess

Saturday, November 10, 2012 | 00:22 WIB Last Updated 2012-11-09T17:22:48Z


INSIDEN TUMPAHAN MINYAK DI UJUNGPANGKAH


GRESIK - Insiden tumpahnya minyak milik PT Hess Indonesia-Pangkah yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hingga merugikan sejumlah nelayan di wilayah Ujungpangkah, mendapat perhatian serius dari Wakil Bupati (Wabup) Gresik H Moch Qosim. Bahkan, Wabup mendesak pihak Hess Indonesia untuk lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar. “Tujuan kami untuk memasukkan investor di Gresik ini untuk kesejahteraan masyarakat. Kalau Masyarakat tidak sejahtera dan cenderung dirugikan maka kami perlu meninjau kembali aktivitas perusahaan tersebut. Bahkan Pemerintah berwenang untuk menutup,” ujar Qosim, Jumat (9/11).


Wabup juga berharap kepada pihak Hess untuk lebih bekerja sama dengan masyarakat sekitar utamanya masyarakat Ujungpangkah. “Misalnya dengan mengisi pekerjaan dengan mempekerjakan masyarakat Ujungpangkah. Selain itu agar lebih berkoordinasi dengan masyarakat setempat tentang penggunaan dana Corporate Social Responbility (CSR) agar masyarakat setempat merasa memiliki,” tegasnya sembari meminta kepada Camat Ujungpangkah bersama masyarakat untuk menginventarisir semua kerugian masyarakat atas kerusakan yang disinyalir akibat tumpahan minyak milik Hess.

Sekadar diketahui, insiden tumpahnya minyak Hess benar-benar membuat marah warga masyarakat Ujungpangkah. Bahkan, masyarakat pun nekat mendemo PT Hess Indonesia yang berlokasi di wilayah Kecamatan Manyar. Boleh jadi, keputusan yang diambil oleh Wabup Gresik ini adalah keputusan terbaik atas demo yang dilakukan oleh masyarakat Ujungpangkah. Pasalnya selama ini, masyarakat Ujungpangkah merasa tidak puas atas mediasi dari beberapa kali demo yang telah dilakukan.


Masyarakat Ujungpangkah yang terdiri dari para sesepuh dan tokoh masyarakat menginginkan pihak Hess Indonesia mau memberikan ganti rugi atas kerusakan lingkungan yang selama ini terjadi. Seperti yang disampaikan Sohib yang menyatakan rugi puluhan juta rupiah karena ikan dan udang yang ditanam di tambaknya pada mati. ”Sudah berkali-kali ikan dan udang mati setelah ditebar," katanya sedih.


Lain halnya dengan pernyataan H. Hamdi, warga Desa Pangkah Wetan ini menyatakan akibat tumpahan minyak, 680 nelayan tidak bisa berpenghasilan. “Ini sudah terjadi seminggu lebih," tegasnya. Sedangkan Zainul Fanani menyatakan puluhan hektar tambak rusak karena karena bakau yang selama ini menjadi pohon pelindung telah rusak. “Pohon bakau pada mati dan habis," ujarnya. Selain itu, Husein juga menyampaikan adanya kerusakan jaring nelayan akibat tertabrak kapal. “Ada 11 Nelayan yang telah menyampaikan ke kami. Harga jaring Rp 600 ribu, padahal 1 nelayan ada yang lebih dari 1 jaring,” ungkap Husein. * dik

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update