Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pemprov Jatim Ambil Sampel Air Bengawan Solo, Khofifah: Jika Terbukti Pencemar Harus Ditindak Tegas

Thursday, December 5, 2019 | 09:13 WIB Last Updated 2019-12-05T02:13:19Z


SURABAYA (DutaJatim.com) - Pemprov Jawa Timur telah mengambil langkah cepat terkait adanya perubahan warna air sungai yang menjadi merah tua di beberapa wilayah aliran  sungai  Bengawan Solo di Jatim. Salah satunya dengan mengambil sampel di 5 titik sungai, yaitu tiga titik di Bojonegoro (Bendung Gerak; Jembatan Padangan; Ds Kracaan Ngraho) dan dua titik di Ngawi (Jembatan Pitu; Mantingan).

"Sampel air sungai tersebut sudah kita ambil pada tanggal 29 dan 30 November kemarin. Hasilnya baru keluar  kemarin tanggal  4 Desember ," terang Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.


Hasil   uji  kualitas air sungai di titik  Bojonegoro parameter pencemar mineral logam di jembatan padangan tertinggi menunjukkan bahwa TDS kekeruhan masih di bawah standart Baku Mutu Air sungai kelas III ( TDS = 1000 mg/l ) dan Unsur Pb Baku Mutu 0.03 mg/l sedikit melebihi, sehingga dapat dianalisa bahwa pengaruh warna  masih dalam batas toleransi karena saat yang sama langsung dibuka pintu air Perum Jasa Tirta (PJT) Madiun untuk penetrasi  sehingga  kondisi  aliran air sungai normal kembali.

 Untuk menjaga baku mutu air  sungai di masa yang akan datang Gubernur Khofifah mengharapkan sinergitas yang lebih kuat  antara pihak aparat penegak hukum, kementerian teknis  dan pemprov Jateng dan Jatim.  Ia menjelaskan  perubahan warna air sungai menjadi merah tua kemungkinan disebabkan beberapa faktor. Dan  untuk mengetahui penyebab pastinya harus dibuktikan lewat pengujian ilmiah  pada sampel yang sudah diambil.

"Perubahan warna akibat  pencemaran  sungai tersebut bisa dimungkinkan dari beberapa faktor. Dan, tentunya kita harus lakukan pembuktian lewat pengujian ilmiah. Jika terbukti pencemarnya kami mohon dapat ditindak tegas sesuai peraturan perundang- perundangan yang berlaku  ," terang orang nomor satu di Jatim ini sembari menjelaskan khususnya untuk sample  air  di tiga titik  di wilayah  Bojonegoro dan dua titik di  Ngawi.

Lebih lanjut disampaikan, pada tanggal 3 Desember  juga telah  diselenggarakan Kongres Sungai Bengawan Solo di Semarang. Pada kegiatan tersebut, juga  dibahas pentingnya daya dukung alam dan lingkungan. Utamanya, terkait kualitas baku mutu air sungai.

"Dua bulan lalu saya sudah berkoordinasi dengan Pak Ganjar (Gubernur Jateng) terkait baku mutu air di sungai Bengawan Solo. Dan ternyata Pak Ganjar juga menyoalkan kualitas baku mutu air Bengawan Solo yang mengalami penurunan kualitas cukup dalam," urai Khofifah.

Khofifah berharap, Kementerian LHK bersama kementerian PUPR dapat melakukan proses  tindak lanjut atas kasus ini dan jika terbukti harus diberi   peringatan sampai dengan sanksi sesuai peraturan petundang- undangan bagi perusahaan yang membuang limbahnya secara tidak bertanggung jawab. Bahkan perlu tindakan tegas jika memang dianggap efektif dan bisa menjerakan. 

Sebagai mana kementerian LHK juga memberikan strict punishment pada perusahaan pembakar hutan.  Hasil Rakor  juga disepakati adanya action plan dan surat keputusan  bersama antara Provinsi Jatim dan Jateng untuk  penanggulangan sungai Bengawan Solo sehingga  tidak ada daerah  yang merasa terkena dampak pencemaran.

Menurutnya, berbagai upaya mempertahankan baku mutu air sungai ini menunjukkan pentingnya mencintai sungai. Karenanya, ia berharap sungai bisa menjadi beranda depan bagi seluruh warga bukan hanya di Jatim dan Jateng.

"Mencintai sungai ini menjadi bagian penting. Oleh sebab itu, saya sudah beberapa kali melakukan susur sungai. Harapannya sungai bisa menjadi beranda depan semua warga. Dan yang tak kalah penting semua habitat di sungai bisa hidup dengan baik," pungkas mantan Menteri Sosial ini. (gas/hms)



No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update