Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

JK: Jangan Sampai Masjid Indah Warganya Miskin

Saturday, October 5, 2019 | 03:25 WIB Last Updated 2019-10-04T20:25:21Z

SURABAYA (DutaJatim.com) - Saat ini takmir masjid berlomba untuk memakmurkan masjid secara ekonomi.
Mereka gencar mencari dana untuk pembangunan fisik masjid maupun untuk kegiatan kerohanian, termasuk pendidikan yang diadakan di dalam lingkungan masjid.

Selain mengandalkan donasi dari para jamaah, takmir masjid biasanya membuka usaha yang hasilnya untuk operasional masjid tersebut. Namun hal ini masih menjadi pro-kontra sebab di lingkungan masjid tidak diperbolehkan berdagang. Meski demikian ada yang membolehkan selama tidak berada di dalam masjid.

Tujuan jangka panjang membangun usaha berbasis masjid ini juga untuk mengentas jamaah dan warga lain dari kemiskinan. "Saya setuju masjid makmur warga di sekitarnya harus makmur juga. Karena itu, harus memberdayakan ekonomi umat berbasis masjid. Program Pak JK harus kita dukung bersama," kata  Nur Fakih, takmir Masjid Agung Gresik Sabtu dini hari. 

Sebelumnya Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang juga Wapres RI, Jusuf Kalla (JK), usai melantik pengurus PW DMI Jatim 2019-2024 di Gedung Islamic Center, Surabaya, Kamis (3/10/2019), termasuk yang setuju lingkungan di sekitar masjid diberdayakan untuk kegiatan ekonomi masyarakat. Misalnya membuka toko atau warung makanan dan minuman di sekitar masjid.
“Banyak sekarang masjid, kalau habis Jumatan penuh dengan perdagangan, alhamdulillah jalan! Jangan dilarang, biar aja!” kata JK. 

Jamaah masjid merupakan pasar potensial yang harus dimanfaatkan oleh umat Islam untuk menjual produknya. Bila tidak, suatu saat peluang ini akan diambil oleh umat agama lain yang cerdik membaca peluang pasar tersebut.

Untuk itu JK memberi contoh banyaknya pedagang di sekitar masjid pada saat hari Jumat. Usai salat Jumat, para pedagang yang menggelar barang dagangannya di depan masjid agung pasti ramai pembeli. Jumat merupakan hari di mana panen rezeki. 

"Orang Islam, pribumi yang jualan, tidak ada orang China jualan di depan masjid. Jadi laku barang-barang umat ini,” katanya.

Tak hanya itu, kata JK, usaha-usaha kecil juga bisa dikoordinasikan lewat bank dengan masjid. Bagaimana menghubungkan bank syariah atau konvensional dengan masjid. Inilah salah satu program yang akan dijalankan DMI.

“Kita bisa bikin pelatihan-pelatihan di masjid. Undang orang perindustrian bicara bagaimana industri kecil bisa dikelola, dan sebagainya,” kata JK. Pria yang mantan Ketua Umum Golkar ini juga berlatar belakang saudagar yang sukses. 

Karena itu, JK berusaha agar umat bisa makmur melalui masjid sebab  masyarakat sudah sejak dulu menjadikan masjid pusat kegiatan. Maka masyarakat harus dimajukan lewat masjid. “Program inilah yang penting. Jangan masjidnya indah tapi di sekelilingnya reot, masyarakatnya miskin,” katanya.

JK pun menyambut baik program Jatim Berkah yang dijalankan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Di antaranya memberi tunjangan kehormatan untuk imam masjid Rp 2 juta per tahun.
Tahun ini ada 11 ribu imam masjid yang diberi tunjangan, dengan prioritas mereka yang tinggal di wilayah pinggiran. Sebagai bentuk dukungan terhadap program tersebut, DMI Jatim ikut menyiapkan pendataan.

Dunia Lalu Akhirat

Bagi JK, urusan dunia memang harus didahulukan untuk mencapai tujuan akhirat. Maka doa yang sering dipanjatkan, entah itu orang Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah atau lainnya, yakni Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina ‘adzabannar.

“Jadi kita ini berdoa agar ada suatu keselamatan di dunia, baru di akhirat, bukan sebaliknya. Kemakmuran atau keselamatan dunia baru akhirat. Tidak mungkin kita selamat di akhirat tanpa selamat dan baik di dunia. Harus dua-duanya jalan,”katanya.

JK mengajak semuanya untuk kembali menganalisa apa yang menjadi kekurangan umat. Terkait hal itu, kata dia,  kekurangan paling terlihat adalah pengusahaan di bidang ekonomi.

Karena itu, dia gembira saat melihat pengajian ibu-ibu yang begitu banyak dan muncul perdagangan di sekitarnya. “Ada upaya, ada saling informasi, ada pendidikan,”katanya.

Saat ini banyak masjid juga membangun toko atau pujasera di lingkungan lahannya. Sebut contoh Masjid Cheng Hoo di Pandaan yang memiliki pasar wisata berupa pasar kuliner dan sentra oleh-oleh bagi wisatawan. (nas) 

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update