Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kota Wuhan Dikunci, RI dan 13 Negara Lain Lobi China untuk Evakuasi Warganya

Thursday, January 30, 2020 | 07:00 WIB Last Updated 2020-01-30T00:00:28Z


MAHASISWA di Kota Wuhan belanja kebutuhan sehari-hari di tengah wabah virus Corona.
 


JAKARTA (DutaJatim.com) - Pemerintah Indonesia mematangkan persiapan melakukan evakuasi sebanyak 243 WNI dari daerah terdampak  wabah virus Corona (2019-nCoV) di Provinsi Hubei, China. Khususnya di kota asal virus Corona di Wuhan.

Hingga Rabu 29 Januari 2020 tercatat 132 orang di Tiongkok meninggal dunia akibat virus Corona. Jumlah korban melampaui korban virus SARS tahun 2003. Pasien yang positif terinfeksi pun bertambah menjadi lebih dari 6.000 orang, yang artinya ada 840 kasus baru dibandingkan hari Selasa (28/1/2020). 

Kondisi ini membuat 14 negara memutuskan mengevakuasi warganya dari China. Mereka antara lain Australia, Turki, Malaysia, Amerika Serikat, Kanada, Spanyol, Jepang, Inggris, dikabarkan segera mengevakuasi warganya dari negeri Tiongkok.

Namun masalahnya, kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), beberapa kota di China, seperti Wuhan, masih diisolasi terkait wabah virus Corona. Menurut Kepala Negara, Pemerintah Indonesia sudah memiliki opsi untuk mengevakuasi WNI yang berada di negeri itu.

"Soal WNI yang ada di Wuhan dan kota lain, tentu saja pemerintah memiliki opsi untuk evakuasi, tetapi sekali lagi, kota-kota itu masih dikunci," kata Jokowi di Puskesmas Cimahi, Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020).

Jokowi mengatakan pemerintah intens berkomunikasi dengan WNI yang berada di Wuhan dan sekitarnya. Pemerintah juga mencari solusi untuk mengirimkan bantuan logistik ke Wuhan.

"Paling penting komunikasi antara KBRI dan mahasiswa dan masyarakat yang ada di sana selalu terjalin dengan baik. Ini nanti mungkin dalam 4-5 hari baru urusan logistik yang akan dicarikan solusinya," ujar Jokowi.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) terus mematangkan rencana evakuasi WNI di Provinsi Hubei dengan menjalin komunikasi intensif kepada otoritas China.

"Kami secara khusus minta Dubes RI Beijing untuk melakukan komunikasi intensif dengan otoritas RRT agar RRT memberikan fasilitas bagi proses evakuasi WNI di Provinsi Hubei," kata Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, kepada wartawan di Kementerian Luar Negeri, Jalan Taman Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020).

Faizasyah mengatakan WNI yang tercatat di Hubei, China, ada 243 orang. Angka tersebut diharapkan angka final oleh Kemlu, namun tidak menutup kemungkinan jika nanti ada penambahan data jumlah WNI yang berada di sana. Faizasyah menyebut dari total 243 WNI di China, 100 orang berada di pusat Wuhan. Sisanya sekitar 143 orang tersebar di Provinsi Hubei.

Saat ini Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) sudah menyiapkan tiga pesawat untuk mengevakuasi WNI di Wuhan, China. TNI AU menyatakan siap 24 jam dan hanya tinggal menunggu instruksi Menko Polhukam Mahfud MD.

"Kalau TNI AU siap siaga, kita 24 jam siap diberangkatkan. Cuma pemberangkatannya itu menunggu instruksi dari Kemenko Polhukan karena yang mengkoordinir kegiatan ini Menko Polhukam," kata Kadispenau Marsma Fajar Adriyanto saat dihubungi, Rabu (29/1/2020).

Marsma Fajar mengatakan TNI AU akan terus stand by terkait penjemputan WNI. "Karena tidak bisa sembarangan pesawat masuk ke negara orang, apalagi ini pesawat militer untuk evakuasi warga negara, bukan pesawat penumpang biasa. Sedangkan kondisi Wuhan juga sedang tertutup dan lock down. Jadi kita tetap minta izin dari pemerintah sana," ujar dia.

Marsma Fajar mengatakan lobi Kemlu dengan pemerintah Tiongkok akan menentukan strategi pemulangan WNI."Belum tahu juga (satu sorti). Karena kan belum ada kepastian berapa sorti yang dibolehkan ke sana. Misal dari pemerintah China, 'oke hanya dibolehkan satu pesawat', maka kita satu pesawat bolak-balik. Tapi kalau boleh tiga-tiganya, maka kita akan berangkat tiga-tiganya," kata Marsma Fajar.

Perwakilan Indonesia juga sudah membentuk posko di Changsa, Provinsi Hunan, kota terdekat dari Hubei, untuk mempermudah pemantauan dan penyampaian bantuan kepada para WNI.  KBRI Beijing dari waktu ke waktu terus berkomunikasi dengan WNI. “Secara umum kondisi mereka baik, dan kebutuhan sehari-hari masih terpenuhi,” lanjut pernyataan Kemlu itu.

Koordinasi dengan mahasiswa, khususnya di Kota Wuhan, mempermudah perwakilan Indonesia untuk menyalurkan bantuan keperluan sehari-hari “Seperti makanan pokok, alat kesehatan, dan alat kebersihan. KBRI Beijing juga segera mengirimkan obat-obatan dan alat kesehatan ke kota Wuhan dan sekitarnya," katanya.  

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah menyerahkan 10 ribu masker N-95 untuk membatu mencegah penyebaran ancaman wabah virus korona di Wuhan. 

13 Negara Lain

Sama dengan Indonesia, Pemerintah Malaysia juga bekerja sama dengan pemerintah China untuk mengevakuasi 78 warganya yang saat ini terjebak di kota Wuhan, China, yang diisolasi karena wabah virus corona.

Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan hal ini setelah diputuskan dalam rapat Kabinet Rabu kemarin.

"Warga Malaysia yang kembali ke negara ini akan lebih dulu dikarantina selama 14 hari sebelum mereka diizinkan pulang ke rumah, untuk memastikan mereka tidak terkena novel coronavirus," kata Mahathir pada wartawan usai memimpin rapat Kabinet seperti dilansir media Malaysia, The Star, Rabu (29/1/2020).
Jepang pada Selasa (28/1/2020) malam,  mencarter penerbangan ke Wuhan. Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi mengatakan bahwa penerbangan ini dapat membawa sekitar 200 penumpang.  

Motegi mengatakan bahwa Tokyo tengah mengatur penerbangan ekstra ke Wuhan pada hari Rabu (29/1/2020).  Mereka yang mengalami gejala seperti demam akan dibawa ke rumah sakit saat mendarat di Bandara Haneda, Tokyo. 

Deputi Menteri Luar Negeri Kazakhstan Skhukrat Nuryshev, mengatakan, Kazakhstan telah meminta Beijing untuk mengizinkan 98 pelajar dari negaranya  meninggalkan Kota Wuhan. 

Jerman juga berencana untuk melakukan evakuasi dari warga negaranya yang berada di wilayah Wuhan. Adapun jumlahnya mencapai 90 orang. Begitu pula Maroko berencana melakukan evakuasi 100 penduduknya dari Kota Wuhan. Kebanyakan dari warga negara Maroko di Wuhan merupakan pelajar.

Prancis juga berharap dapat memulangkan penduduknya yang tinggal di wilayah Wuhan. Adapun penduduknya yang tinggal di sana mencapai 800 orang. 
Spanyol tengah bekerja sama dengan China dan Uni Eropa untuk memulangkan warga negaranya yang berada di daerah Wuhan. 

Amerika Serikat juga mengevakuasi staf dari konsulatnya di Wuhan untuk kembali ke negaranya. Pesawat evakuasi meninggalkan Wuhan pada Rabu (29/1/2020) pagi dengan membawa 240 penumpang berkewarnegaraan AS. 

Inggris, menurut Juru Bicara Perdana Menteri Boris Johnson, juga tengah mendiskusikan dengan mitra internasional untuk menemukan solusi dan membantu warga negara Inggris serta warga asing lain untuk meninggalkan Wuhan. 

Kanada memiliki sekitar 167 warga negara di wilayah Wuhan. Sementara itu, ada delapan orang yang telah meminta bantuan konsuler.  Menteri tidak membantah adanya kemungkinan evakuasi. 

Kedutaan Besar Rusia di China juga telah melakukan diskusi dengan China tentang evakuasi warga negaranya dari Wuhan dan Provinsi Hubei. 

Juga Belanda. Menurut laporan dari Kantor Berita ANP, Pemerintah Belanda tengah mempertimbangkan untuk mengevakuasi 20 warganya dari Wuhan. Lalu Myanmar mengatakan bahwa mereka telah membatalkan rencana evakuasi 60 siswa dari Mandalay yang tengah belajar di Wuhan. Juru bicara pemerintah Kota Mandalay, Kyaw Yin, mengatakan bahwa keputusan terakhir adalah warga negaranya di Wuhan akan dipulangkan setelah periode inkubasi berakhir, yaitu maksimal 14 hari. 

Virus Iblis

Sementara itu, jumlah korban tewas akibat virus corona baru di China melonjak jadi 132 orang hingga Rabu (29/1/2020). Pasien yang positif terinfeksi pun bertambah menjadi lebih dari 6.000 orang, yang artinya ada 840 kasus baru dibandingkan Selasa (28/1/2020).

Seperti dilansir Associated Press, dengan angka ini maka jumlah total kasus virus corona yang dikonfirmasi di China telah melampaui wabah sindrom pernapasan akut SARS pada 2003 lalu. SARS menginfeksi 5.327 orang di China daratan dan 8.000 orang di seluruh dunia.

Komisi Kesehatan Nasional China mengungkap, selain angka tersebut, pihaknya memantau 9.000 kasus terduga virus corona. Otoritas kesehatan Provinsi Hubei menyatakan, 25 korban meninggal berasal dari wilayahnya. Para korban meninggal pada Selasa malam.

Hingga saat ini, belum ada kasus kematian di luar China, meskipun korban virus corona telah tersebar ke sedikitnya 16 negara. Presiden China Xi Jinping saat bertemu Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Beijing kemarin menyebut korona sebagai virus iblis.

“Virus itu iblis dan kami tidak akan membiarkan iblis bersembunyi. China akan memperkuat kerja sama internasional dan menerima partisipasi WHO dalam pencegahan virus. China yakin akan memenangkan pertempuran melawan virus,” kata Xi, seperti disiarkan stasiun televisi pemerintah CCTV. (okz/nas)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update