Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Medina Zein Kena Bipolar, Apa Gejala dan Bagaimana Mengatasinya?

Friday, January 3, 2020 | 16:24 WIB Last Updated 2020-01-03T09:24:42Z




SURABAYA (DutaJatim.com) - Penyakit bipolar kembali mengemuka setelah pengusaha dan selebgram Medina Zein ditangkap polisi karena dugaan kasus narkoba. Setelah sempat ditahan, Medina Zein akhirnya direhab mengingat dia bukan pecandu barang haram itu. Medina mengkonsumsi obat untuk mengatasi penyakit Bipolar-nya tapi obat pemberian dokter itu diduga mengandung amfetamin yang masuk jenis narkoba.

Lalu apa pengertian Bipolar? Apa pula gejalanya dan bagaimana mengatasinya? Berikut ulasan yang dikutip dari halodoc.com.

Bipolar merupakan gangguan mental. Penyakit ini ditandai adanya perubahan emosi drastis. Penderita bipolar dapat merasakan gejala mania (sangat senang) dan juga depresif (sangat terpuruk).
Dari sangat bahagia menjadi sangat sedih. Dari percaya diri menjadi pesimistis. Dari bersemangat menjadi malas beraktivitas. Setiap fase emosi dapat berlangsung dalam hitungan minggu atau bulan. Bukan hanya pada orang dewasa, gangguan bipolar juga bisa terjadi pada anak-anak.

Jadi bipolar adalah kondisi seseorang yang mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis, misalnya tiba-tiba menjadi sangat bahagia dari yang sebelumnya murung. Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif.

Faktor Risiko Gangguan Bipolar

Terdapat berapa faktor yang diduga meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar, yakni:

- Mengalami stres berat.
- Kejadian traumatik.
- Kecanduan akan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang.
- Memiliki riwayat keluarga dekat (saudara kandung atau orangtua) yang mengidap gangguan bipolar.

Gejala Gangguan Bipolar

Terdapat dua fase dalam gangguan bipolar, yaitu fase mania (naik) dan depresi (turun). Pada periode mania, pengidapnya jadi terlihat sangat bersemangat, enerjik, dan bicara cepat. Sedangkan pada periode depresi, pengidapnya akan terlihat sedih, lesu, dan hilang minat terhadap aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan perputaran episode suasana hati, ada sebagian pengidap gangguan bipolar yang mengalami keadaan normal di antara mania dan depresi. 

Ada juga yang mengalami perputaran cepat dari mania ke depresi atau sebaliknya tanpa adanya periode normal (rapid cycling). Selain itu, ada juga pengidap yang mengalami mania dan depresi secara bersamaan. 

Contohnya, ketika pengidap merasa sangat berenerjik, tetapi di saat bersamaan juga merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala ini dinamakan dengan periode campuran (mixed state).

Diagnosis Gangguan Bipolar

Diagnosis lebih lanjut mengenai kondisi ini sangat dibutuhkan, sebab gejala gangguan bipolar mirip dengan kondisi lain, seperti penyakit tiroid, serta dampak dari kecanduan alkohol atau penyalahgunaan NAPZA. Pemeriksaan yang dilakukan bisa dengan metode wawancara ke keluarga atau kerabat pengidap gangguan bipolar. Wawancara ini terkait gejala, seperti sejak kapan dan seberapa sering gejala muncul.

Pengidapnya juga kemudian akan dirujuk ke psikiater atau dokter spesialis kesehatan jiwa. Psikiater akan melakukan beberapa pengamatan terkait pola bicara, berpikir, dan bersikap. Pskikiater juga mungkin akan menanyakan riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit, hingga pola tidur. Pengidapnya juga mungkin akan diberikan kuesioner yang dapat diisi. Saat hasil pemeriksaan dirasa cukup, psikiater kemudian akan mengklasifikasikan kondisi seseorang berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Penyebab Gangguan Bipolar

Beberapa ahli berpendapat bahwa kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmitter atau zat pengontrol fungsi otak. Tidak hanya itu, ada juga yang berpendapat bahwa gangguan bipolar berkaitan dengan faktor keturunan.

Beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan bipolar adalah mengalami stres tingkat tinggi, pengalaman traumatik, kecanduan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang, dan memiliki riwayat keluarga dekat (saudara kandung atau orangtua) yang mengidap gangguan bipolar.


Pengobatan Gangguan Bipolar

Tujuan pengobatan gangguan bipolar adalah untuk menurunkan frekuensi terjadinya fase-fase mania dan depresi agar pengidapnya dapat hidup secara normal dan membaur dengan lingkungan. Selain memperbaiki pola hidup, penanganan biasanya mencakup pemberian obat- obatan yang dikombinasikan dengan terapi psikologis (contohnya terapi perilaku kognitif).

Pencegahan Gangguan Bipolar

Langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi efek dari bipolar, yaitu dengan memberikan terapi sesuai dengan anjuran dokter.

Kapan Harus ke Dokter?

Kamu harus berbicara dengan dokter jika gangguan bipolar menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

Memunculkan gejala periode mood yang terjadi dalam jangka panjang.

Memiliki pemikiran untuk bunuh diri.

Merasa agresif dan konfrontasional.

Kesulitan tidur dalam beberapa hari.

Tidak ada salahnya untuk menghubungi dokter jika kamu merasakan gejala-gejala seperti di atas. Penanganan yang tepat nyatanya dapat mengurangi akibat yang ditimbulkan dari kondisi ini.


Artis Bipolar

Sejumlah artis Hollywood mengidap mental illness atau penyakit mental. Mulai dari Mariah Carey, Lady Gaga, hingga Demi Lovato pernah mengaku memiliki penyakit tersebut.

Ada beberapa artis Indonesia yang juga menderita bipolar. Beberapa di antaranya cukup parah. Seperti dikutip dari kumparan.com, setidaknya keluarga Atiek CB dan Marshanda menderita penyakit ini.

1. Atiek CB dan Anaknya

Penyanyi lawas ini lama tinggal di Amerika Serikat. Atiek CB juga menggelar konser di Jakarta setelah lama tinggal di Amerika Serikat bersama keluarganya. Penyanyi ternama era '90-an itu dahulu terkenal berkat kacamata hitam dan lagu 'Terserah Boy' yang merupakan soundtrack film 'Catatan Si Boy' yang dibintangi Ongky Alexander.

Tidak banyak yang tahu, Atiek ternyata memiliki turunan penyakit mental dari sang nenek yang menderita skizofrenia. Skizofrenia sendiri merupakan penyakit mental yang menyebabkan penderitanya kerap berhalusinasi, delusi, dan sulit berkonsentrasi.

Atiek mengakui bahwa dirinya memiliki mood swing yang luar biasa parah, dan hal tersebut membuatnya tidak memiliki banyak teman. Mental illness Atiek juga diwarisi pada anak pertamanya yang mengidap bipolar disorder tipe satu.

"Saya punya mood yang very crazy up and down-nya, dan itu turunan dari nenek saya dari bapak saya, ada schizophrenia. Dua anak saya, yang satu bipolar, yang kedua borderline personality disosder. Makanya, saya lebih senang menyendiri, makanya saya enggak punya teman. Kadang happy, kadang sedih, tapi banyakan sedihnya. Tapi, setelah saya senang nyanyi, jadi medium saya kalau lagi sedih. Itu membantu saya dalam kegelapan," kata Atiek saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

2. Marshanda

Layaknya anak pertama dari Atiek CB, artis Marshanda juga menderita bipolar. Namun, penyakit Marshanda tergolong tidak terlalu parah karena ia baru menderita bipolar disorder tipe dua.
Marshanda didiagnosis mengidap bipolar pada 2009. Untuk mengingatkan Marshanda, ibundanya kerap mengirimkannya email yang berisikan informasi akan penyakit yang dideritanya itu.

“Setiap ada email, aku hapus. Aku enggak pengin tahu, aku cuekin,” katanya saat dijumpai di acara 'Living Inside Bipolar Mind' yang digelar mahasiswa psikologi Universitas Atma di Jakarta.
Bipolar membuat Marshanda menjadi hiperaktif dan energinya pun berlebihan. Namun, untuk bipolar disorder tipe dua, depresi yang diderita tidak terlalu parah.

Karena penyakitnya itu, Marshanda pun harus meminum obat-obatan tertentu yang diberikan oleh dokter. Obat itu bertujuan untuk mencegah Marshanda merasa depresi dengam cara meningkatkan serotonin (hormon yang mencegah depresi) dalam otak. (hlc/kmp)

No comments:

Post a Comment

×
Berita Terbaru Update