Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menkes Terawan Gencar Kembangkan Traditional Medicine, Pijat Mak Erot Jadi Destinasi Wisata?

Monday, December 23, 2019 | 09:12 WIB Last Updated 2019-12-23T02:12:52Z


SURABAYA (DutaJatim.com) - Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto membuat kebijakan kontroversial terkait dunia medis. Terawan bukan hanya mempromosikan pengobatan tradisional tapi juga membuatnya sebagai potensi wisata yang bisa memberikan pemasukan kepada masyarakat dan negara. Bahkan pengobatan ala Mak Erot untuk pengobatan alat vital pria pun tak luput dari incarannya untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata traditional medicine.

Bahkan Terawan juga memastikan  rumah sakit di Indonesia menyediakan layanan traditional medicine atau pengobatan tradisional berupa jamu. Dia pun yakin layanan pengobatan tradisional akan berkembang.


"Secara otomatis berkembang, otomatis ekonomi kerakyatan juga akan naik, dan itu pilar kekuatan bangsa di dalam ketahanan kesehatan nasional," kata Menkes Terawan usai berkunjung ke rumah sakit umum pusat (RSUP) Sardjito di Jalan Kesehatan No 1 Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (21/12/2019) lalu.


Menkes mengatakan, dia mengunjungi  RSUP Sardjito juga untuk memastikan apakah sudah ada layanan pengobatan tradisional di RS tersebut. Hasilnya dia mendapati berbagai layanan pengobatan tradisional sudah tersedia di RSUP tersebut.

"Saya lihat bagus sekali mulai dari jamu dan juga terapi-terapi tradisional mulai dikembangkan di sini (RSUP Sardjito), dan itu mempunyai prospek yang luar biasa. Tinggal cara kemasan saja untuk bisa menjadi menasional ataupun mendunia," ujarnya.


Menurut Terawan,  jamu  perlu dikembangkan di RS lain. Sebab, jika pihak RS berhasil mengemas dengan baik pengobatan ini, maka ia yakin pengobatan tradisional nantinya akan berkembang pesat.

"Ya jelas kalau  berkembang bagus sebab negara lain nggak ada. Dia (turis) pasti ingin mencoba, ingin mempercayakan dirinya untuk ditangani dengan teknik-teknik pengobatan yang mungkin tidak dijumpai di negaranya," katanya.

Karena itu Terawan mendorong agar pihak RS lain bersedia mengadopsi apa yang sudah dilakukan pengelola RSUP Sardjito.

"Jadi semua tergantung cara pandang kepala rumah sakit masing-masing. Kan beliau-beliau ini selaku manajer, kalau beliau-beliau menganggap bahwa itu (traditional medicine) menguntungkan untuk rumah sakit pasti dibangun," katanya. (dth/wis)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update