Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

PITI Bali Gelar Festival Ronde 2019

Friday, December 27, 2019 | 20:44 WIB Last Updated 2019-12-28T02:00:04Z

Festival Ronde 2019 (Dong Zhi Festival), gambarkan manis dan hangatnya persaudaraan antar umat dan etnis di Bali.

DENPASAR  (DutaJatim.com) - Guna mengangkat potensi budaya khususnya kuliner dari warga Tionghoa, Dewan  Pimpinan Wilayah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (DPW PITI) Provinsi Bali menggelar Festival Ronde 2019 (Dong Zhi) yang mengusung tema "Budaya Kuliner Mempererat Persatuan Bangsa".  Acara itu dilaksanakan  pada 21 Desember 2019 di kediaman  Pembina PITI Bali, Bpk H Tresno Wikondo Raharjo, Jalan Gunung Sari D2-D4, Denpasar Barat. 

Hadir dalam Festival Ronde 2019, diantaranya Sekretaris Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Rai Iswara, dan Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali Sudiartha Indrajaya, juga Ketua PSMTI Bali Bpk Putu Sudana,  Wakil Ketua umum MUI Bali, FKUB Bali, PWNU Bali, PW Muhammadiyah Bali, Ketua Walubi Bali, Ketua Matakin Bali, dan sejumlah ormas lainnya.

Ketua DPW PITI Bali, Mulyono menjelaskan, kegiatan ini untuk mengangkat potensi budaya khususnya kuliner dari warga Tionghoa.  "Kami mencari budaya-budaya Tionghoa yang tidak bertentangan dengan aqidah kami, salah satunya adalah perayaan ronde ini. Sebenarnya ronde ini bukan Bahasa Tionghoa. Bahasa Tionghoanya adalah Tang Yuan, dan acaranya adalah Dong Zhi. Cuma karena pengaruh  Bahasa Belanda di Nusantara, maka disebut Ronde yang artinya bulat.

 "Ya jadi sebenarnya Tang Yuan namanya," paparnya kepada wartawan disela-sela Festival Ronde 2019, di Denpasar, Sabtu (21/12/2019) malam. 

Dijelaskan, didalam ronde (Tang yuan) memiliki banyak makna, di antaranya persatuan di tengah ragam warna. Ronde juga disebut mampu menyatukan rasa manis di dalam hangatnya kuah jahe. 

"Di dalam ronde itu ada rasa manis, dan ada kehangatan disana, dan lain sebagainya. Rasa itu kami gambarkan sebagai kondisi masyarakat Bali, dimana hubungan persaudaraan di Pulau Dewata yang manis dan penuh kehangatan," ujarnya. 

Mengacu pada filosofi itu, Mulyono mengaku sengaja mengundang berbagai elemen masyarakat dalam Festival Ronde 2019. Tujuannya untuk makin mempererat hubungan persaudaraan ditengah perbedaan agama, dan etnis. 


 "Jadi kesempatan ini kami gunakan untuk mengundang teman-teman dari berbagai elemen, agama, etnis, untuk sama-sama duduk bersama, untuk menciptakan kerukunan bersama untuk Bali dan untuk negara kita yang tercinta," ungkapnya. 

Selain dihidangkan Tang Yuan, nampak para undangan juga sangat menikmati beberapa menu asal Tionghoa yang sudah populer di masyarakat seperti Bubur, Mie, Bakwan dan jajanan-jajanan Tionghoa lainnya sambil dijelaskan mengenai sejarah kuliner Tionghoa oleh narasumber Bpk Wirya Subrata yang merupakan budayawan sejarah Tionghoa.

Disambut Baik

Sekretaris Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Iswara pada kesempatan yang sama menyambut baik Festival Ronde 2019. Ia menilai, festival yang baru kali pertama digelar itu menyiratkan makna persatuan yang berawal dari kekayaan budaya Indonesia. 

"Kami melihat disini luar biasa. Pertemuan tokoh-tokoh keagamaan, lintas agama, lintas etnis yang memberikan warna kepada kita semua, khususnya di Bali. Mudah-mudahan bisa tervibrasi ke luar Bali, sehingga kedamaian yang ada di Bali ini menyebar ke seluruh nusantara," katanya. 

Rai Iswara mengemukakan, berbicara keagamaan tak lepas dari kebaikan dan kebenaran. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Denpasar berharap berbagai pertemuan keagamaan, salah satunya melalui Festival Ronde 2019 dapat ditindaklanjuti dengan aksi nyata. Langkah itu diakui sangat mendukung proses pembangunan negara dan bangsa. 

 "Skala kecil sajalah di Kota Denpasar. Oleh sebab itu Bapak Walikota selalu berharap, untuk semua komponen yang ada di Kota Denpasar berpartisipasi, baik dibidang kebersihan, ketertiban berlalu lintas, maupun bidang-bidang yang lainnya," ucapnya.

"Lewat festival-festival seperti ini mari kita bangkitkan vibrasi seperti itu. Sehingga Kota Denpasar dan Bali yang menjadi hunian kita, bisa kita rasakan benar-benar damai, nyaman. Lebih-lebih sekarang kita menyongsong juga hari raya keagamaan Kristen yaitu Natal, begitu juga ada Denpasar Festival, begitu juga ada penyambutan Tahun Baru. Mudah-mudahan, sekali lagi dengan bekal keagamaan kita, ini bisa berjalan dengan sebaik-baiknya," pungkas Rai Iswara.

Acara ditutup dengan pembagian cinderamata untuk para ketua ormas yanghadir, serta foto bersama. (fan, bbs)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update